Salah satu lokomotif uap tertua di Indonesia, lokomotif B2207 buatan tahun 1898, rampung direstorasi oleh komunitas pecinta kereta api Indonesian Railway Preservation Society (IRPS). Lokomotif buatan Jerman yang dioperasikan oleh perusahaan kereta api swasta Hindia Belanda, Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), itu diharapkan bisa menjadi sarana baru edukasi perkeretaapian di Buperta Cibubur.
Baca juga: NIS 107, Jejak Lokomotif Tertua di Indonesia Yang Terlupakan
Kepala Bumi Perkemahan dan Graha Wisata Pramuka (Buperta) Cibubur, Ermadi, mengungkapkan wajah baru lokomotif yang diberi nomor NIS 312 itu sejalan dengan tujuan didirikannya Buperta Cibubur, salah satunya sebagai wadah edukasi.
Karena itu, ia berencana mendirikan sekretariat khusus untuk IRPS, berkolaborasi dengan PT KAI, agar bisa mengedukasi pengunjung yang datang.
“Saya harapkan juga ini sebagai edukasi untuk generasi muda di bumi perkemahan ini. Nanti akan ada petunjuk dari IRPS yang akan memberikan keterangan-keterangan tentang sejarah lokomotif uap ini,” ucap Ermadi dalam seremonial restorasi lokomotif B2207 di Buperta, Cibubur, Rabu (30/3).
Sejalan dengan Ermadi, Asisten Manager Eksternal PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Kamtono, berharap menjadi salah satu alat bantu edukasi terhadap generasi muda bahwa Indonesia pernah mempunyai sarana perkeretaapian seperti ini.
“Pada hari ini IRPS sudah berhasil merestorasi lokomotif B2207 yang ada di Bumi Perkemahan di sini, yang nanti harapannya bisa menjadi salah satu alat bantu edukasi terhadap generasi muda bahwa Indonesia pernah mempunyai sarana perkeretaapian seperti ini,” jelasnya.
Baca juga: Bikin Penasaran, Inilah Maksud dari Huruf CC, BB dan D Pada Lokomotif
Sementara itu, ketua IRPS Ricki Dirjo menjelaskan program preservasi lokomotif uap seri B2207 dilakukan sebagai bagian dari visi komunitas dalam melacak dan menjaga aset-aset kereta api di Indonesia yang memiliki nilai sejarah panjang.
Lokomotif ini merupakan peninggalan perusahaan kereta api swasta pertama di Hindia Belanda yang dikenal bernama NIS. Lokomotif yang di Buperta ini dahulu diberi nomor NIS 312 dan menjadi andalan NIS untuk lintas Semarang – Surabaya.
Setelah Indonesia merdeka dan moderninasi perkeretaapian tugas lokomotif B2207 diturunkan, tercatat lokomotif ini dahulu milik dipo Kudus dan terakhir milik dipo Tegal hingga akhirnya diboyong ke Cibubur atas inisiatif ibu Tien Soeharto dalam rangka Jambore Pramuka pertama tahun 1973.
Perlu dicatat, Lokomotif B2207 yang juga mempunyai julukan “Lokomotif Mesin Jahit” tersebut awalnya menggunakan lebar sepur 1.435 mm. Ketika Jepang masuk ke Jawa dan menggusur Hindia Belanda, lebar sepur 1.435 mm dikonversi menjadi 1.067 dan terus bertahan sampai saat ini.
Baca juga: Fyling Scotsman, Lokomotif Uap Terkenal di Dunia Kembali Melaju di Witshire
Sebelum direstorasi, Ricki mengaku kondisi lokomotif bersejarah tersebut dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Lokomotif yang sudah tidak terlihat nomor serinya tersebut sudah mulai berkarat dan keropos bahkan kereta penumpang dari kayu yang ikut gandeng dibelakangnya sudah lenyap hingga hanya menyisakan rangka bawah beserta bogie dan roda.
“Semoga ini bisa menjadi magnet baru untuk teman-teman atau wisatawan yang berkunjung ke sini ternyata ada lokomotif yang sekarang bentuknya sudah bagus dan bukan hanya sebagai sarana foto-foto tetapi juga bisa mengedukasi masyarakat,” tutupnya.