Bepergian ke Yogyakarta menggunakan kereta api yang sangat populer memang sangat menyenangkan. Meski harga tiket terlampau mahal, namun dari segi fasilitas dan pelayanan yang super bagus tentunya sudah sangat menyenangkan puas. Apalagi rute dan perjalanan pada Gapeka 2025 ini ditambah menjadi 6 kali perjalanan (3 kali dari Jakarta, Ganbir dan dari Yogyakarta).
Ya, inilah KA Taksaka yang digadang-gadang sebagai kereta api dengan julukan ‘Anak Emas’ ini sudah sangat populer di masyarakat. Dengan rangkaian yang eksklusif yakni menggunakan body stainless steel New Generation, KA Taksaka sudah mampu berjalan dengan kecepatan maksimal yang diijinkan, yaitu 120 km/jam. Kecepatan maksimal ini menjadi nilai tambah bagi penumpang yang merasakan waktu yang cukup singkat dari perjalanan kereta api pada umumnya.
Tapi tahukah kalian bahwa asal usul nama Taksaka yang sangat populer hingga kini menjadi perjalanan diminati tiap waktu? KA Taksaka merupakan kereta api eksekutif yang dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) pada 19 September 1999. Kereta malam ini melayani rute Yogyakarta Tugu-Jakarta Gambir dengan jarak 517 kilometer dalam waktu sekitar 7 jam.
Karena antusias penumpang saat itu, akhirnya pada Oktober 2001 dijalankan sebagai Taksaka II yaitu perjalanan pada siang hari. Flashback pada sejarah nama kereta api ini diambil. Taksaka merupakan nama lain dari seekor ular besar atau naga dalam kisah Mahabharata yang baik hati dan pengayom. Mitologi Hindu meyakini bahwa naga tersebut adalah putra dari Dewi Kadru dan Kashyapa yang tinggal di Nagaloka bersama saudara-saudara lainnya, yaitu Basuki, Antaboga, dan lain-lain.
Hari ini 24 Tahun Lalu, KA Taksaka Resmi Beroperasi, Kini Jadi Kereta “Hype Trip” Kaum Milenial
Dalam mitologi Bali, Taksaka juga memiliki peran penting. Ia digambarkan sebagai ular yang tinggal di kayangan, tempat para dewa. Tidak semua ular dalam mitologi ini bersifat jahat, termasuk Taksaka. Beberapa di antaranya memiliki sifat yang baik dan melayani para dewa. Pengaruh mitologi Hindu dari India sangat kuat di Bali, sehingga cerita tentang Taksaka ini juga muncul dalam kepercayaan dan budaya Bali. Ia sering dianggap sebagai sosok yang sakral, menunjukkan keseimbangan antara kebaikan dan kejahatan dalam wujud ular.
Dari sejarah itulah nama KA Taksaka hingga kini menjadi diminati dan paling populer setelah beberapa kereta sekelas Argo yang memiliki sejarah yang panjang. Selain itu KA Taksaka digadang-gadang selalu dijuluki oleh pecinta kereta api yang memanggilnya sebagai ‘Anak Emas’.
Keunikan sebagai nama yang dijuluki tersebut dengan alasan bahwa setiap kali KAI meluncurkan rangkaian atau jenis gerbong baru, KA Taksaka selalu menjadi yang pertama kali mendapatkan kesempatan untuk mencoba ‘barang baru’. Meski tergolong dalam kereta eksekutif, harga tiket KA Taksaka terbilang cukup terjangkau. Tiketnya sendiri dibanderol mulai dari Rp590.000. Tidak heran jika tiket KA Taksaka hampir selalu ludes terjual meski jadwalnya tersedia untuk dua kali keberangkatan per hari, baik dari Jogja maupun Jakarta.
Nah bagaimana. Sudah berapa kali kalian menggunakan KA Taksaka si Anak Emas ini untuk perjalanan istimewa?