Tuesday, January 21, 2025
HomeAnalisa AngkutanMengenal Throttle, Kontrol Pesawat yang Diduga Jadi Penyebab Kecelakaan Sriwijaya SJ-182

Mengenal Throttle, Kontrol Pesawat yang Diduga Jadi Penyebab Kecelakaan Sriwijaya SJ-182

Pesawat Boeing 737-500 PK-CLC Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-182 dipastikan jatuh di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Pesawat itu hilang kontak dan dipastikan jatuh pada posisi 11 nautical mile di sebelah utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Baca juga: Kisah Pilot Selamat dari Maut Setelah 22 Menit Berjuang Melawan Ganasnya Dekompresi

Pesawat yang dipiloti Capt. Afwan tersebut semula dijadwalkan takeoff atau lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada 13.25 WIB dan tiba di Bandara Supadio, Pontianak pada 15.00 WIB. Tetapi, karena cuaca buruk, pesawat diketahui sempat delay selama 30 menit.

Di antara berbagai dugaan penyebab jatuhnya pesawat yang sudah berusia hampir 27 tahun itu, salah satu kontrol dasar penerbangan, autothrottle, disebut-sebut jadi penyebab terkuat.

Sekalipun Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) belum memiliki detail informasi terkait dugaan autothrottle jadi penyebab kecelakaan Sriwijaya Air SJ182, namun, secara singkat, Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono mengungkapkan bilapun autothrottle jadi masalah, seharusnya hal itu bisa ditangani dengan kembali ke mode manual.

Terlepas dari perdebatan autothrottle jadi penyebab kecelakaan pesawat Boeing 757-500 Sriwijaya Air atau bukan, sebetulnya, apa itu throttle atau autothrottle?

Dikutip dari skybrary.aero, throttle atau kadang kala disebut thrust lever atau power lever merupakan kontrol dasar penerbangan yang mengatur tingkat daya yang diinginkan. Throttle mengontrol laju aliran massa udara (dalam mesin bahan bakar injeksi) atau udara atau campuran bahan bakar (di mesin carburetted) dikirim ke silinder. Adapun autothrottle ialah throttle yang dijalankan secara otomatis.

Biasanya, di masing-masing pesawat, terdapat satu tuas throttle untuk setiap mesin dan, tergantung pada konfigurasi dek penerbangan atau kokpit, mereka dapat dipasang di konsol tengah, konsol samping, di papan dasbor atau dipasang di langit-langit pesawat.

Di kokpit dengan dua pilot, setiap area kerja pilot memiliki tuas throttle sendiri. Di beberapa pesawat yang lebih tua, dimana masih memegang prinsip tiga orang di kokpit atau three-man cockpit, pilot dan co-pilot harus berbagi throttle dan adapun throttle lainnya dipasang di area kerja flight engineer.

Dalam kedua kasus ini, tuas saling terhubung dan menggerakkan masing-masing tuas, mirip ketika yoke ataupun joy stick saat dioperasikan oleh pilot, dimana kontrol serupa pada stasiun co-pilot juga ikut bergerak menyerupai yoke ataupun joy stick pada pilot.

Baca juga: Yoke Boeing Vs Side Stick Airbus, Mana Sistem Kemudi yang Lebih Unggul?

Bergantung pada pemasangannya, tuas throttle memberikan pilihan ke pilot untuk reverse thrust atau daya dorong mundur, fuel cut-off position atau memiliki beberapa cara untuk mencegah pemilihan jarak beta (darat) saat pesawat dalam penerbangan.

Pada pesawat kecil atau pesawat latih, throttle dilengkapi dengan kontrol mixture. Mixture sendiri merupakan kontrol yang mengatur jumlah bahan bakar yang ditambahkan ke aliran udara intake. Pada ketinggian yang lebih tinggi, tekanan udara (dan merupakan tingkat oksigen) menurun sehingga volume bahan bakar juga harus dikurangi untuk memberikan campuran udara atau bahan bakar yang tepat. Proses ini dikenal sebagai “leaning”.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru