Serangkaian bencana alam yang menerpa Tanah Air dalam kurun waktu setahun terakhir membuat beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan ketahanan infrastruktur transportasi mencuat ke permukaan – tidak terkecuali tentang LRT Palembang yang mulai beroperasi pada 1 Agustus 2018 kemarin. Guna menjawab pertanyaan tersebut, Kepala Proyek LRT Palembang Masudi Jauhari mengutarakan bahwa pihaknya telah memperhitungkan ketahanan moda tersebut dari ancaman bencana.
Baca Juga: LRT Palembang Sepi Penumpang, Kepala Divre III: “Itu Wajar”
Dikutip KabarPenumpang.com dari laman tribunnews.com (30/10/2018), Masudi mengatakan bahwa pihaknya sudah memperkirakan dampak angin, hujan, hingga gempa pada desain pembangunan LRT. “Kekuatan desain LRT Palembang pada hujan bisa mencapai 20 kg per meter persegi,” ujar Masudi.
Sebuah angka berbeda muncul ketika ditanya soal ketahanan pembangunan LRT Palembang terhadap terpaan angin. “Sedangkan untuk kekuatan angin mencapai 25,3 cm/detik atau yang setara dengan 91 km per jam,” tandasnya. Ditilik dari segi desain beban, LRT Palembang diklaim Masudi sudah sesuai dengan spesifikasi dan aman untuk digunakan.
Pada akhir Oktober 2018 kemarin, sejumlah titik di Palembang diterpa angin kencang yang berimbas pada rusaknya sejumlah fasilitas, termasuk Stasiun DJKA yang terletak di Rambutan, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Dikutip dari laman sumber lain, angin kencang yang disertai hujan tersebut membuat plafon yang ada di stasiun roboh.
“Plafon ruang tunggu saja yang mengalami kerusakan karena terkena angin kencang,” ujar Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) LRT Palembang, Suranto pada Sabtu (27/10/2018). Kendati mengalami kerusakan pada bagian plafon ruang tunggu, namun Masudi mengatakan bahwa eksekusi pembangunan stasiun ini telah mengikuti spesifikasi dan kemungkinan bencana yang akan menimpa.
“Angin kemarin menurut BMKG kekuatannya mencapai 50 kilometer per jam. Jadi masih jauh dengan apa yang sudah kami desain,” paparnya.
Baca Juga: Bayar Tiket LRT Palembang, Per 1 Desember 2018 Bisa Gunakan Kartu Uang Elektronik
“Itulah untuk atap stasiun masih aman, intinya kami sudah perkirakan semua dampak dari kejadian semacam itu,” tambah Masudi.
Sebagai informasi tambahan, insiden robohnya plafon di ruang tunggu Stasiun DJKA ini tidak menelan korban dan para penumpang yang hendak turun di Stasiun DJKA terpaksa dialihkan ke stasiun Jakabaring.