Wednesday, January 15, 2025
HomeAnalisa AngkutanProfil China Airlines, Maskapai Nasional Taiwan yang ‘Alergi’ Pakai Nama ‘China’

Profil China Airlines, Maskapai Nasional Taiwan yang ‘Alergi’ Pakai Nama ‘China’

Perseteruan Cina dan Taiwan kembali meningkat. Sejak Perang Saudara pada dekade 40an, kedua negara memang sering berseteru. Terlebih setelah PBB mengakui Taiwan bagian dari Cina dan di sisi lain Taiwan memproklamirkan kemerdekaannya seiring kekuangan ekonomi yang telah dicapai. Salah satu kekuatan ekonomi Taiwan datang dari maskapai nasional mereka, China Airlines.

Baca juga: Kesal Berada di Bawah Pengaruh Cina, China Airlines Ingin Ganti Nama Jadi Taiwan Airlines?

Ketika mendengar nama maskapai Taiwan tersebut, banyak yang bertanya kenapa maskapai menggunakan nama China Airlines dan sebaliknya bukan Taiwan Airlines?

Maskapai penerbangan nasional pada umumnya sering membawa nama negara yang mereka wakili. Misalnya, Air India, Air Canada, Air France, Aeromexico, Singapore Airlines, Qatar Airways, dan banyak lagi. Namun, lain halnya dengan Taiwan, flag carrier negara tersebut justru membawa nama Cina, China Airlines.

Dirunut dari sejarahnya, tentu saat pertama kali didirkan oleh mantan perwira Angkatan Udara Republik China (nama resmi Taiwan) pada 16 Desember 1959, memilih nama China Airlines bukanlah suatu hal yang aneh.

Memilih nama China Airlines sama sekali tidak aneh mengingat nama resmi Taiwan adalah Republik of China. Sudah begitu, di Cina daratan, belum ada maskapai yang menggunakan nama tersebut.

Kendati demikian, sepanjang sejarah berdiri sejak 10 Desember 1959, China Airlines (CAL) pernah beberapa kali secara tidak langsung direpotkan karena penggunaan nama ‘China Airlines’ pada maskapai.

Pasca diakui Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) pada tahun 1969, tak lama setelah dinasinoalisasi oleh Pemerintah Taiwan, China Airlines mengalami bencana besar pertama sepanjang sejarah perusahaan berdiri ketika PBB mengakui Republik Rakyat Tiongkok (RRT) pada tahun 1971 sebagai negara sah. Itu otomatis mencabut pengakuan ICAO terhadap China Airlines.

Tidak diakuinya China Airlines oleh ICAO berdampak buruk pada operasi maskapai, yang ketika itu sedang mengalami pertumbuhan penumpang cukup positif dengan load factor rata-rata 80 persen.

Seperti dikutip dari referenceforbusiness.com, pada tahun 1972 dan 1973, China Airlines kehilangan pangsa pasar di Jepang, Malaysia, Korea Selatan, dan Vietnam. Setelah tahun tersebut, China Airlines memang mengalami pasang surut operasi, salah satunya di tahun 1980.

Ketika itu, maskapai untuk pertama kalinya sejak berdiri mengalami kerugian akibat penurunan penumpang domestik seiring pertumbuhan jalan raya (tol) dan kereta api, bukan karena penggunaan nama China Airlines.

Baru pada tahun 2020 kemarin, saat pandemi virus Corona merebak, China Airlines mengalami apa yang pernah mereka alami pada dekade 70an.

Saat itu, tidak sedikit orang, kelompok, atau negara yang mengira bahwa China Airlines adalah maskapai Cina.

Baca juga: Call Sign Aneh dan Kece Badai Maskapai Seluruh Dunia, Salah Satunya Cedar Jet

Taiwan, sebagai pemilik maskapai tersebut, tentu saja dirugikan. Sebab, konotasinya bersifat positif, dimana maskapai China Airlines keliling dunia dengan frekuensi tinggi dengan membawa peralatan dan perlengkapan medis bantuan pemerintah Taiwan untuk melawan penyebaran Covid-19. Ini yang pada akhirnya menyebabkan munculnya desakan dari berbagai pihak.

Pada Februari 2020, berbagai organisasi kemasyarakatan Taiwan mengajukan petisi untuk mengubah nama China Airlines. Tujuannya agar tak terjadi kesalahpahaman, baik ataupun buruk. Petisi tersebut pun mendapat respon positif dari Kementerian Transportasi dan Komunikasi (MOTC). Sampai saat ini, prosesnya masih terus berlangsung.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru