Penumpang dengan membawa bayi dalam pesawat terkadang dibuat bingung, apakah harus membeli tempat duduk lagi atau membayar sesuai harga untuk bayi dan menggendongnya saat di dalam pesawat. Sebab bayi tidaklah mungkin duduk seperti anak usia 3 tahun atau seperti Anda yang dewasa duduk di bangku sendiri.
Baca juga: Naik Pesawat Bawa Stroller, Simak Beberapa Tipsnya!
Tak hanya itu, soal keamanan bayi dalam tempat duduk pun menjadi tantangan utama yang sampai saat ini masih membuat bingung. Beberapa maskapai sudah menyediakan bangku yang bisa di dipesan untuk menggunakan kursi anak yang biasa digunakan dalam mobil.
Dilansir KabarPenumpang.com dari news.com.au (7/6/2017), Virgin Australia sudah mengizinkan pengangkutan perlengkapan bayi seperti kursi mobil anak (car seat) dan tambahan sabuk pengaman lainnya di dalan kabin pesawat. Namun ini tetap harus ada kerjasama yang disetujui CSR dengan sertifikasi pengangkutan di pesawat terbang. Tak hanya itu, Jetstar salah satu low cost carrier (LCC) asal Australia juga telah menyediakan layanan tempat duduk bagi penumpang yang akan membawa bayinya.

Tempat duduk tersbut digunakan untuk kursi mobil yang biasa digunakan anak, namun kursi mobil untuk bayi ini harus memenuhi persyaratan yang ketat. Tak hanya itu, bagi Anda yang membawa kursi anak dalam penerbangan dengan Jetstar, maka penumpang wajib memberitahukan kepada pihak maskapai melalui telepon untuk memesannya. Sebab tempat duduk ini diberikan terbatas pada setiap penerbangannya.
Baca juga: Toilet di Pesawat, Fungsi Sama Aturan Sedikit Beda
Hingga kini diketahui, Jetstar yang sudah memberikan pelayanan ini adalah penerbangan domestik di Selandia Baru. Qantas juga menjadi salah satu maskapai yang mengizinkan kursi mobil anak untuk dibawa ke atas pesawat. Sayang tidak semua maskapai memberikan izin untuk mebawa kursi mobil anak ke dalam kabin, seperti Tiger Airlines belum memperbolehkan masuknya car seat ke dalam kabin.
Mengenai Keselamatan bayi dalam penerbangan, perlu atau tidaknya menggunakan tempat duduk mobil anak, di jawab oleh Certified Child Passenger Safety Technician and Global Safety Advocate at Dionio, Allana Pikerton. Dia mengatakan kecelakaan pesawat jarang terjadi, dan bila pun ada resiko lainnya dari insiden penerbangan adalah hal yang tidak bisa ditentukan. “Tidak ada cara untuk memperdiksi kapan insiden dalam penerbangan terjadi, seperti Anda tidak bisa memprediksi kecelakaan mobil. Saya selalu mengatakan harus hati-hati saat membawa anak, jika anak tidak mendapatkan pengamanan yang benar bisa beresiko luka hingga terbunuh karena insiden dadakan dalam pesawat,” ujar Pinkerton.
Baca juga: Bandara Radin Inten II Semakin Keren dengan Lorong Fiberglass
Pinkerton juga mengingatkan kepada penumpang bahwa hukum fisika dalam pesawat sama seperti di dalam mobil, dimana tangan Anda tidak bisa mencegah atau mengamankan secara reflek saat bayi terlempar bila terjadi turbulensi. Insiden turbulensi mengingatkan pada kejadian belum lama, dimana pesawat Aeroflot dari Moskow meenuju Bangkok yang terkena turbulensi di langit cerah dan menyebabkan goncangan yang besar dan membuat penumpang terluka.
Saat itu, lampu sabuk pengaman tidak menyala sama sekali, sehingga 27 orang terkena luka serius dan seorang anak berusia satu tahun cedera. Banyak dari penumpang yang mengalamai patah tulang dan mendapatkan perawatan serius di rumah sakit saat pesawat mendarat di Thailand. Kejadian turbulensi langit cerah ini seperti mobil yang Anda kendarai tiba-tiba saja meledak. Karena turbulensi langit cerah tidak bisa diprediksi pilot dan terjadi sangat cepat tanpa peringatan di udara.
Baca juga: Aeroflot Terkena Turbulensi Langit Cerah, 27 Penumpang luka Serius