Konvoi kendaraan yang membawa badan pesawat A380 terakhir belum lama ini melewati pedesaan Perancis. Mengetahui hal itu, warga pun berduyun-duyun datang memenuhi rute yang dilintasi konvoi kendaraan sambil tepuk tangan dan berteriak dengan meriah (saat iring-iringan melintas), bahkan saat malam hari sekalipun. Padahal, saat malam hari, desa-desa di Perancis biasanya sudah sunyi dimulai sejak matahari tenggelam.
Baca juga: Meski Jaya di Udara, Rupanya Airbus Andalkan Jalur Laut dalam Proses Perakitan Pesawat
Laporan Simple Flying, kemeriahan dan keharuan tersebut bermula saat bagian pesawat Airbus A380 terakhir -dengan kode registrasi MSN 272 tersebut- keluar dari pabrik Saint-Nazaire dengan dibawa oleh tiga truk besar, melewati pedesaan Perancis seperti Gers, Haute-Garonne, Gimont, dan Leignac menuju fasilitas perakitan akhir di pinggiran Toulouse, Perancis.
Tak seperti biasanya, sekalipun rute menuju fasilitas perakitan akhir di Toulouse sudah dilalui sejak 14 tahun lalu, namun, baru kali ini warga memenuhi nyaris sepanjang jalan di pedesaan yang dilalui. Hal itu tentu maklum, mengingat kendaraan yang melintas pada Rabu malam itu membawa bagian terakhir A380 yang akan dirakit.
Saking padat serta tingginya antusiasme warga yang melihat momen bersejarah itu, di beberapa titik, jalan-jalan menjadi sangat sempit –bahkan disebut nyaris tak ada jarak antara garis kerumunan warga dengan truk- sehingga memaksa iring-iringan truk memperlambat lajur. Selama truk-truk tersebut melitas, jutaan tepuk tangan tak henti-hentinya mengiringi sambil terus mengikut kendaraan keluar dari desa.
Selain dihadiri warga desa, CEO Airbus, Guillaume Faury juga ikut mengiringi konvoi truk pembawa bagian Airbus A380 terakhir. Malam itu, dari berbagai titik kerumunan, Faury lebih memilih untuk menepi di Levignac, salah satu wilayah di distrik Haute-Garonne, untuk menyambut karyawan muda Airbus, sambil melihat iring-iringan truk berlalu.
Melengkapi momen mengharukan di malam bersejarah itu, bila sebelumnya bagian-bagian badan pesawat A380 itu hanya ditutupi kain merah atau putih bertuliskan logo perusahaan, kini, Airbus menambahkan tulisan yang menandakan malam terakhir jalur tersebut dilewati bagian A380, “Goodbye Saint-Nazaire.”
Tak hanya itu, sebagai tanda penghargaan tertinggi kepada para karyawan yang tetap bekerja di masa pandemi corona ini, Airbus juga menyertakan mereka yang ikut memproduksi tiga bagian besar A380 ini juga dipajang di masing-masing jendela.
Belum jelas MSN 272 diperuntukkan untuk siapa. Yang jelas, saat ini, Airbus masih berhutang sembilan pesawat A380, dimana delapan di antaranya pesanan Emirates dan satu sisanya ANA. Namun, Emirates sejauh ini dikabarkan telah menegosiasi Airbus untuk mengambil tiga pesawat saja dan membatalkan lima lainnya; meskipun dengan dikenakan denda. Adapun ANA dikabarkan tetap akan mengambil pesawat komersial terbesar di dunia itu.
Baca juga: Libatkan 1.500 Perusahaan, Inilah Proses Perakitan Airbus A380 Yang Fenomenal
Sebagai informasi, proses perakitan Airbus A380 memang tidaklah mudah. Setidaknya ada 4 juta bagian pesawat Airbus A380 yang mesti disatukan sebelum bisa terbang. Misalnya, sayapnya dibangun di Broughton, Wales, bagian badan pesawat berasal dari Hamburg, Jerman, dan Saint-Nazaire, Perancis, sirip ekor horisontal diproduksi di Cadiz, Spanyol, dan sirip ekor vertikal di Hamburg.
Dari baut hingga mesin A380 terdiri dari sekitar 4 juta bagian yang diproduksi oleh 1.500 perusahaan dari 30 negara di seluruh dunia. Maka dari itu, tak heran bila konvoi di malam bersejarah Rabu lalu, truk-truk hanya membawa tiga badan Airbus karena bagian lainnya diproduksi di tempat lain.