Sebuah hoverbike buatan perusahaan asal Rusia, Hoversurf, jatuh dari ketinggian setara tujuh lantai atau sekitar 30 meter di Dubai. Beruntung, sang pilot tak mengalami cedera serius, mengingat baling-baling berada cukup dengan dengan kaki. Namun, sebetulnya, kejadian tersebut sudah terjadi sejak 2017 lalu dan baru dirilis videonya (kecelakaan) oleh perusahaan.
Baca juga: Jadi Subjek Kampanye Indiegogo, Aero Hover-1 Rilis Dua Moda Andalannya
Dalam tayangan video yang diunggah di channel HOVERSURF OFFICIAL dari laman New Atlas, hoverbike yang diterbangkan di sebuah lapangan luas itu awalnya mengudara dengan mulus. Bahkan, sang pilot dengan setelan serba hitam (termasuk helm) sempat melambaikan tangan kanannya saat Hoversurf Scorpion tengah berada di udara.
Tak lama setelah itu, hoverbike yang sedang didemonstrasikan tersebut sebetulnya sempat berakselerasi sebelum sebelum akhirnya kehilangan ketinggian, kehilangan kendali, jatuh dan hancur. Sang pilot yang sempat terguling juga nyaris terkena bilah kipas baling-baling yang masih terus berputar sekalipun sudah jatuh ke daratan. Namun demikian, kalaupun terkena bagian kaki, tampak sang pilot sudah mempersiapkannya dengan memakai pengaman di kakinya, di bagian lutut ke bawah.
https://www.youtube.com/watch?time_continue=52&v=sBiYM8gqQ3Y&feature=emb_logo
Dari deskripsi di kanal resminya, perusahaan yang berbasis di California, Amerika Serikat ini beralasan bahwa kecelakaan dalam demonstrasi pasca penandatanganan perjanjian pembelian antara perusahaan dan pemerintah Dubai itu disebabkan oleh disfungsi barometer. Tak dijelaskan lebih detail maskud fungsi barometer di Hoversurf Scorpion.
Namun, dari beberapa literatur, barometer pada hoverbike setara dengan fungsi keseimbangan atau mempertahankan ketinggian saat di udara. Bila dihubungkan dengan video detik-detik hoverbike jatuh di Dubai dari ketinggian 100 meter memang ada benarnya. Sebelum jatuh, tampak hoverbike kehilangan ketinggian dan lepas kendali hingga berujung jatuh.
Selain itu, fitur keamanan yang diklaim perusahaan berfungsi dengan baik saat terjadinya kecelakaan dan berhasil membuat pilot selamat tanpa cedera juga diragukan beberapa pihak. Sebagaimana fungsi barometer, fitur kemanan yang dimaksud Hoversurf juga tak dijelaskan lebih lanjut.
Pasca kejadian itu, hoverbike atau motor terbang yang kelak digunakan kepolisian Dubai mulai tahun 2020 itu diisukan batal dilaksanakan karena alasan keamanan. Namun, hingga kini belum ada kejelasan apapun terkait kelanjutan penggunaan sepeda motor bersumber tenaga listrik atau disebut electric vertical take-off and landing (eVTOL) tersebut.
Akan tetapi, terlepas dari kelanjutan kontrak Hoversurf dengan Dubai, kecelakaan tersebut setidaknya telah membuat miliaran rupiah terbuang sia-sia. Maklum, hooverbike tersebut dibanderol seharga US$150.000 atau setara Rp 2,2 miliaran.
Baca juga: Dubai Pasang ‘Mata-mata’ Canggih untuk Monitor Suhu dan Physical Distancing
Sebagai kendaraan yang kelak akan membantu tugas kepolisian Dubai, tentu saja spesifikasinya harus mumpuni. Paling tidak, dari segi ketinggian dan durasi terbang dalam sekali cas. Agar lebih jelas, berikut spesifikasinya.
Hoversurf Scorpion Hoverbike
Berat: 104 kg
Kecepatan maksimum: 69 km/jam
Ketinggian aman terbang: 4,8 meter
Waktu terbang dengan pilot: 10-25 menit
Waktu terbang dengan menggunakan drone: sampai 40 menit
Waktu pengecasan: 2.5 jam
Harga: $150.000 atau setara Rp 2,2 miliar.