Setelah beroperasi, PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta kini mulai bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) membangun perusahaan patungan bernama PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ). Perusahaan patungan ini sudah memiliki Direktur Utama yakni Tuhiyat yang dulunya Direktur Keuangan dan Manajemen Korporasi PT MRT Jakarta.
Baca juga: PT MRT Jakarta Canangkan Integrasi Ticketing dengan TransJakarta dan PT KCI
Kehadiran direktur utama baru untuk PT MITJ tersebut, kini sudah mulai progres untuk pembenahan empat stasiun yang akan terintegrasi. Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan, PT MITJ yang kehadirannya untuk mengelola transportasi perkeretaapian ini akan memegang 72 stasiun yang ada di Jabodetabek. Saat ini, William menjelaskan sudah dimulai penataan kawasan di empat stasiun yakni Stasiun Tanah Abang, Juanda, Senen dan Sudirman.
“Kita mulai langsung penataan di empat stasiun integrasi. Di Tanah Abang menjadi yang terparah karena lalu lintas yang tidak terkendali dan macet total. Untungnya PT KAI mau membuka lahan yang tidak terpakai untuk memperlancar arus lalu lintas di depan Stasiun Tanah Abang,” kata William yang ditemui dikantornya, Kamis (27/2/2020).
Dia menjelaskan, lahan kosong tersebut akan digunakan untuk tempat transit. Di mana bus milik TransJakarta akan masuk ke dalam kawasan stasiun dan halte serta kanopi akan dibuat untuk memudahkan penumpang yang menggunakan layanan integrasi antar moda tersebut.
“Kita kerja sama dengan berbagai pihak yakni Sarana Jaya akan membuat halte TransJakarta dan kanopinya. Binamarga akan mengaspal jalanan dan membuat trotoar untuk pejalan kaki. Sedangkan lahan kosong itu akan dipakai untuk masuknya angkutan umum seperti Mikrotrans, Bajaj dan ojol (ojek online),” jelasnya.
William menambahkan, akan ada jalur sepanjang 200 meter yang akan dibuat untuk pejalan kaki dengan kanopi diatasnya. Sedangkan untuk Stasiun Senen, PT MITJ mulai membuka jalan di bagian tengah untuk memudahkan akses pejalan kaki.
“Kita buka dibagian jalan tengah untuk pejalan kaki. Karena biasanya mereka masuk dari pintu yang cukup jauh untuk ke stasiun. Jalan ini memotong bagian tengah GOR dan kita buat halte TransJakarta dekat jalur tersebut,” kata William.
Untuk Stasiun Juanda, William menambahkan, akan mengelola ojol dan opang (ojek pangkalan) dan membuat titik penampungan dibelakang stasiun. Titik penampungan ini merupakan tempat bekas pengumpulan sampah dan saat ini sudah mulai dirapikan serta dibersihkan sehingga awal Maret diraharapkan sudah bisa difungsikan.
Stasiun keempat yakni Sudirman, akan di tata untuk kawasan ojol di bekas Pasar Blora. William mengatakan, ini dikarenakan kondisi sering macet di depan mini market karena ojol-ojol ini menurunkan penumpang.
“Kita koordinasi dengan KAI untuk menutup jalan tersebut dan minimarket akan dipindahkan. Pos polisi juga kita pindahkan, dan untuk sementara jalur ini akan dipagari,” jelas William.
Dia mengatakan, nantinya ojol akan menurunkan penumpang di pedestrian yang akan dibenahi saat ini. William menambahkan, PT MRT Jakarta juga akan bangun transport hub di pasar Blora setinggi 14 lantai dan bagian bawahnya digunakan untuk parkir TransJakarta.
Fase 2 Pembangunan MRT Jakarta
Setelah fase 1 selesai dan beroperasi, PT MRT Jakarta kini mulai melanjutkan pembangunan untuk fase 2 dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) menuju ke Ancol Barat. William mengatakan, untuk pembangunan fase 2 ini akan dibagi menjadi dua tahap yakni fase 2a dan fase 2b. Di mana fase 2a pembangunan dari Bundaran HI menuju ke Kota sepanjang enam kilometer dan fase 2b dari kota ke Ancol Barat yang sekaligus akan menjadi Depo MRT Jakarta yang juga sepanjang enam kilometer sehingga bila ditotal akan sepanjang 12 km.
“Fase 2a untuk CP201 dari Thamrin ke Monas sudah mulai kontrak dengan panjang jalur 2,8 km. Untuk CP202 kita sudah dapat kontraktornya tapi dibatalkan dan tengah menarik berkas untuk tender ulang. Sedangkan CP203 dari Glodok hingga ke Kota juga mulai tender,” jelas William.
William menjelaskan Stasiun Thamrin yang akan dibangun berbeda dengan staisun lainnya. Sebab Stasiun Thamrin nanti akan menjadi stasiun interchange dengan jalur dari timur ke barat di fase 3.
Panjang stasiun ini pun lebih panjang dari yang lainnya yakni sekitar 500 meter atau tepatnya 490 meter. William menjelaskan, kedalaman Stasiun Thamrin yakni 30 meter atau sekitar tiga lantai untuk lift.
Dia mengatakan, MRT Jakarta baru pertama kali mempunyai intersection seperti hal tersebut. Untuk Stasiun Monas, akan ada ada hal yang unik di mana bangunannya akan dikelola oleh MITJ semua. Endtrans akan ada satu di pintu masuk barat daya Monas dan satu lagi di jalan museum yang akan terkoneksi dengan TransJakarta.
Baca juga: Tempuh Jalur 6 Km, Pekerjaaan Konstruksi MRT Jakarta Fase 2A Dimulai Maret 2020
“Intinya fase 2a ini semuanya akan ada dibawah tanah dan kami bangun semuanya dengan perencanaan matang dan belajar dari bencana seperti banjir yang baru-baru ini terjadi,” jelasnya. William menambahkan, nantinya fase 2a akan mulai pengoperasian semuanya di Desember 2024 dimana instalasi sistem, rolling stok hingga testing commitioning.