Pesta Demokrasi Pemilihan Umum (Pemilu), akan berlangsung pada Rabu, 17 April 2019 di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini membuat banyak masyarakat berbondong-bondong kembali ke daerah asal mereka untuk melakukan pencoblosan.
Baca juga: Jelang Libur Panjang, PT KAI Siapkan 11 KA Tambahan dan Penjualan Melonjak 90 Persen
Melihat antusias ini bagaimana moda transportasi di Indonesia baik di Jakarta maupun daerah lainnya? Ternyata antusias ini berbuntut dengan baik, dimana meningkatnya animo masyarakat untuk kembali ke kota asal untuk memilih.
Sebab beberapa moda transportasi terjadi antrean yang cukup panjang dan tiket pun terjual hampir 90 persen. Untuk kereta api, PT KAI di Daop I bahkan sudah menambahkan 11 kereta api tambahan pada masa pilpres dan libur panjang.
Sedangkan di Manado sendiri ratusan penumpang di tiga kepulauan yakni Talaud, Sangihe dan Sitaro memadati pelabuhan. Karena kepadatan ini membuat banyak penumpang yang tidak mendapatkan tiket ranjang untuk keberangkatan sebelum Pemilu.
Direktur Lintas Utara Line (LUL) dan Asosiasi Perkapalan Bongkar Muat Indonesian (APBM) Kota Manado Yusak Lesman Walo mengakui, lonjakan penumpang terjadi sejak Minggu (14/4/2019) kemarin.
Bahkan di pelabuhan ferry Ternate tepatnya di Pelabuhan Bastiong, antrean panjang terjadi pada 15 April 2019 kemarin sejak pukul 10.00 WIT di loket penjualan tiket. Hal ini membuat petugas pelabuhan membuka dua jalur untuk rute keberangkatan yang berbeda guna meminimalisir penumpukan penumpang.
Sedangkan Manager Operasional PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Ternate, Ali Tahmer mengatakan lonjakan tersebut dikarenakan adanya Pemilu. Dia mengatakan, meski ada lonjakan penumpang, PT ASDP tidak memberikan armada tambahan dan semuanya berjalan sesuai dengan jadwal.
Selain itu, masyarakat pengguna bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) pun melonjak dengan adanya Libur Nasional Pemilu ini. Empat hari terakhir di Terminal Mandalika, Mataram terlihat peningkatan jumlah penumpang.
Ini karena banyak masyarakat Sumbawa, Dompu dan Bima yang tinggal di luar kota seperti Pulau Jawa yang kembali ke kota masing-masing. Pengguna bus sendiri umumnya kebanyakan mahasiswa. Bahkan ada pula bus yang diborong atau charter oleh calon anggota legislatif agar masyarakat daerah di Mataram bisa kembali pulang demi memberikan hak pilih mereka.
Ya, antusias masyarakat daerah begitu jelas terlihat, pelabuhan terminal, bahkan stasiun kereta api di Jawa pun tiketnya terjual hingga 90 persen. Namun bagaimana angkutan dalam kota seperti di Jakarta yang memiliki kereta Commuter Line atau kereta rel listrik (KRL) dan bus TransJakarta?
Ternyata dengan adanya Pemilu, PT TransJakarta bahkan memprediksi akan terjadi penurunan penumpang saat pencoblosan Pemilu 2019. Adanya prediksi ini sendiri berdasarkan dari pengalaman Pesta Demokrasi lima tahun lalu yakni 2014. Humas PT TransJakarta, Wibowo mengatakan, adanya prediksi ini merupakan estimasi. Hal ini dikarenakan penurunan hanya terjadi di saat Pemilu.
“Setelah Pemilu atau hari Kamisnya diperkirakan sudah normal seperti biasa. Karena itu kan hari kerja meski besoknya (Jumat) libur lagi,” ujar Wibowo yang dihubungi KabarPenumpang.com, Selasa (16/4/2019).
Baca juga: BYD K9 – Inilah Bus Listrik untuk Koridor 13 TransJakarta
Meski sedang dalam Pesta Demokrasi, pihak TransJakarta tidak memberikan diskon atau reward lagi bagi penumpang. Hal ini dikarenakan tarif yang cukup murah dan bilapun ada biasanya pihak bank yang bekerja sama memberikan diskon bagi penumpang yang menggunakan kartu uang elektronik mereka. Sedangkan VP Corcom PT KCI Anne mengatkan, untuk KRL tidak ada penurunan penumpang di hari pemilu.
“Untuk Pemilu 2019 penumpang akan sama jumlahnya seperti hari Sabtu atau Minggu,” ujar Anne.