Kabar baik datang dari Indonesia! Ya, Republik ini tengah berencana untuk menginvestasikan total US$7 milyar atau yang sekira Rp100 triliun untuk pembangunan bandara greenfield di Jakarta. Hal ini ditempuh sebagai salah satu upaya untuk mendukung peningkatan permintaan perjalanan udara di Tanah Air. Menanggapi hal ini, salah satu operator bandara di Indonesia yang mengelola 16 bandara, PT Angkasa Pura II akan melakukan studi kelayakan guna menindaklanjuti rencana ini.
Baca Juga: Bandara Internasional Soekarno-Hatta Menjadi Hub Kedua Terbesar di Asia Pasifik
Seperti yang dikutip KabarPenumpang.com dari laman airport-technology.com (15/2/2019), operator bandara akan mempertimbangkan apakah akan membangun bandara sendiri atau bekerja sama dengan perusahaan lain setelah studi selesai, meskipun keputusan akhir akan diambil oleh Kementerian BUMN.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan situs untuk bandara greenfield bisa dekat dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta atau dapat dibangun di atas tanah yang direklamasi dari laut. Jika dibangun berdekatan dengan bandara yang eksisting, struktur baru akan membutuhkan pembukaan lahan sekitar 600 hektar. Jika dibangun di lokasi baru maka reklamasi 2.000 hektar akan diperlukan.
“Jakarta dan daerah sekitarnya dengan populasi sekitar 50 juta akan membutuhkan sistem multi-bandara yang terhubung untuk memenuhi permintaan (perjalanan udara). Bandara baru akan menjadi mahakarya negara,” ujar Awaluddin.
Diperkirakan, Bandara Internasional Soekarnno-Hatta dan Bandara Halim Perdanakusuma yang sebagai mana kita ketahui bersama melayani daerah Jakarta dan sekitarnya, tidak akan mampu untuk mengelola peningkatan permintaan perjalanan udara di masa yang akan datang
Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, Angkasa Pura II sudah menginvestasikan ratusan juta dolar dalam pembangunan terminal baru dan landasan pacu di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Jakarta. Lalu lintas penumpang melalui bandara ini diperkirakan akan meningkat 46% menjadi 100 juta dalam satu dekade.
Pembangunan terminal baru dijadwalkan akan dimulai pada tahun 2021 mendatang dan diwacanakan mampu mengelola sekitar 45 juta penumpang. Terminal yang ada juga akan dimodernisasi untuk dapat menampung 25 juta penumpang masing-masing dari hampir sembilan juta penumpang per tahun.
Baca Juga: Dalam Jumlah Pergerakan Penumpang, Bandara Soekarno-Hatta Unggul Tipis dari Changi
Angkasa Pura II juga berupaya memilih investor strategis untuk Bandara Internasional Kualanamu di Medan. Operator bandara akan mengumpulkan proposal dari 16 penawar pilihan, sebagian besar dari Asia dan Eropa, untuk menjadi mitra ekuitas. Mitra yang dipilih dapat memiliki maksimum 49% investasi dalam perusahaan patungan (Joint Venture) untuk mengoperasikan bandara Kualanamu.