Dapatkah Anda membayangkan jika Anda merupakan salah satu korban dari tindak pelecehan seksual dan netizen malah berbalik menyerang Anda. Sudah barang tentu beban pikiran akan semakin memberatkan hari-hari Anda ya. Kurang lebih kejadian seperti ini dialami oleh seorang penumpang komuter LRT (Light Rapid Transit) di Kuala Lumpur yang menjadi bulan-bulanan warganet pasca berkeluh kesah tentang pelecehan seksual yang baru saja ia alami.
Baca Juga: Berkat Rekaman CCTV, Polisi Sigap Identifikasi Pelaku Pelecehan Seksual di Stasiun
Seperti yang dirangkum KabarPenumpang.com dari berbagai laman sumber, kejadian ini sendiri terjadi pada Kamis (18/10/2018) silam, sekira pukul18.00 waktu setempat. Kala itu, wanita yang diklaim bernama Nur Sahana ini tengah berada di dalam rangkaian LRT dan tiba-tiba ada seorang pria paruh baya yang mendekati dirinya. Pria itu lantas berdiri sangat dekat – bahkan hampir menempel bagian belakang dari Nur Sahana, padahal kondisi kereta bisa dibilang cukup lengang.
Tentu saja kondisi ini membuat Nur Sahana risih dan mulai berpikiran yang macam-macam. Entah merasa aksi si pria hidung belang ini mulai terdeteksi oleh Nur atau tidak, namun ia memutuskan untuk melakukan aksi yang sama terhadap wanita lain. Tak menyia-nyiakan kesempatan, Nur Sahana langsung berinisiatif mengambil ponsel lalu mengabadikan aksi pria bejat ini dalam bentuk foto – sekiranya ini bisa menjadi barang bukti.
“@MyRapidKL Assalam, kejadian ini baru saja menimpa saya. Lelaki ini mendempet saya dari arah belakang, dan kini ia melakukan hal yang sama terhadap penumpang lain. Ia turun di University Station sekitar pukul 18.00. Nomor kereta 275 mengarah ke Putra Height Kelana Jaya line. Saya sudah melaporkan kejadian ini ke hotline RapidKL bagian kriminal,” tulis Nur Sahana dalam postingan Twitternya.
Memang, dalam foto yang disematkan Nur Sahana di postingannya tersebut, tampak seorang laki-laki paruh baya yang mengenakan kaos Polo bermotif garis-garis berdiri menempel penumpang wanita yang berada tepat di depannya. Padahal seperti yang bisa Anda lihat sendiri, kondisi di dalam gerbong tersebut cukup kosong dan agak aneh rasanya jika melihat ada orang bergelagat seperti ini.
Tidak berhenti sampai di situ, ternyata, respon warganet setelah membaca postingan Nur Sahana ini lebih mengejutkan. Alih-alih menaruh simpati terhadap si korban kasus pelecehan seksual ini, warganet malah balik mem-bully Nur Sahana.
“Lihat, wanita itu tampak menikmatinya seolah ia yang meminta. Dia hanya berdiri tegak dan tidak bergeming,”
“Yang lebih aneh, masa wanita itu tidak merasakan apa-apa? Atau jangan-jangan mereka berdua (Nur Sahana dan wanita dalam foto) itu menikmatinya?”
“Aneh. Apakah wanita itu sama sekali tidak bisa merasakan bahwa ada seseorang yang berdiri sangat dekat – bahkan menempel di belakangnya?”
Itu hanya merupakan contoh dari sekian banyak cibiran yang masuk ke dalam notifikasi postingan Nur Sahana.
Baca Juga: Antisipasi Pelecehan Seksual di KRL, Ikuti Tips Berikut Ini
Menanggapi ramainya pemberitaan soal ini, seorang psikolog asal Sydney bernama Melissa Podmore mengatakan, “Ketika seorang wanita hanya berdiam diri atau terkesan bekerja sama, itu tandanya mereka tengah memasuki strategi pertahanan yang membuat mereka tetap ‘aman’,”
Memang, ketika keadaan terdesak seperti ini, tidak mudah bagi sebagian orang untuk berpikir jernih dan pada akhirnya melakukan tindakan bela diri. Satu yang yang penting adalah, cobalah untuk merangkul korban pelecehan seksual, bukan malah menyudutkan dan berbalik menyerang si korban. Karena itu akan berdampak pada kondisi psikis korban yang jadi semakin parah.