Thursday, May 16, 2024
HomeAnalisa AngkutanMengenal Boeing C-32, Varian Air Force Two dari Boeing 757

Mengenal Boeing C-32, Varian Air Force Two dari Boeing 757

Pesawat Boeing C-32 mungkin tak banyak yang mengenal. Namun, bagaimana dengan Boeing 757? Mungkin cukup familiar dibanding C-32, sekalipun masih kalah populer dibanding Boeing 737, 747, Boeing 777, dan pesawat Boeing lainnya. Padahal, keduanya adalah satu pesawat yang sama namun berbeda versi, satu persi penumpang dan satu lainnya versi militer.

Baca juga: Ada Masalah Teknis, Air Force One Wapres Kamala Harris Terpaksa ‘Return to Base’

Boeing C-32 beberapa hari lalu pernah menjadi sorotan lantaran mengancam jiwa Wakil Presiden AS, Kamala Harris. Wanita keturunan India tersebut hendak mengunjungi Meksiko dan Guatemala untuk memberesi masalah imigran.

Namun, pesawat kepresidenan dengan call sign Air Force Two tersebut mengalami masalah teknis dan terpaksa return to base ke Pangkalan Angkatan Udara Andrews di pinggiran Kota Washington. Beruntung, pesawat berhasil mendarat mulus tanpa adanya insiden apapun.

Dihimpun dari berbagai sumber, Angkatan Udara Amerika Serikat sejauh ini sudah memiliki empat pesawat angkut penumpang militer itu.

Pesawat-pesawat tersebut pada umumnya tak dikhususkan untuk wakil presiden saja, melainkan juga untuk menerbangankan berbagai pejabat penting, seperti Ibu Negara AS, Sekretaris Negara (Setneg), anggota kabinet AS, sampai pemimpin Kongres.

Boeing C-32A Air Force Two. Foto: Bloomberg


Perbedaannya hanya pada call sign saja. Saat ditumpangi oleh wakil presiden, Boeing C-32 disebut sebagai Air Force Two. Adapun saat ditumpangi pejabat lainnya, call sign berubah sesuai yang sudah ditentukan.

Pesawat ini bahkan bisa saja menggunakan call sign atau tanda panggil Air Force One saat menerbangkan presiden AS.

Biasanya, kondisi ini disebabkan sulitnya akses pendaratan pesawat reguler Air Force One, VC-25A, yang berbasis Boeing 747, saat presiden mengunjungi wilayah-wilayah terpencil di AS.

Pesawat Boeing 757-200 versi militer tersebut sudah dimodifikasi sedemikian rupa untuk mendukung aktivitas presiden, wakil presiden, dan pejabat negara lainnya; termasuk interior mewah dengan kapasitas 45 kursi, fasilitas lengkap seperti ruang makan, ruang rapat, toilet mewah, ruang istirahat, avionik militer, serta kapasitas tangki bahan bakar yang lebih besar untuk jangkauan lebih jauh hingga 11.000 km.

Tanpa modifikasi sekalipun, pesawat ini memang sudah dikenal sebagai pesawat tertangguh di dunia. Pesawat mampu terbang atau mendarat di bandara-bandara kering, tinggi, dan dengan landasan pacu yang pendek.

Baca juga: Airbus A380 Pernah Ingin Dijadikan Air Force One, Batal Gegara Hal Ini

Selain Boeing C-32A sebagai Air Force Two, Boeing juga membuat varian Boeing C-32B. Berbeda dengan varian Boeing C-32A, Boeing C-32B bertugas untuk memberikan support udara bagi Tim Dukungan Darurat Luar Negeri Departemen Luar Negeri dan Pusat Kegiatan Khusus CIA. Pesawat ini berfungsi sebagai transportasi global on-call dengan kemampuan komunikasi canggih jarak jauh.

Sepanjang sejarah, satu-satunya pesawat Boeing C-32B ini hanya sekali berfungsi sebagaimana Air Force Two, mengangkut penumpang VVIP AS. Sisanya, pesawat berfungsi seperti tujuan awal pesawat dibangun.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru