Pada hari ini, 39 tahun lalu, bertepatan dengan 6 September 1983, Uni Soviet akhirnya mengaku telah menembak jatuh pesawat Boeing 747-200 Korean Air dengan nomor penerbangan 007 (KAL flight 007) pada tanggal 1 September 1983. Pengakuan ini terjadi setelah Amerika Serikat (AS) mempublikasikan rekaman komunikasi radio Uni Soviet yang disadap.
Baca juga: Perang Dunia 3 Nyaris Pecah! Begini Kesaksian Pilot Jet Tempur Uni Soviet Pada Tragedi KAL 007
Meski mengaku telah menembak jatuh Boeing 747 KAL-007, seperti dikutip dari Britannica, Uni Soviet tetap menuding bahwa itu adalah pesawat mata-mata AS berselubung pesawat komersial. Sekalipun klaim tersebut sulit dibuktikan, namun, banyak elite militer Uni Soviet beranggapan bahwa insiden itu dipandang sebagai “provokasi politik yang diorganisir dengan hati-hati oleh dinas khusus AS.”
Setelah insiden jatuhnya KAL-007, AS, di bawah pimpinan Presiden Ronald Reagan, gencar menyebar propaganda buruk terhadap Uni Soviet. Ini pada akhirnya membangkitkan sentimen anti-Soviet di seluruh dunia. Terlebih Uni Soviet sebelumnya juga pernah menembak jatuh pesawat sipil lainnya yang menariknya juga milik Korean Airlines pada tahun 1978.
Insiden pesawat sipil KAL-007 ditembak jatuh Uni Soviet bermula pada Rabu, 31 Agustus 1983. Saat itu, penerbangan KAL-007 rute New York-Seoul singgah di Bandara Anchorage, Alaska, untuk mengisi bahan bakar. Pukul 04.00, pesawat kembali melanjutkan perjalanan.
Dalam perjalanan, seharusnya rute yang ditempuh (intended path) KAL 007 melewati ruang udara internasional di atas samudera pasifik dan melintasi Jepang sebelum masuk ke Korea Selatan. Namun, entah apa yang merasuki pilot, nyatanya (actual path) pesawat KAL 007 melenceng jauh 322 km ke arah Barat dan masuk ke Semenanjung Kamchatka, berlanjut ke Laut Okhotsk, sebelum tiba di atas langit Pulau Sakhalin, seperti pada gambar di bawah ini.
Sejengkal setelah masuk ke langit Semenanjung Kamchatka, Uni Soviet, radar menangkap pergerakan pesawat dan otoritas langsung mengirim jet tempur Sukhoi Su-15 dari pangkalan angkatan laut Soviet di Petropavlovsk di Semenanjung Kamchatka.
Ketika (jet tempur) hendak menyusul, anehnya, Korean Airlines flight 007 sempat balik ke ruang udara internasional. Belum sempat kembali ke pangkalan, KAL 007 terdeteksi kembali masuk ke wilayah Soviet dan seketika Sukhoi Su-15 mengambil posisi membuntuti pesawat.
Saat itu, seperti dikutip dari britannica.com, pilot jet tempur mengaku berhasil mengidentifikasi objek sebagai pesawat sipil -bukan pesawat mata-mata- melalui lampu navigasi dan strobe yang berkedip. Di CNN, Kolonel Gennadi Osipovich, salah satu pilot jet tempur yang membuntuti, juga mengaku melihat jelas bahwa pesawat tersebut adalah pesawat sipil.
Selanjutnya, KAL 007 melakukan kontak dengan ATC Jepang dan diizinkan untuk menambah ketinggian. Sebelum menambah ketinggian, pesawat sempat melambat. Di sinilah drama mulai terjadi. Dua -sumber lain mengatakan tiga- jet tempur Soviet menganggap pesawat mengelak dan melaporkan hal itu ke pangkalan militer.
Kecurigaan Soviet semakin menjadi karena KAL KE007 masuk wilayah Soviet tak lama setelah pesawat pengintai RC-135 AS melakukan hal serupa. Terlebih, wilayah yang disusupi tersebut zona militer strategis terbatas Uni Soviet.
Pesawat KAL-007 akhirnya ditembak jatuh meski jelas diidentifikasi sebagai pesawat sipil. Itu dilakukan karena pesawat diyakini sebagai pesawat mata-mata yang beroperasi secara khusus di bawah komando intelijen AS.