Tuesday, September 17, 2024
HomeBus dalam kotaOmnibus, Jenis Bus Awal Abad Ke-19 yang Ditarik Kuda

Omnibus, Jenis Bus Awal Abad Ke-19 yang Ditarik Kuda

Menapaki sejarah transportasi dunia sepertinya tak akan habis. Sebab di dunia banyak transportasi yang bisa digunakan secara umum dengan mengangkut penumpang yang banyak atau massa. Kali ini yang akan dibahas adalah sejarah transportasi bus umum dunia.

Baca juga: Screecher, Moda Kayuh Roda Empat yang Unik nan Fleksibel

KabarPenumpang.com merangkum dari laman gogocharters.com, sejak 1820-an ternyata moda transportasi umum sudah hadir di seluruh dunia. Selain memberi dampak dalam perjalanan tetapi juga pada penataan kota secara umum.

(Gail Thornton)

Saat layanan bus pada awalnya mulai bermunculan di seluruh dunia, pengangkutan dari satu titik ke titik lainnya menjadi lebih mudah. Ini juga menyamakan kesenjangan antara pusat kota dengan daerah pinggiran.

Kali ini yang akan dibahas adalah Omnibus. Apasih itu? Ini adalah sebuah bus yang ditarik dengan kuda dan menjadi papan iklan berjalan karena di pasangi spanduk bagian atasnya. Omnibus hadir tahun 1826 silam dengan sebuah gerbong penumpang yang bisa ditarik oleh satu hingga tiga ekor kuda sekaligus tergantung ukurannya.

Omnibus terbesar yang pernah ada yakni mampu mengangkut 42 orang penumpang dan membutuhkan tiga ekor kuda untuk menariknya. Bahkan ada beberapa yang bisa ditumpangi hingga ke bagian atapnya atau istilah kerennya bus tingkat.

Awal adanya Omnibus sendiri di Perancis yang menguji konsep angkutan umum ini. Dimana para royalti dan rakyat jelata bisa naik berkeliling kota. Sayangnya gagasan ini tersendat dan pada tahun 1828, New York menetapkan Omnibusnya sendiri dan di ikuti oleh kota di Amerika Serikat lainnya serta Eropa.

Sementara seluruh ide “transportasi umum” secara umum dianggap sebagai hal yang positif, Omnibus menawarkan perjalanan yang sangat tidak nyaman. Sebab Omnibus hadir dengan kursi tanpa bantalan, dan penumpang bisa merasakan goyangan dan benturan di jalan berbatu yang tidak rata sehingga membuat pengalaman yang tidak menyenangkan.

Baca juga: Pownis, Mobil Kayu Berbahan Bakar Solar dan Bensin

Belum lagi, dengan harga 12 sen per perjalanan terlalu mahal bagi sebagian besar warga kota. Namun, pada akhirnya, Omnibus menemukan audiensnya di kelas menengah reguler dimana mereka menganggap terlalu mahal ketika bepergian dengan kereta kuda pribadi. Omnibus ini bertahan cukup lama bila dilihat dari banyaknya peningkatan di tahun-tahun berikut.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru