Amerika Serikat (AS) melalui Tim Kontrol Tempur Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF CCT/Combat Control Team) mengambil alih operasi Bandara Kabul sejak Taliban mulai menduduki istana kepresidenan Afghanistan pada 15 Agustus lalu.
Baca juga: Saat Bandara Kabul Chaos, Tim CCT AS Pegang Kendali Penuh untuk Layani Penerbangan Darurat
Di antara berbagai tugas yang diembannya, mengatur lalu lintas penerbangan lewat menara ATC adalah salah satu yang krusial.
Di Bandara Kabul sendiri, kondisi menara ATC (Air Traffic Control) masih sempurna karena memang tak ada serangan apapun dari Taliban atau musuh lainnya ke arah bandara. Tetapi, bila itu terjadi dan menara ATC hancur, bagaimana dengan aktivitas pengaturan lalu lintas udara?
Dikutip dari Indomiliter.com, menara ATC mobile sudah pasti akan dikerahkan saat menara ATC tak lagi bisa mendukung lalu lintas udara.
Di dunia, tentu ada banyak produsen ATC mobile. Tetapi, yang paling masyhur di Indonesia dan dunia adalah MATC 8100 buatan perusahaan yang berbasis di Amsterdam, Belanda, BSS Defence and Security Solutuions.
Sebagaimana namanya, menara ini bisa dipindah-pindahkan ke berbagai tempat yang membutuhkan dukungan darat-ke-udara. Penempatannya pun bisa beragam, tak selalu di pangkalan udara atau bandara, mulai dari jalan raya sampai hutan.
Selain bisa diangkut menggunakan truk, ATC mobile juga bisa diangkut menggunakan beberapa pesawat angkut militer, seperti C-130 Hercules, CH-47 Chinook menggunakan sling cargo atau kargo gantung, dan lain-lain.
Menara ATC mobile biasanya dioperasikan oleh tiga samapi tujuh personel bersertifikat air traffic controller atau paling tidak memiliki kemapuan komunikasi dan navigasi penerbangan, radar, sampai cuaca.
Meski mobile, tetapi, kemampuan menara ATC mobile tak kalah lengkap dengan ATC statis di bandara atau pangkalan udara.
Disebutkan, ATC mobile dilengkapi dengan radio VHF, UHF, V/UHF, HF transceiver, timing system GPS, dan sistem perekaman hingga 100 ribu jam menggunakan piringan cakram atau digital tape. MATC 8100 juga dilengkapi perangkat meteorologi AWOS yang menampilkan data arah angin, kecepatan, tekanan, suhu, kelembaban, dan titik embun.
Mobile ATC ini juga dapat diintegrasikan dengan radar ADS-B, Tactical VHF (30/88 Mhz), Satcom, dan emergency landing lighting beacon system. Yang terakhir disebut sangat berperan dalam membantu pendaratan pesawat dalam kondisi cuaca buruk dan minim visual.
Secara keseluruhan, dimensi unit MATC 8100 punya panjang 10,4 meter, lebar 2,5 meter, tinggi 2,5 meter, dan berat 12,5 ton. Dan yang pasti sudut pandang 360 derajat. Untuk ketinggian menara dapat disesuaikan, maksimal 8,75 meter.
Baca juga: Selain TNI AU, Kemenhub Ternyata Punya ATC Mobile, Siap Digelar di Lokasi Bencana
Di Indonesia sendiri, mobile ATC pernah beberapa kali muncul di publik. Tahun 2015 silam, MATC 8100 TNI AU tampak hadir untuk mendukung demo aerobatik dan flying pass pesawat udara dalam gelaran HUT TNI Ke-70 di Cilegon, Banten.
Di tahun yang sama, mobile ATC juga dihadirkan dalam perayaan yang sama sebagai pemandu flypass jet TNI AU di atas Istana Negara.