Selain menggunakan masker ternyata face shield juga sangat dibutuhkan ketika seseorang bepergian menggunakan angkutan umum atau bertemu dengan orang lain. Hal ini karena mata menjadi rute penting dalam penyebaran virus corona atau Covid-19 atau SARS-Cov-2 dan bahkan 100 kali lebih cepat dibandingkan virus SARS lainnya.
Baca juga: Singapura Bedakan Ketentuan Penggunaan Face Shiled dan Masker
KabarPenumpang.com melansir scmp.com (8/5/2020), mata menjadi tempat penularan Covid-19 ini lebih cepat setelah Universitas Hong Kong melakukan studi. Para peneliti menemukan strain tersebut hingga 100 kali lebih cepat menular dibandingkan sindrom pernapasan akut yang parah dan flu burung dalam dua lubang wajah yang diuji oleh para ahli kesehatan masyarakat.
Tes laboratorium mengungkapkan tingkat virus SARS-Cov-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19 jauh lebih besar dari virus SARS biasa di saluran pernapasan atas dan konjungtiva dalam sel-sel yang melapisi permukaan mata. Dr Michael Chan Chi-wai yang memimpin penelitian ini memberikan bukti bahwa virus ini dapat menginfeksi manusia melalui kedua titik masuk.
“Kami membiakkan jaringan dari saluran pernapasan manusia dan mata di laboratorium dan menerapkannya untuk mempelajari SARS-Cov-2, membandingkannya dengan SARS dan H5N1. Kami menemukan bahwa SARS-Cov-2 jauh lebih efisien dalam menginfeksi konjungtiva manusia dan saluran pernapasan bagian atas daripada SARS, dengan tingkat virus sekitar 80 hingga 100 kali lebih tinggi,” kata Dr. Chan.
Dia mengatakan, ini menjelaskan transmisibilitas Covid-19 yang lebih tinggi dari SARS dan studi ini juga menyoroti fakta bahwa kemungkinan mata menjadi rute penting infeksi SARS-Cov-2 ke manusia. Adanya studi ini memperkuat saran kepada masyarakat untuk tidak menyentuh mata mereka dan mencuci tangan secara teratur untuk menghindari infeksi setelah para peneliti sebelumnya menemucan Covid-19 bisa bertahan tujuh hari pada permukaan stainless steel dan plastik.
“Meskipun ada tanda-tanda bahwa epidemi Covid-19 semakin stabil di Hong Kong, situasi di tempat lain di dunia masih serius. Masih banyak kasus baru dilaporkan setiap hari di, katakanlah, Rusia dan Eropa. Kita seharusnya tidak lengah,” ujar Dr Chan.
Temuan-temuan dari tim Dr Chan dan lainnya menantang asumsi yang dipegang secara luas pada tahap paling awal krisis kesehatan bahwa staf medis akan dilindungi secara memadai dengan masker N95 dan pakaian pelindung, tanpa memerlukan kacamata khusus. Pada tahap awal krisis Covid-19 diasumsikan bahwa tenaga medis akan cukup dilindungi dengan mengenakan masker wajah N95 dan pakaian pelindung, dan tidak memerlukan kacamata khusus.
Kemudian temuan dari Dr Chan akhirnya menantang asumsi ini. Untuk diketahui, wabah Covid-19 pertama kali terungkap pada akhir Desember setelah kasus terdeteksi di kota Cina, Wuhan. Para ilmuwan yang telah mempelajari sumber virus mengatakan bahwa itu berasal dari hewan, dan mungkin memasuki populasi manusia pada bulan November.
Baca juga: Bandara Tianhe Wuhan, Semakin Dikenal Karena Wabah Virus Corona
Dilaporkan seorang spesialis pernapasan terkenal di Universitas Peking, Dr Wang Guangfa, diduga telah terinfeksi oleh coronavirus melalui matanya. Dikatakan bahwa pada akhir Januari, Dr Wang menunjukkan gejala demam dan radang selaput jantung sekitar tiga jam setelah ia menderita konjungtivitis di satu mata sekembalinya dari Wuhan. Dia kemudian dikonfirmasi memiliki Covid-19.