Tuesday, October 21, 2025
HomeDaratBerdiri Sejak Lebih dari 150 Tahun, Inilah Fakta Menarik Lainnya dari Stasiun...

Berdiri Sejak Lebih dari 150 Tahun, Inilah Fakta Menarik Lainnya dari Stasiun Tuntang

Berwisata sejarah tak luput dari edukasi dan wawasan yang bisa dikenang hingga saat ini. Terlebih jika bangunan peninggalan sejak era kolonial Belanda masih dapat kita rasakan sebagai saksi bisu hingga ratusan lamanya. Bangunan-bangunan peninggalan Belanda termasuk stasiun kereta api yang menjadi tujuan utama wisata sejarah pun tak luput dari wisatawan yang ingin mengunjunginya. Salah satunya wisata bersejarah ke Stasiun Tuntang.

Tahukah kalian Stasiun Tuntang yang saat ini berusia lebih dari 150 tahun, ternyata menyimpan fakta-fakta menarik dibalik kokohnya bangunan tersebut hingga kini? Ya, jalur kereta api wisata dari Stasiun Ambarawa menuju Stasiun Tuntang ini memiliki sejuta pesona pemandangan yang luar biasa. Apalagi jika masyarakat masih bisa merasakan naik kereta api yang berusia lebih dari satu abad tersebut, luar biasa menyenangkan bukan?

Stasiun Tuntang di Semarang, Jawa Tengah. (Foto: Dok. Instagram @stasiuntuntang_official)

Nah, Stasiun kelas III yang terletak pada ketinggian ±464 m ini, masuk dalam Daerah Operasi (DAOP) IV Semarang. Dan Kini, stasiun tuntang berada dalam kawasan Museum Ambarawa. Yuk, kita bahas fakta menarik dari Stasiun Tuntang.

• Stasiun ini memiliki sejarah panjang yang mencapai usia 154 tahun (pada tahun 2025 ini). Dibangun pada tahun 1871 oleh Netherlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), sebuah perusahaan kereta api swasta Belanda, stasiun ini resmi beroperasi pada 21 Mei 1873. Meski kecil, Stasiun Tuntang memiliki peran penting dalam angkutan produk perkebunan seperti karet, gula, cokelat, dan kopi yang dikirimkan menuju Ambarawa lewat Stasiun Tuntang.

• Gaya arsitektur tersebut dikenal sebagai Chalet NIS, sebuah desain yang diperkenalkan oleh NIS dan digunakan untuk stasiun-stasiun yang dibangun pada awal abad ke-20. Arsitektur Stasiun Tuntang mirip dengan Stasiun Bringin yang juga berada di jalur Kedungjati – Ambarawa.

• Pada 1 Juni 1970, Stasiun Tuntang mengalami masa ditutup sementara bersamaan dengan penutupan jalur Yogyakarta-Kedungjati. Meskipun bersejarah, stasiun ini kalah bersaing dengan moda transportasi lain dan kendaraan pribadi. Saat tidak beroperasi, Stasiun Tuntang diubah menjadi museum. Pada tahun 2002, jalur Ambarawa-Tuntang dibuka kembali setelah mengalami renovasi, dan stasiun ini dilalui oleh kereta uap wisata atau kereta diesel vintage.

• Rencananya, Stasiun Tuntang akan difungsikan sebagai museum lokomotif diesel. Informasi ini dapat ditemukan melalui akun Instagram resmi @kai121_. Hal ini dilakukan karena sebagian besar lokomotif diesel elektrik yang diproduksi sebelum tahun 1970-an dan seluruh lokomotif diesel hidraulik di Jawa sudah hampir mencapai masa pensiun.

Saat ini, KAI sebagai pengelola menjadikan Stasiun Tuntang sebagai lokasi untuk kereta wisata Ambarawa. Di sini, pengunjung bisa merasakan sensasi naik kereta lokomotif diesel vintage yang membawa penumpang ke masa lalu.

KAI dan Kedutaan Besar Perancis Canangkan Peresmian Plakat Arthur Rimbaud di Stasiun Tuntang, Siapakah Ia?

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru