Penumpang pesawat ramai-ramai mengeluhkan efek samping dari stempel khusus karantina mandiri. Mereka mengeluh bahwa stempel tersebut membuat alergi pada kulit dan nyaris tak bisa hilang sekalipun sudah berlalu cukup lama serta dibersihkan berkali-kali.
Baca juga: India Mulai Buka Penerbangan Domestik, Penumpang Disarankan Tidak Gunakan Toilet Selama di Pesawat
Diketahui, pemerintah di beberapa negara bagian memang telah mewajibkan kepada masyarakat agar melalukan karantina mandiri di rumah sepulang bepergian dari luar negeri. Agar mudah dideteksi, setiap penumpang pesawat akan ditandai secara fisik dengan cara dicap di bagian lengan bawah ketika tiba di bandara.
Dilansir theprint.in, polemik stempel khusus karantina mandiri yang membuat alergi pada kulit dan nyaris tak bisa hilang ini, bermula dari cuitan sekretaris nasional sekaligus juru bicara Kongres, Madhu Goud Yaskhi.
Dengan menampilkan dua foto lengan bagian bawah mirip bekas luka bakar, ia menyinggung Menteri Penerbangan Sipil India, Hardeep Singh Puri, dan Delhi International Airport Limited (DIAL), konsorsium yang mengoperasikan Bandara Indira Gandhi International (IGI), lewat cuitan “Dear @HardeepSPuri Ji, bisakah Anda melihat bahan kimia yang digunakan di Bandara Delhi untuk menstempel penumpang yang datang dari luar negeri? Kemarin saya dicap di @DelhiAirport dan beginilah tampilan tangan saya sekarang.”
Dear @HardeepSPuri Ji, can you please look into the chemical being used at Delhi airport for stamping on passengers coming from abroad? Yesterday I was stamped at @DelhiAirport and this is how my hands look now. pic.twitter.com/Gt1tZvGc8L
— Madhu Goud Yaskhi (@MYaskhi) October 4, 2020
Sejurus kemudian, sang menteri yang dimention Goud Yaskhi langsung membalas cuitan tersebut dan berjanji akan menindaklanjuti problem ini melalui Otoritas Bandara India (AAI). AAI pun buka suara. Menurutnya, mereka tak bisa berbuat banyak mengingat itu sudah masuk ranah yuridiksi DIAL.
Selain itu, salah seorang sumber Bandara IGI juga mengungkapkan, bahwa stempel yang membuat penumpang alergi dan sulit hilang itu merupakan buah dari pengadaan oleh Departemen Kesehatan New Delhi, bukan oleh DIAL.
“Departemen kesehatan pemerintah Delhi akan menanganinya. Pengadaan tinta juga dilakukan oleh pemerintah Delhi. Tidak ada keluhan seperti itu sebelumnya. Kami telah memberi tahu mereka tentang keluhan yang kami terima,” kata sumber tersebut.
Baca juga: Selain di Pakistan, Pilot Berlisensi Palsu Ternyata Lebih Banyak di India
Keluhan dari Madhu Goud pun pada akhirnya ikut menyeret penumpang lain bersuara. Rajal Sonal, misalnya, pada 1 Oktober lalu, ia juga sempat mengeluh alergi di bagian lengan sekitar stempel berwarna hitam tersebut. “Rasanya kulit saya terbakar di tempat stempel itu diletakkan,” ujarnya.
Senada dengan Rajal, Aadesh Madhok juga mengaku merasa seperti terbakar pada bagian bekas stempel dengan tiga motif aneh itu. Demikian juga dengan Aadesh Gandhi. Hanya saja, ia bukan tak mengalami itu saat distempel di Bandara IGI, melainkan di Bandara Internasional Biju Patnaik, negara bagian Odisha, India. “Saya menghadapi banyak iritasi dan sedikit bengkak di area yang dicap,” paparnya.