Duel popularitas antara garbarata (aero bridge) dan tangga manual di apron masih menjadi topik perbincangan dari dunia aviasi yang menarik untuk ditelaah lebih dalam. Tak terelakkan, dua kubu pun saling mendukung jagoannya masing-masing. Walaupun antara garbarata dan tangga manual tersebut punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, tapi penumpang memiliki seleranya tersendiri. Bahkan, ada juga yang tidak terlalu memperdulikan penggunaan fasilitas pendukung di bandara tersebut. Lalu, jika dibandingkan secara keseluruhan, manakah yang lebih baik? Garbarata atau tangga manual?
Baca Juga: ST Engineering Kembangkan Sistem Garbarata Otomatis
Sebagaimana yang dihimpun KabarPenumpang.com dari laman travelupdate.com (26/11/2017), tangga manual memiliki kelebihan di segi nuansa. Penumpang dapat merasakan hingar bingar suasana di tarmak, melihat dengan dekat pesawat yang akan Anda tumpangi, hingga mendengar lebih jelas raung mesin pesawat. Tapi, resiko lainnya yang harus dihadapi oleh penumpang yang menggunakan tangga manual untuk masuk ke dalam pesawat adalah cuaca buruk. Mulai dari angin kencang hingga kehujanan kerap kali menjadi satu permasalahan yang serius bagi penumpang yang tidak kebagian jatah menggunakan garbarata.
Di sisi lainnya, para penumpang yang menggunakan garbarata akan terhindar dari masalah cuaca seperti yang sudah disebutkan di atas. Otomatis, rambut Anda pun tetap tertata rapih karena tidak diterpa semeliwir angin di apron. Anda pun tidak perlu berpanas-panasan berjalan menuju tangga manual ketika menggunakan garbarata. Tidak sedikit garbarata yang kini menggunakan AC, jadi suhu tubuh Anda pun akan senantiasa terlindungi. Tapi, Anda tidak bisa menikmati suasana di apron ketika menggunakan garbarata. Hanya sebuah lorong yang di kedua sisinya belum tentu dilengkapi dengan kaca.
Baca Juga: Video Garbarata Berhantu di Phuket Menjadi Viral di Media Sosial
Terlepas dari kekurangan dan kelebihan masing-masing, garbarata merupakan salah satu bentuk kemajuan teknologi yang memudahkan mobilitas penumpang dari ruang tunggu menuju pesawat. Ini merupakan bentuk evolusi yang terjadi di dunia aviasi. Walaupun nuansa yang dihadirkan garbarata tidaklah ‘sedekat’ tangga manual, namun garbarata lebih mendominasi di segi pelayanan. Setiap orang tentu memiliki seleranya masing-masing yang tidak dapat dipaksakan, tapi hadirnya garbarata merupakan bentuk nyata peningkatan pelayanan dari suatu bandara.
Jadi menurut Anda pribadi, lebih suka menggunakan tangga manual atau garbarata?