Ada yang menarik dari pernyataan Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara saat berbicara dalam acara Public Expose di Atjeh Connection pada Jumat, 21 Desember lalu, ditengah paparan program dan evaluasi kerja maskapai plat merah tersebut, Ari menyebut pihaknya mengkritisi terlalu banyaknya frekuensi ramp check yang dilakukan pada pesawat Garuda Indonesia di Bandara Changi, Singapura.
Baca juga: 2019: Garuda Indonesia ‘Kerahkan’ Seluruh Karyawan Jadi Agen Penjualan Tiket
“Ini bukan membangkitkan soal sentimen nasionalisme, namun frekuensi ramp check pada pesawat Garuda Indonesia yang terbang ke Singapura terasa tidak fair,” ujar Ari. Ia menyebut bahwa dalam satu hari ada 9x penerbangan Garuda Indonesia menuju Changi, dimana 5 sampai 6 pesawat harus menjalani sesi ramp check secara random. Ari mengatakan, padahal pesawat mereka, seperti Singapore Airlines hanya diberlakukan 2 kali ramp check saat berada di Indonesia.
Ramp check sendiri merupakan prosedur keselamatan penerbangan, dimana otoritas seperti Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) melaksanakan pengecekan kondisi pesawat dalam berbagai aspek. Pengecekan umumnya mencakup pelaksanaan proses refuelling, pemuatan kargo, pengecekan visual mesin, pengecekan sayap, pengecekan sistem hidraulik, fuselage, roda pendarat, dan dokumen penerbangan.
Belum diketahui persis alasan keberatan yang disampaikan Ari Askhara, namun besar kemungkinan tingginya proses ramp check membawa pengaruh pada jadwal penerbangan. Disisi lain, pengamat transportasi yang pernah menjabat sebagai Direktur Utara Garuda Indonesia, Indra Setiawan, berpendapat bahwa prosedur ramp check adalah hak yang sepenuhnya dimiliki oleh otoritas penerbangan di negara tujuan.
“Memang penentuan ramp check ada unsur subyektivitas, namun tentu mereka (otoritas penerbangan di Singapura-red) mempunyai pertimbangan tersendiri untuk pemberlakuan ramp check pada pesawat asal negara tertentu. Semisal maraknya insiden pada penerbangan di Indonesia, itu bisa menjadi alasan bagi mereka untuk meningkatkan prosedur ramp check,” ujar Indra Setiawan saat dihubungi KabarPenumpang.com.
Baca juga: Dalam Jumlah Pergerakan Penumpang, Bandara Soekarno-Hatta Unggul Tipis dari Changi
Indra menambahkan kasus larangan terbang bagi maskapai asal Indonesia ke Eropa pada beberapa tahun lalu, hal tersebut juga merupakan bukti subyektivitas dari otoritas penerbangan yang dilandasi track record atas beberapa kejadian. Seiring dengan membaiknya track record penerbangan, maka boleh jadi frekuensi ramp check akan dikurangi. Menurut Ari Askhara, tidak hanya Garuda Indonesia, frekuensi ramp check yang tinggi di Changi juga diberlakukan pada semua maskapai asal Indonesia yang terbang pulang pergi ke Singapura.