Bus rel pertama di Indonesia adalah Kertalaya yang menghubungkan Stasiun Kertapati di Kota Palembang dengan Indralaya di Kabupaten Ogan Ilir. Nama Kertalaya sendiri diambil dari gabungan nama dua stasiun yang terhubung.
Baca juga: Railbus Batara Kresna, Wahana Unik yang Melaju di Rel Bekas Trem
Kehadiran bus rel Kertalaya sendiri dari awal dimaksudkan untuk mengangkut mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri). Selain itu juga untuk mengurangi kemacetan dan meminimalisir angka kecelakaan di jalan raya.
KabarPenumpang.com merangkum dari berbagai laman sumber, bus rel Kertalaya dioperasikan pertama kali pada 19 Februari 2009 dan diresmikan oleh Jusman Syafii Djamal yang saat itu menjabat sebagai Menteri Perhubungan. Bus rel Kertalaya ternyata adalah buatan anak bangsa yakni PT INKA.
Pembuatan bus rel tersebut menghabiskan waktu yang cukup lama yakni dua tahun dan menelan biaya hingga Rp15 miliar. Pemilihan bus rel sendiri juga karena lebih murah dibandingkan dengan KRD yang membutuhkan dana mencapai Rp30 miliar untuk pembuatannya.
Bus rel Kertalaya dalam satu rangkaian memiliki tiga mobil penumpang yang kapasitas masing-masing mobilnya bisa mengangkut 110 penumpang dengan rincian 36 penumpang duduk dan 74 berdiri. Konstruksi bus rel pertama yang dioperasikan di Indonesia berbentuk streamlined atau aerodinamis berbahan hybrid composite, jauh berbeda dengan kereta konvensional yang pernah ada di Indonesia yang menggunakan logam penuh.
Struktur bogie atau rangkanya (sasis) menggunakan articulated bogie (menyatu dengan bodi) dan single axle atau sumbu roda tunggal, sehingga membuat gerbong dapat tetap “lekat” pada rangkaiannya jika mengalami anjlokan dalam kecepatan tinggi. Secara teori, rangkaian seperti ini lebih aman dibandingkan rangkaian KA konvensional.
Jika dipacu maksimal, bus rel rakitan PT INKA yang mengandalkan mesin diesel elektrik berkapasitas 290 kilo volt ampere (KVA) ini mampu berlari dengan kecepatan hingga 100 km per jam. Namun dalam pengoperasiannya, dengan alasan keamanan, PT Kereta Api Sub Divisi Regional III 1 Kertapati Sumatera Selatan, hanya memacu dengan kecepatan rata-rata 60 km per jam.
Baca juga: “Lembah Anai,” Jadi Railbus Ketiga yang Dioperasikan PT KAI
KA Kertalaya berangkat dari stasiun Kertapati pada pukul 07.30 WIB dan dari stasiun Indralaya pukul 14.18 WIB. Harga tiket saat ini sebesar Rp3 ribu dan hanya dapat dipesan dua jam sebelum keberangkatan di loket stasiun yang dilewatinya.