ITA Airways menggandeng Badan Antariksa Eropa (ESA) dan Inmarsat dalam memanfaatkan satelit untuk optimalisasi rute penerbangan. Dengan teknologi yang disebut sebagai Iris itu pilot akan terhubung secara digital dengan Air Traffic Control (ATC) untuk komunikasi yang lebih intens. Ini pada akhirnya meningkatkan efektivitas rute penerbangan.
Saat ini, kokpit pesawat sudah dilengkapi dengan teknologi mutakhir termasuk navigasi GPS yang juga berbasis satelit. Melalui GPS, sebetulnya sudah lebih dari cukup dalam menuntun pesawat agar bisa sampai ke bandara tujuan.
Dalam kondisi normal, mungkin memanfaatkan navigasi GPS untuk memanfaatkan rute sudah sangat mumpuni. Tetapi, dalam kondisi traffic tinggi seperti saat peak season dan di tengah cuaca buruk, navigasi GPS saja tidak cukup. Butuh komunikasi lebih antara pilot dan ATC. Hal inilah yang dibutuhkan maskapai sehingga teknolog Iris dari Inmarsat dan didukung ESA.
Lewat teknologi Iris tersebut, pilot dan ATC akan terhubung terus-menerus dan saling bertukar informasi kondisi ter-update menggunakan tautan komunikasi bandwidth tinggi yang aman dan cepat. Dengan begitu, ATC bisa memantau dan memandu lalu lintas udara dengan lebih baik, efektif, dan efisien.
Ketelibatan ATC secara lebih lewat teknologi Iris itu membuat penerbangan lebih efisien seiring berkurangnya kemungkinan pesawat holding untuk bisa masuk bandara. Manfaat lainnya, waktu tunggu takeoff or landing clearance juga lebih sedikit dan extra time yang dihabiskan ATC untuk mengalihkan penerbangan juga lebih sedikit.
Baca juga: Software Network Planner Jadi Andalan Maskapai Sebelum Putuskan Buka Rute Baru
Sebelum ITA Airways, sebelumnya empat maskapai lain, easyJet, Transavia Airlines, Virgin Atlantic, dan Jet2, sudah lebih dahulu memanfaatkan teknologi tersebut. ATC di 14 negara Eropa juga sudah mengadopsi teknologi itu. Itu berarti, ITA Airways dapat memaksimalkan teknologi Iris untuk di banyak rute di Eropa.
Senior Vice President of Aircraft Operations and Safety Inmarsat, Joel Klooster, bergabungnya ITA Airways mendorong penggunaan teknologi Iris yang lebih luas di Eropa, sebelum diluncurkan lebih luas lagi secara global.
“Kami sangat senang menyambut ITA Airways sebagai maskapai kedua yang bergabung dengan Iris, datang hanya beberapa bulan setelah easyJet diumumkan sebagai maskapai pertama. Ini menunjukkan momentum mengesankan yang terus dibangun di sekitar program saat menuju pengenalan layanan komersial di Eropa tahun ini, diikuti dengan peluncuran global penuh,” jelasnya.
“Iris akan menandai perubahan langkah transformasional dalam manajemen lalu lintas udara, memberikan manfaat operasional dan lingkungan bagi maskapai penerbangan dan industri penerbangan secara keseluruhan, sekaligus meningkatkan pengalaman penerbangan bagi penumpang,” tambahnya, seperti dikutip dari Simple Flying.
Baca juga: Mengapa Pesawat Tidak Terlihat di Google Maps Satelit? Ini Jawabannya
Sementara itu, ESA mengklaim teknologi Iris pada akhirnya secara signifikan membantu mengurangi emisi karbon yang dihasilkan maskapai setidaknya sampai 10 persen.
“Kami bangga bergabung dengan program Iris, yang sepenuhnya sejalan dengan strategi pertumbuhan kami karena program ini mencerminkan dua pilar utama ITA Airways: keberlanjutan dan inovasi. ITA Airways adalah maskapai layanan lengkap pertama di Eropa dengan armada baru dilengkapi dengan teknologi mutakhir oleh Inmarsat Aviation, memberikan manfaat operasional dan lingkungan,” tutup Kepala Operasi Camo ITA Airways, Alessio Leone.