Hari Minggu kemarin, 15 Januari 2023, telah terjadi kecelakaan udara yang disebut paling mematikan dalam 30 tahun di Nepal. Kecelakaan fatal tersebut menimpa pesawat turboprop ATR 72-500 milik Yeti Airlines, yang jatuh di dekat kota Pokhara di Nepal tengah. Total 72 orang tewas, terdiri dari 68 penumpang dan empat awak, di antara korban terdapat tiga anak-anak dan tiga bayi.
Dikutip dari CNN.com yang melansir kabar dari Otoritas Penerbangan Sipil Nepal melaporkan upaya pencarian korban sempat ditunda karena kendala cuaca.
Menurut data dari Aviation Safety Network, insiden hari Minggu adalah kecelakaan paling mematikan ketiga dalam sejarah negara Himalaya itu. Satu-satunya insiden di mana lebih banyak orang tewas terjadi pada bulan Juli dan September 1992. Kecelakaan tersebut melibatkan pesawat yang dijalankan oleh maskapai penerbangan Thai Airways dan Pakistan International dan masing-masing menyebabkan 113 dan 167 orang tewas.
ATR 72-500 Yeti Airlines terbang dari ibu kota Kathmandu ke Pokhara, kota terpadat kedua di Nepal, dan pintu gerbang ke Himalaya. Pokahara terletak sekitar 129 kilometer (80 mil) di sebelah barat Kathmandu.
Pesawat terakhir melakukan kontak dengan Bandara Pokhara sekitar pukul 10.50 waktu setempat, sekitar 18 menit setelah lepas landas. Pesawat kemudian turun di Ngarai Sungai Seti di dekatnya. Responden pertama dari Angkatan Darat Nepal dan berbagai departemen kepolisian telah dikerahkan ke lokasi kecelakaan dan sedang melakukan operasi penyelamatan, kata otoritas penerbangan sipil dalam sebuah pernyataan.
Sebuah klip video di media sosial pada hari Minggu muncul untuk menunjukkan saat-saat sebelum pesawat jatuh. Film yang tampaknya diambil dari atap sebuah rumah di Pokhara, menunjukkan pesawat terbang rendah di atas daerah berpenduduk dan berguling ke samping sebelum pesawat tidak lagi terlihat di klip. Ledakan keras terdengar di akhir video.
Komite beranggotakan lima orang juga telah dibentuk untuk menyelidiki penyebab kecelakaan itu. Pemerintah mengumumkan hari Senin sebagai hari libur nasional untuk berkabung bagi para korban, kata juru bicara Perdana Menteri Nepal.