Kereta Api (KA) di Indonesia khususnya di jalur Pulau Jawa sudah mencapai kecepatan maksimum hingga 120 km/jam. Beberapa lokasi yang dianggap memenuhi syarat untuk kecepatan membuat perjalanan KA kini semakin cepat dan tepat pada waktunya.
Seperti halnya di wilayah Daerah Operasi (Daop) 3 Cirebon mulai dari Stasiun Cirebon sampai dengan Stasiun Jatibarang, dan Stasiun Telagasari hingga Stasiun Tanjungrasa. Namun, tahukah kalian, dengan kecepatan kereta yang saat ini sudah maksimal perlu pengereman yang baik juga?
Ya, perjalanan KA juga perlu dalam hal pengereman yang baik dilihat dari alat yang digunakan kereta itu sendiri. Salah satunya ada kampas rem. Kampas rem yang berada di setiap roda kereta mampu mengerem dengan baik saat kereta api berkecepatan tinggi. Namun jika pengereman tidak baik tentu adanya kerusakan pada kampas rem tersebut, sehingga roda mengeluarkan asap bahkan bisa saja terjadi kebakaran.

Akibat kerusakan saat pengereman, tentu menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu, jika adanya kerusakan pasti sangat berbahaya karena dapat mengurangi efektivitas pengereman dan membahayakan keselamatan perjalanan.
Menurut penjelasan dari berbagai sumber, terbakarnya kampas rem umumnya disebabkan oleh panas berlebihan (overheating) yang melampaui batas toleransi material komposit. Panas ini berasal dari gesekan intens antara kampas rem dan permukaan roda (atau cakram rem).
Pengereman yang berlebihan atau bahkan secara terus menerus kempas rem cepat menipis dan bisa terjadi gangguan diperjalanan. Misalnya, saat kereta menuruni medan yang curam dan masinis harus terus-menerus mengoperasikan rem untuk mengontrol kecepatan.
Kemudian jika dalam keadaan darurat. Pengereman secara darurat atau pengereman yang sangat keras dalam waktu singkat menghasilkan panas yang sangat tinggi secara tiba-tiba. Tentu adanya gesekan yang terus-menerus ini pasti menyebabkan panas menumpuk, Sehingga mengeluarkan bau gosong, asap, bahkan api
Selain pengereman mendadak dan berulang, kereta yang membawa beban sangat berat tentu memerlukan gaya pengereman yang lebih besar. Alhasil durasi pengereman yang lebih lama untuk berhenti, meningkatkan produksi panas. Terlebih saat melewati medan yang curam melawati jalur KA saat menurun.
Dari semua hal yang pernah terjadi, tentu hal yang terlihat oleh tim dari pengecekan roda di balai yasa maupun depo kereta adalah kampas rem. Kampas rem yang sudah sangat tipis atau aus akan memiliki material gesek yang terbatas. Ini menyebabkan backing plate (pelat dasar logam) kampas rem bergesekan langsung dengan roda/cakram, menghasilkan panas berlebihan, suara melengking/berdecit, dan bau gosong. Material sisa kampas juga akan lebih rentan terbakar.
Pemasangan kampas rem pada roda kereta pun harus teliti dan sangat diperhatikan. Jika pemasangan kampas rem tidak sejajar, atau tidak benar dapat menyebabkan tekanan gesek tidak merata pada permukaan kampas. Area yang mengalami tekanan lebih tinggi akan cepat panas dan berpotensi terbakar.
Ada Bau Tak Sedap di Kereta Api Saat Pengereman? Ini Penjelasannya
Selain itu bahan material dari kampas rem sendiri harus berkualitas sangat baik. Informasi dari berbagai sumber menjelaskan bahwa kampas rem dengan formulasi material yang tidak tepat, distribusi filler atau serat yang tidak homogen, atau proses manufaktur yang cacat akan memiliki kekuatan mekanis yang rendah dan rentan terhadap retak bahkan di bawah kondisi operasional normal. Misalnya, rasio penguat serat yang kurang tepat atau ikatan matriks yang lemah.
Untuk mencegah hal tersebut terjadi, jika kampas rem kereta mengalami terbakar dan retak, tentu harus dilakukan perawatan rutin, pemeriksaan berkala, penggunaan material berkualitas tinggi yang sesuai standar, dan teknik pengereman yang tepat. Setiap tanda-tanda keausan berlebihan, bau terbakar, atau indikasi masalah pengereman harus segera ditindaklanjuti oleh teknisi yang kompeten. Dan perjalanan kereta pastinya aman dan nyaman.
Cegah Roda Tak Cepat Aus, Kereta LRT Jabodebek “Lelet” di 5 Petak Ini



