Tuesday, September 17, 2024
HomeHot NewsSejak 1973, Iran, Rusia dan AS Ternyata Pernah Menghantam Pesawat Penumpang dengan...

Sejak 1973, Iran, Rusia dan AS Ternyata Pernah Menghantam Pesawat Penumpang dengan Rudal

Di tengah ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat (AS), pesawat Boeing 737-800 yang dioperasikan oleh Ukraine International Airlines dilaporkan jatuh. Tak lama setelah kejadian, beredar luas di dunia maya, video yang memperlihatkan rudal menghantam benda di angkasa hingga membuatnya terbakar di udara dan kemudian jatuh ke daratan. Beberapa sumber menyebutkan bahwa benda di angkasa tersebut adalah pesawat Ukraine International Airlines yang terkena rudal hanud Iran.

Baca juga: Sama-sama Jatuh Dirudal, Inilah Persamaan dan Perbedaan Insiden Malaysia Airlines MH17 dan Ukraine International PS752

Walaupun sempat membantah tuduhan tersebut, pada hari Sabtu (11/01) waktu setempat, Iran mengumumkan bahwa militernya “secara tidak sengaja” menembak jatuh sebuah pesawat nahas tersebut hingga menewaskan 176 orang di dalamnya. Ketika itu, pesawat dijadwalkan akan melawat ke ibukota Ukraina Kyiv, dengan rincian membawa 167 penumpang dan sembilan anggota awak dari beberapa negara, termasuk 82 Iran, 57 Kanada dan 11 Ukraina, ketika ditembak jatuh.

Dalam sebuah pernyataan yang diposting di media sosial, Presiden Iran Hassan Rouhani menulis bahwa negara itu “sangat menyesali kesalahan yang menghancurkan ini”. Selain itu, Kanada, yang warganya banyak menjadi korban, juga mengutuk dan menuntut Iran untuk bertanggungjawab atas kejadian tersebut.

Di tempat terpisah, blunder Iran coba dimanfaatkan oleh Presiden AS Donald Trump dengan memprovokasi warga Iran untuk melakukan aksi protes terhadap pemerintah atas insiden jatuhnya pesawat Ukraina tersebut. Padahal, terhitung sejak tahun 1973 rupanya AS juga pernah menghantam pesawat komersial dengan rudal. Bahkan, memakan lebih banyak korban.

Dikutip dari Aljazeera.com, berikut daftar insiden pesawat yang ditembak jatuh oleh rudal berdasarkan lokasi kejadian.

Ukraina: 298 tewas
17 Juli 2014: Penerbangan Malaysia Airlines MH17 ditembak jatuh di Ukraina timur yang dikuasai pemberontak dalam perjalanan ke Kuala Lumpur dari Amsterdam. Sebanyak 298 orang di dalam pesawat tersebut tewas, termasuk 193 warga negara Belanda.

Pemerintah Kyiv dan pemberontak separatis pro-Rusia, yang berjuang untuk menguasai Ukraina timur, saling tuduh atas kejadian yang terjadi di tengah konflik tersebut.

Pada 2019, jaksa penuntut umum Belanda menetapkan empat tersangka dalam serangan itu, termasuk tiga mantan anggota angkatan bersenjata Rusia.

Somalia: 11 tewas
23 Maret 2007: Sebuah pesawat kargo Ilyushin II-76 milik maskapai Belarusia ditembak jatuh oleh roket tak lama setelah lepas landas dari ibukota Somalia, Mogadishu. Insiden tersebut sedikitnya menewaskan 11 orang.

Parahnya, pesawat itu mengangkut para insinyur dan teknisi Belarusia yang telah melakukan perjalanan ke negara itu untuk memperbaiki pesawat lain yang juga terkena rudal dua minggu sebelumnya.

Laut Hitam: 78 tewas
4 Oktober 2001: Tujuh puluh delapan orang, sebagian besar warga Israel, terbunuh ketika Siberia Airlines milik Rusia Tupolev-154, yang terbang dari Tel Aviv ke Novosibirsk, meledak di tengah penerbangan di atas Laut Hitam.

Kecelakaan itu terjadi kurang dari 300 kilometer (186 mil) dari pantai Krimea.
Seminggu kemudian Kyiv mengakui bahwa bencana itu disebabkan oleh penembakan rudal Ukraina secara tidak sengaja.

Iran: 290 tewas
3 Juli 1988: Sebuah Airbus A-300 milik Iran Air, terbang dari Bandar Abbas di Iran ke Dubai di Uni Emirat Arab, ditembak jatuh di perairan teritorial Iran di Teluk Persia tak lama setelah lepas landas oleh dua rudal yang ditembakkan dari kapal perang milik angkatan bersenjata AS, USS Vincennes. Ketika itu, kapal yang tengah melakukan patroli rutin di Selat Hormuz tersebut, tampaknya mengira pesawat tersebut sebagai pesawat tempur. 290 penumpang di dalamnya tewas seketika, termasuk 66 anak-anak.

Atas kejadian itu, Amerika Serikat membayar Iran $101,8 juta sebagai kompensasi bagi para korban setelah keputusan dari Pengadilan Internasional berlaku.

Sebagai bagian dari perjanjian, AS sebetulnya tidak mengakui tuntutan hukum atau secara resmi meminta maaf kepada Iran atas tragedi itu. Sebaliknya, AS kemudian menganugerahi kapten USS Vincennes, Will C Rogers, Legiun Merit atas jasanya sebagai komandan.

Sakhalin, Rusia: 269 tewas
1 September 1983: Pesawat Boeing 747 Korea Selatan milik Korean Air ditembak jatuh oleh jet-jet tempur Soviet di Pulau Sakhalin, setelah berbelok keluar jalur. Sekitar 269 penumpang dan anggota kru dilaporkan tewas.

Lima hari berselang, pejabat Soviet mengakui bahwa mereka telah menembak jatuh pesawat Korea Selatan. Insiden tersebut terjadi akibat ketidaksengajaan karena mengira pesawat komersial tersebut telah melalui daerah terlarang milik Rusia.

Baca juga: Tragedi 11 September, Mengenang Momen Keberanian Penumpang Melawan Teroris di United Airlines Flight 93

Gurun Sinai: 108 tewas
21 Februari 1973: Pesawat Arab Saudi Boeing 727 yang terbang dari Tripoli ke Kairo ditembak jatuh oleh pesawat tempur Israel di atas gurun Sinai. Semua penumpang kecuali empat dari 112 orang di dalamnya tewas.

Angkatan Udara Israel melakukan intervensi setelah Boeing menerbangkan fasilitas militer di Sinai, yang kemudian diduduki oleh Israel. Pihak berwenang Israel mengatakan para pejuang terpaksa melepaskan tembakan ketika pesawat menolak untuk mendarat.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru