Setiap maskapai penerbangan tentu menginginkan pembaruan armada secara berkelanjutan. Di samping meningkatkan produktivitas, datangnya pesawat baru tentu memperbaiki citra dan pelayanan terhadap penumpang. Tetapi, ketika maskapai kedatangan pesawat baru, sebetulnya apa langkah-langkah yang dilakukan?
Baca juga: Wabah Corona Dorong Airbus Kirim Pesawat e-Delivery
Ketika sebuah pesanan pesawat keluar dari jalur produksi, itu tidak lantas langsung dikirim ke pelanggan. Pesawat terlebih dahulu diperiksa dengan intensif sebelum pelanggan menandatangani berita acara penerimaan pesawat. Sebab, begitu itu ditantangani, maka, penjual sudah berlepas tangan bila ada satu dua kekurangan.
Maka dari itu, tidak heran bila di momen ini menjadi begitu krusial. Terbukti, pada proses ini, pesawat dicek secara detail dalam kurun waktu sekitar lima hari. Dilansir Simple Flying, pemeriksaan tersebut mencakup beberapa hal.
1. Ground checks (inspeksi visual, pengujian sistem dan mesin).
2. Acceptance flight (untuk menguji inflight systems and behavior).
3. Mengolah kembali atau memecahkan masalah yang muncul dalam proses serah terima ini.
4. Technical acceptance (menghasilkan output penerbitan sertifikat kelaikan udara).
5. Pesawat secara resmi berubah kepemilikan dan dipersiapkan untuk penerbangan ferry flight.
Usai semua proses tersebut dilakoni dan menghasilkan kata sepakat tanpa ada cacat apapun, pesawat bisa langsung dikirim ke maskapai. Dalam proses ini, maskapai memiliki dua pilihan, mengirimkan kru untuk menjemput pesawat atau menunjuk pihak lain menjemput pesawat, dengan menyesuaikan protokol kesehatan, dan mengirimkannya ke lokasi yang telah disepakati oleh maskapai.
Pengiriman pesawat narrowbody jarak jauh dan widebody tentu akan terasa mudah, dalam artian tanpa harus transit berkali-kali. Sebab, selain jangkauan terbangnya sudah cukup jauh, secara teknis pesawat juga mampu terbang melampaui batas maksimal karena terbang tanpa kargo dan penumpang. Seperti yang terjadi baru-baru ini pada maskapai penerbangan Inggris, TUI.
Disebutkan, TUI belum lama ini menerima pesawat Boeing 737 MAX, menjadikannya yang pertama di Eropa, setelah disertifikasi ulang, langsung dari pabrik Boeing di Seattle ke London Gatwick.
Namun, lain cerita untuk pengiriman pesawat regional. Jangkauan terbang yang terbatas membuat proses pengiriman butuh waktu lebih karena harus transit berkali-kali. Apalagi bila lokasi pengiriman pesawat terletak cukup jauh.
Baca juga: Indonesia Terima Helikopter Airbus Lewat Skema e-Delivery Pertama di Asia Pasifik
Pada Oktober lalu, misalnya, ketika pesawat de Havilland Dash 8 hendak dikirim dari Toronto, Kanada ke maskapai Ethiopian Airlines, Ethiopia. Pesawat harus melewati penerbangan transatlantik. Karenanya, proses pengiriman harus transit berkali-kali dengan menempuh rute Toronto – Goose Bay – Reykjavík – Dublin – Roma – Kairo – Addis Ababa. Tercatat, total pengiriman pesawat mencapai enam hari, dari 23-29 Oktober.
Usai tiba di bandara yang disepakati, biasanya pesawat akan disambut dengan water salute sebagai pertanda penerbangan perdana. Setelahnya, beberapa maskapai ada yang melakukan ceremony sederhana, dengan memotong tumpeng atau memotong pita dan mengadakan press conference dihadapan awak media. Beberapa lainnya melakukan hal serupa, tetapi bukan di bandara tujuan melainkan di pabrik sebelum pesawat dikirim.