Di beberapa negara, es dan salju menjadi momok tersendiri dalam dunia transportasi. Sebut saja saat insensitas tinggi, salju dapat berdampak buruk pra sarana transportasi, seperti permukaan jalan yang tertutup salju dan membutuhkan usaha khusus untuk menyingkirkan timbunan salju. Nah, selain menggunakan jasa traktor untuk menyingkirkan timbunan salju, rupanya ada teknik khusus untuk membuat jalan raya bebas dari salju.
Baca juga: Jepang Dilanda Badai Salju Tebal, Jalur Darat dan Udara Terhambat
Timbuna es dan salju bukan hal yang baik dalam transportasi. Dan sejak lama telah digunakan campuran garam dengan berbahan dasar klorida untuk mencairkan es dan salju di jalan raya. Namun, penggunaan garam dengan klorida tidak ramah lingkungan. Garam pencair es berbahan dasar klorida yang saat ini tersebar di jalan dapat merusak lingkungan saat mengalir dari aspal dan masuk ke saluran air terdekat.
Garam dengan klorida juga dapat menurunkan kualitas jalan, ditambah zat ini dapat menyebabkan mobil berkarat, repotnya lagi, campura bahan ini harus diterapkan berulang kali sepanjang musim dingin.
Dikutip dari newatlas.com (17/2/2023), kini para ilmuwan telah mengembangkan alternatif bahan yang lebih hijau dan lebih efektif, yang dapat dicampur langsung ke dalam aspal, dan hebarnya tetap aktif selama bertahun-tahun.
Para ilmuwan dari Universitas Sains dan Teknologi Hebei di Cina, telah mengatasi kekurangan dari garam dan klorida, yakni dimulai dengan mengembangkan garam berbasis asetat bebas klorida. Garam semacam itu jauh lebih tidak berbahaya bagi lingkungan daripada klorida. Bahan ini juga tidak korosif terhadap baja dan bahan lainnya, plus bekerja pada suhu yang lebih rendah.
Para peneliti melanjutkan untuk mencampur garam dengan surfaktan, silikon dioksida, natrium bikarbonat, dan terak tanur sembur (yang juga telah digunakan dalam beton tahan garam), menghasilkan bubuk halus. Partikel bubuk itu kemudian dilapisi dengan larutan polimer, menghasilkan mikrokapsul. Akhirnya, para ilmuwan mengganti beberapa bahan pengisi mineral dalam campuran aspal konvensional dengan kapsul tersebut.
Ketika aspal khusus diuji di pinggir jalan raya, ternyata tidak hanya terus mencairkan salju yang jatuh di atasnya, tetapi juga menurunkan titik beku air dari O ºC (32 ºF) ke -21 ºC (-6 ºF).
Baca juga: Mengapa Sebagian Besar Runway di Bandara Terbuat dari Aspal Bukan Beton?
Terlebih lagi, berdasarkan tes laboratorium, para peneliti memperkirakan bahwa lempengan trotoar setebal 5 cm (2 inci) akan terus melepaskan kapsul garamnya selama tujuh hingga delapan tahun, menjaga jalan tetap bersih sepanjang waktu.