Pada hari ini, 99 Tahun lalu, bertepatan dengan Sabtu, 12 November 1921, pengisian bahan bakar udara-ke-udara antar pesawat pertama kali dilakukan. Jangan membayangkan pengisian bahan bakar dilakukan secara otomatis, sebab, itu jauh dari kenyataan.
Baca juga: Mengapa Pesawat Buang Bahan Bakar Saat di Udara? Simak Penjelasannya
Di atas ketinggian sekitar 1 ribu kaki atau 300 meter lebih, Wesley May, tanpa pikir panjang berpindah ke pesawat lain bersama lima galon bahan bakar yang diikat di punggungnya dan menuangkan bahan bakar. Atas aksinya tersebut, ia pun dikenal luas saat itu dan sampai saat ini dinobatkan sebagai aksi pengisian bahan bakar udara-ke-udara atau disebut air-to-air refueling (AAR), in-flight refueling, dan tanking untuk pertama kalinya di dunia.
Dilansir popsci.com, meskipun hanya uji coba, pengisian bahan bakar udara-ke-udara dengan cara manual seperti ini tetaplah menjadi bagian dari sejarah. Wesley May mula-mula menumpangi pesawat bersayap ganda atau biplane yang diterbangkan oleh Frank Hawks. Setelah sampai di ketinggian 300 meter lebih, ia beranjak dari kursi kokpit dan mulai berjalan perlahan menuju ujung sayap pesawat.
Di sana, ia menunggu pesawat biplane lain yang diterbangkan pilot Earl Daugherty dan mulai melakukan manuver sederhana untuk memperkecil jarak antar pesawat, seperti gambar di atas. Setelah dirasa cukup, May mulai memanjat dan berpindah pesawat untuk menuang lima galon bahan bakar yang diikat dipunggungnya.
Tak disebutkan dengan jelas berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh rangkaian tersebut. Yang pasti, inilah pengisian bahan bakar udara-ke-udara pertama di dunia.
Akan tetapi, dirasa tak efektif, cara manual seperti itu pun coba digantikan dengan cara lain yang dinilai lebih efektif. Pada 27 Juni 1923, US Army Air Service menggunakan dua biplane Airco DH-4B untuk mencoba manuver sederhana guna menuntaskan misi pengisian bahan bakar udara-ke-udara. Usai dirasa pas, biplane bomber Inggris bekas Perang Dunia I itu pun mulai mengeluarkan selang dan memulai pengisian bahan bakar.
Seiring perkembangan teknologi, ide pengisian bahan bakar udara-ke-udara melalui selang kemudian berkembang menjadi apa yang disebut “probe-and-drogue”. Probe and droge dikembangkan oleh Sir Alan Cobham di Inggris pada tahun 1950. Probe dikeluarkan oleh pesawat yang hendak diisi bahan bakar sedangkan drogue, berbentuk semacam mangkuk yang terdapat di ujung selang, dikeluarkan oleh pesawat tanker. Usai bertemu, keduanya saling mengunci untuk mengurangi risiko saat pengisian bahan bakar dimulai.
Saat ini, probe and drogue sangat memudahkan pesawat tanker mentransfer bahan bakar hingga 420 galon per menit. Berbeda ketika Wesley May melakukan pengisian bahan bakar untuk pertama kalinya secara manual, pengisian bahan bakar pesawat modern, khususnya jet atau helikopter tempur, seperti sekarang ini dilakukan di ketinggian sekitar 25 ribu kaki atau sekitar 7 ribu meter lebih pada kecepatan sekitar 555 km per jam.
Akan tetapi, ketinggian tersebut cukup relatif, mengikuti visibilitas dan turbulensi yang mungkin terjadi ketika pengisian dimulai.
Baca juga: Airbus Dorong Penerbangan “Fello’Fly” Guna Capai Efisiensi Bahan Bakar Hingga 15 Persen
Seiring berjalannya waktu, pengisian bahan bakar udara-ke-udara bahkan sudah mulai mengarah ke otomatisasi. April lalu, Airbus, mengumumkan bahwa pihaknya berhasil menyelesaikan operasi pengisian bahan bakar udara-ke-udara otomatis pertama di dunia (automatic air-to-air refueling operation) terhadap jet tempur F-16.
Menariknya, jet tempur Amerika Serikat itu diisi bahan bakar secara otomatis oleh pesawat tanker Airbus tanpa penyesuaian sistem. Artinya, seluruh jet yang ada saat ini bisa menikmati layanan itu tanpa modifikasi tambahan.