Naik taksi dan disuguhi iklan sesuai dengan umur dan jenis kelamin setiap penumpangnya? Mungkin ini menjadi hal yang baru dan bisa membuat penumpang menjadi lebih nyaman dan menikmati perjalanan mereka. Namun bagaimana caranya dan apakah ini aman untuk penumpang yang bepergian dengan taksi?
Baca juga: S.Ride, Aplikasi dari Sony untuk Taksi Hailing di Jepang
Dilansir KabarPenumpang.com dari laman situs futurism.com, pengalaman baru ini bisa dirasakan setiap penumpang jika mengunjungi Jepang tahun ini. Pasalnya saat masuk ke dalam taksi, Anda sebagai penumpang akan dihadapkan pada sebuah tablet yang akan memindai wajah untuk mengetahui jenis kelamin, usia dan karakteristik lainnya.
Nantinya setelah data hasil pemindaian didapat, maka iklan yang relevan alias sesuai dengan penumpang akan ditampilkan. Sistem pengenalan wajah tersebut membuat tampilan di Twitter pada hari Sabtu (27/4/2018) setelah seorang teknisi Google Rosa Golijan memposting foto tablet.
Dimana tablet tersebut diketahui digunakan dalam taksi di Jepang untuk memperkirakan jenis kelamin dan memberikan konten yang paling optimal dengan sebuah preview menarik tentang bagaimana iklan yang di paksakan dan dipersonalisasikan bisa diluncurkan di tempat lain di dunia. Tweet yang juga tanggapan Golijan ini menunjukkan banyaknya detail termasuk bagaimana cara cara data dikumpulkan dan digunakan. Teknologi yang digunakan pada tablet adalah pengenalan wajah (facial recognition) lewat fitur kamera.
Kode QR di tautan gambar akan tersambung pada website pengembangan platform ecommerce Jepang yakni DeNA Co Ltd dimana secara khusus akan menghubungkan ke halaman Trust and Safety untuk layanan Premium Taxi Vision. Diketahui, Premium Taxi Vision sendiri hadir pada Januari 2019 dan dimaksudkan untuk membuat penumpang taksi lebih nyaman dan aman.
Website DeNA mengatakan, pihaknya melakukan penerjemahan data dengan Google dan agaknya kenyamanan serta kemudahan dengan membuat pelanggan terhindar dari rasa malu yang ditunjukkan untuk jenis kelamin dan umur yang berbeda dari data yang didapat. Situs website milik DeNA juga menjelaskan bahwa video penumpang digunakan untuk menghasilkan profil mereka terkait usia, jenis kelamin yang diperkirakan serta jumlah penumpang di dalam taksi.
Baca juga: Tidak Ada Layanan Ride-Hailing, Inikah Masa Kejayaan Taksi di Jepang?
Data ini akan dikirim ke agen perkilanan Geniee, Inc dan kemudian mengirimkan iklan yang cocok untuk penumpang. Dengan cara ini pihak Geniee sendiri tidak bisa melihat rekaman data penumpang tetapi hasil ringkasan data. Dalam kasus Golijan, pihak pengiklan hanya tahu yang naik taksi adalah seorang wanita dewasa. Sehingga rekaman yang sudah didapat DeNA langsung dihapus dan perangkat lunak pengenalan wajah tidak hilang dari tablet.