Saturday, May 3, 2025
HomeHot NewsDi Tengah Ancaman 2,2 Juta Korban Akibat Corona, Boeing Perpanjang Penutupan Pabrik...

Di Tengah Ancaman 2,2 Juta Korban Akibat Corona, Boeing Perpanjang Penutupan Pabrik di Washington

Boeing memutuskan untuk memperpanjang penutupan pabrik di Washington, Amerika Serikat (AS) akibat virus corona yang masih juga belum mampu dibendung pemerintahan Donald Trump. Penutupan pabrik tersebut meliputi fasilitas Boeing di Puget Sound dan Moses Lake serta tentu saja pabrik perakitan pesawat komersial andalan Boeing di Everett dan Renton.

Baca juga: Demi Kembali Terbang, Perbaikan Boeing 737 MAX Terus Dikebut di Tengah Corona

“Tindakan ini diambil mengingat fokus perusahaan yang terus berlanjut pada kesehatan dan keselamatan karyawan, situasi terkini terkait penyebaran COVID-19 di negara bagian Washington, stok rantai pasokan, dan rekomendasi tambahan dari otoritas kesehatan pemerintah,” kata para pejabat Boeing, dalam sebuah salinan statement yang tengah dipersiapkan, sebagaimana dikutip dari laman komonews.com.

Berbeda dengan keputusan sebelumnya pada 25 Maret lalu, dimana saat itu Boeing mengumumkan akan menutup pabrik di Washington selama 14 hari ke depan atau hingga Rabu, (8/4) mendatang, kali ini Boeing menegaskan bahwa penutupan pabrik tersebut dilakukan tanpa batas waktu. Semuanya akan bergantung pada bagaimana kondisi pandemi Covid-19 di sana.

Pasalnya ancaman virus Cina tersebut di AS diklaim akan mencapai titik puncak pada bulan ini. Presiden Donald Trump sendiri sudah mengingatkan akan ancaman besar virus corona selama 30 hari ke depan. Hal itu didasari data dan pemodelan tersebut yang adanya menunjukkan lompatan besar dalam kematian menjadi 100.000 hingga 200.000 orang dari virus corona dalam dua minggu mendatang. Dari data pemodelan itu, jika tak ada langkah mitigasi apapun, Trump mengatakan 2,2 juta orang bisa mati karenanya.

Beruntung, sekalipun karyawan sementara waktu bekerja dari rumah, Boeing menegaskan bahwa mereka tetap mendapatkan gaji penuh. Termasuk para karyawan pabrik yang benar-benar tak bisa berbuat banyak untuk perusahaan ketika diputuskan bekerja dari rumah. Berbeda dengan karyawan Boeing lainnya di beberapa divisi yang memang tetap bekerja seperti biasa, meskipun dari rumah, dengan segudang tugas.

Namun, bagi karyawan lainnya yang sedang terlibat dalam proyek penting Boeing, semisal 737 MAX, mereka tetap bekerja seperti biasa dengan sejumlah kontrol ketat di bawah aturan protokol kesehatan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC). Hal itu dilakukan agar tak ada lagi karyawan yang menjadi korban keganasan virus corona.

Setidaknya satu karyawan Boeing di pabrik Everett dilaporkan telah meninggal karena Covid-19. Boeing mengatakan, pada Jumat lalu, sudah ada sekitar 133 kasus positif corona di semua pabrik Boeing. Angka tersebut sedikit mengalami lonjakan dari sebelumnya berjumlah 118 kasus. Celakanya, dari jumlah tersebut, 95 di antaranya terjadi di pabrik Boeing di Washington.

“Kesehatan dan keselamatan karyawan kami, keluarga mereka, dan masyarakat adalah prioritas bersama. Kami memanfaatkan momen ini untuk terus mendengarkan tim kami yang luar biasa dan mengikuti arahan pemerintah, penyebaran virus corona di masyarakat, dan keandalan pemasok kami untuk memastikan kami siap untuk kembali dengan aman dan tertib seperti sediakala,” kata Presiden dan CEO Boeing Commercial Airplanes, Stan Deal.

Baca juga: Akibat Corona, Boeing dan Airbus Bahas Merger untuk Selamatkan Bisnis

Wabah virus corona memang telah meluluhlantahkan industri penerbangan, tak terkecuali Boeing. Produsen pesawat terbesar di dunia tersebut pada Kamis lalu dilaporkan telah memulai tawaran rencana PHK sukarela untuk karyawan, meskipun ditawari gaji dan tunjangan yang cukup besar. CEO Boeing, Dave Calhoun sendiri mengungkapkan bahwa PHK tersebut adalah sebuah keniscayaan akibat permintaan yang menurun.

“Ketika wabah corona muncul, pangsa pasar komersial serta jenis produk dan layanan yang diinginkan dan dibutuhkan pelanggan kami kemungkinan akan berbeda. Kita perlu menyeimbangkan penawaran dan permintaan sesuai dengan kebutuhan industri melalui proses pemulihan untuk tahun-tahun mendatang,” katanya.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru