Pada hari ini, 52 tahun yang lalu, bertepatan dengan 31 Maret 1970, pesawat Boeing 727 Japan Airlines dengan nomor penerbangan 351 dibajak sembilan anggota kelompok kiri radikal atau Tentara Merah Jepang. Pembajakan ini berakhir damai setelah wakil menteri transportasi Jepang Yamamura Shinjiro menawarkan diri sebagai pengganti 122 penumpang dan tujuh kru yang disandera.
Baca juga: Pembajakan Pesawat Terlama, 39 Hari Kelam Penumpang El Al Flight 426
Dilansir nknews.org, pesawat Boeing 727 Japan Airlines flight 351 yang disebut Yodo atau Yodo-go itu diketahui lepas landas dari Bandara Haneda Tokyo pada pukul 07.33 menuju Fukuoka, selatan Jepang.
20 menit usai lepas landas, pemimpin operasi pembajakan tersebut, Takamaro Tamiya, yang menggantikan dalang pembajakan pesawat tersebut, Shiomi Takaya (karena dipenjara beberapa hari sebelum operasi akibat rencana penculikan PM Jepang), berdiri dan meminta delapan rekannya untuk mengeluarkan samurai, pistol, dan bom yang semuanya belakangan diketahui palsu. Sejurus kemudian, pesawat dinyatakan dibajak.
Ketika itu, pesawat memang belum memiliki sistem keamanan yang cukup untuk mencegah pembajakan pesawat. Pembajakan pesawat baru benar-benar dicegah setelah peristiwa 9/11 atau 11 September 2001.
Setelah dibajak, pesawat diminta oleh kelompok ‘Yodo Nine’ sebutan lain dari sembilan pembajak dari Tentara Merah Jepang, untuk diterbangkan ke Kuba, yang dikenal sebagai CheGuevaraLand, salah satu tokoh revolusi Kuba yang berhaluan kiri.
Namun, diplomat Kuba menolak rencana tersebut karena berpotensi merusak hubungan mereka dengan Jepang yang merupakan mitra dagang terbesar.
Kelompok Yodo Nine kemudian mengarahkan pesawat ke Bandara Pyongyang, Korea Utara, dan didukung penuh oleh pemimpin negara tersebut, Kim Il Sung.
Baca juga: Kenapa Pintu Kokpit Harus dalam Keadaan Terkunci dan Anti Peluru? Berikut Ulasannya
Rencana ini segera diketahui Jepang dan berkoordinasi dengan Korea Selatan karena harus melewati ATC negara mereka karena pesawat harus transit terlebih dahulu di Fukuoka untuk mengisi bahan bakar. Di Fukuoka, 23 orang, terdiri dari lansia, wanita, dan anak-anak, diizinkan turun.
Lobi-lobi pun dilakukan sambil pesawat melanjutkan penerbangan ke Pyongyang. Namun, itu mengalami kebuntuan. Jepang dan Korea Selatan pun sepakat untuk membuat tipu muslihat dengan menyulap Bandara Gimpo di Seoul seolah menjadi Bandara Pyongyang. Dalam sekejap, bandara tersebut benar-benar mirip dengan Bandara Pyongyang.
Bendera Korea Utara dimana-mana, tentara memakai seragam militer Korea Utara, sampai pesawat-pesawat asing dipindah ke tempat lain.
Sayangnya, satu hal terlewat. Tidak ada foto Kim Il Sung. Di Negeri Komunis seperti Korea Utara, foto pemimpin mereka, yang ketika itu dijabat oleh Kim Il Sung selaku Presiden Korea Utara pertama, ada dimana-mana, termasuk di bandara.
Pembajak Yodo Nine pun curiga dan menanyakan hal tersebut ke salah satu penumpang. Di tengah todongan senjata, ia pun mengakui bahwa pesawat berada di Bandara Gimpo, Seoul. Tipu muslihat gagal total.
Kebuntuan kembali terjadi. Usai lobi-lobi panjang, Yodo Nine akhirnya setuju untuk menukar para penumpang yang disandera dengan wakil menteri transportasi Jepang Yamamura Shinjiro.
Baca juga: Bagaimana Cara Kerja Pintu Kokpit Cegah Pembajakan? Berikut Ulasannya
Pesawat pun melanjutkan perjalanan ke Pyongyang. Selama di pesawat, Shinjiro bersaksi bahwa para pembajak yang usianya berkisar antara 17 sampai 27 tahun itu sangat sopan dan ramah.
Insiden Yodo-go atau Yodo berakhir pada tanggal 3 April setelah pesawat Boeing 727 Japan Airlines flight 351 itu mendarat di Pyongyang pada pukul 19:21 waktu setempat dan disambut bak pahlawan revolusioner oleh Kim Il Sung. Tak lama kemudian, pesawat kembali ke Jepang dengan selamat. Shinjiro juga dibebaskan setelah beberapa tahun disandera.