Sebuah penerbangan dijalankan bersama-sama oleh pramugari (awak kabin) dan pilot-kopilot (awak kokpit). Saat salah satunya tidak ada, dalam hal ini pramugari datang terlambat karena satu dan lain hal, apa yang akan terjadi? Apakah penerbangan akan dibatalkan?
Baca juga: Enam Cara Pramugari Atasi Jet Lag, Nomor 4 Harus Lihat Matahari
Jawaban atas pertanyaan tersebut barangkali bisa didapat dari pengalaman salah seorang pengguna Quora, Balaji Narasimhan. Pada tahun 2003, ia bersama anak dan istrinya terbang dari Bangalore, India, ke Muscat, Oman naik maskapai Indian Airlines. Pesawat yang ditumpanginya kebetulan rute Hyderabad – Muscat via Bangalore.
Ketika itu, pesawat diberangkatkan dari Bandara Bangalore yang lama dan harus berjalan jauh dari terminal ke tempat parkir pesawat berada. Saat semua penumpang sudah boarding dan berharap segera close door, itu tak kunjung terjadi.
Penumpang malah ditampilkan pemandangan awak kabin dan awak kokpit sibuk berbincang satu sama lain sambil mempersiapkan ini itu. Sangat sibuk, tak seperti biasanya. Penumpang sudah mencium aroma tak beres dari apa yang mereka lihat. Rasa penasaran pun menuntun mereka untuk segera mencari tahu apa yang terjadi.
Setelah delay berjam-jam, beberapa penumpang akhirnya berteriak meminta penjelasan kenapa pesawat belum juga berangkat. Terlebih nyamuk mulai masuk ke kabin dan mengganggu kenyamanan penumpang. Pramugari dengan ragu menjawab bahwa mereka sedang menunggu kedatangan pramugari lainnya yang terlambat datang. Hal ini semakin membuat banyak penumpang kesal.
Singkat cerita, pramugari akhirnya tiba dan tak lama kemudian pintu pesawat ditutup dan pushback. Penumpang yang kadung kesal, memang tak mengucapkan sumpah serapah, tetapi mereka melakukan sindiran pedas dengan memberikan tepuk tangan.
Baca juga: Pramugari Maskapai Mana yang Dapat Gaji Paling Tinggi di Dunia?
Belakangan diketahui, pramugari yang terlambat datang itu ialah pramugari pengganti, bukan pramugari yang seharusnya bertugas dalam penerbangan itu. Ia menggantikan rekannya yang sakit mendadak dan harus dibawa ke rumah sakit.
Berhubung itu adalah penerbangan internasional, proses pergantian pramugari tidak bisa sembarang melainkan harus mereka yang mempunyai jam terbang dan tentu saja paspor yang masih berlaku.
Mengingat itu adalah penerbangan transit, itu berarti penerbangan maskapai itu dari bandara awal ke bandara transit di Bangalore tetap berjalan meskipun kekurangan pramugari. Barulah ketika di Bangalore, pramugari pengganti datang dan mengisi kekosongan.
Bisa disimpulkan, bahwa kekurangan pramugari pada penerbangan domestik mungkin tak jadi soal besar, tetapi pada penerbangan internasional itu akan jadi masalah karenanya harus ada pengganti.
Terkait pengganti pramugari/pramugara yang mendadak tidak bisa bertugas karena beberapa alasan, maskapai sudah mengantisipasi terjadinya hal ini.
Dari departemen shceduling maskapai, diketahui, selain ada pramugari/pramugara yang bertugas, ada juga pramugari yang berlibur dan standby.
Baca juga: Apa Perbedaan Antara Homebase dan Hub Maskapai?
Dalam kasus di atas, sudah pasti pramugari yang standby yang akan dikontak maskapai untuk segera merapat dan bertugas. Biasanya mereka tinggal tak jauh di sekitar bandara. Bahkan ada yang standby di asrama atau hotel yang disiapkan maskapai. Kalaupun standby di rumah, itu dipastikan jaraknya tak jauh dari bandara agar memudahkan maskapai melakukan rotasi.
Sudah begitu, maskapai biasanya mempunyai homebase dan hub yang di sana terdapat SDM (awak kabin dan awak kokpit), dalam hal ini pramugari, yang siap bertugas jika diperlukan.