Dalam laporan Scope 3 emissions, Boeing mengumumkan bahwa masing-masing pesawat yang dikirim perusahaan sepanjang tahun 2020 lalu berkontribusi rata-rata 1 juta ton emisi CO2 selama 20 tahun lebih masa pakai pesawat.
Baca juga: Airbus Mulai Kerjakan Tangki Bahan Bakar Hidrogen Pesawat, Boeing Panas-Dingin
Bila dikalkulasi, seluruh pesawat yang dikirim sepanjang tahun 2020 lalu, Boeing memperkirakan akan ada 158 juta ton emisi CO2 yang dihasilkan selama masa pakai pesawat.
Bila dirinci, 136 juta ton emisi CO2 yang dihasilkan terkait langsung dengan penerbangan. Adapun sisanya 22 juta ton emisi CO2 dihasilkan dari produksi perusahaan energi atau bahan bakar untuk keperluan pesawat terbang, Reuters melaporkan.
Angka tersebut tentu jauh lebih rendah dibanding Airbus. Manufaktur Eropa yang sudah lebih dahulu melaporkan Scope 3 emissions pada Februari lalu tersebut, mengaku, seluruh pesawat-pesawatnya diprediksi menghasilkan 600 juta ton emisi karbon dioksida (CO2) sepanjang masa pakai pesawat.
Meski begitu, emisi CO2 yang dihasilkan pesawat-pesawat Boeing lebih sedikit dibanding pesawat-pesawat Airbus, bukan berarti itu lebih efisien. Kuncinya ada pada jumlah pengiriman pesawat serta umur pesawat yang pada akhirnya mempengaruhi jumlah total emisi CO2.
Airbus menyebut telah melakukan 566 pengiriman pesawat sepanjang 2020. Sedangkan Boeing hanya mengirim 157 pesawat sepanjang tahun itu. Dengan begitu, terang saja jumlah emisi karbon dioksida yang dihasilkan pesawat-pesawat Airbus lebih besar daripada Boeing.
Umur pesawat Boeing juga diketahui lebih panjang dibanding umur atau masa pakai pesawat Airbus. Airbus berasumsi rata-rata masa pakai pesawatnya selama 22 tahun. Sedangkan Boeing mengasumsikan masa pakai pesawat single aisle selama 22,8 tahun, pesawat twin aisle selama 21,5 tahun, dan pesawat kargo selama 29,6 tahun.
Justru, bila dihitung berdasarkan emisi CO2 per pesawat, pesawat-pesawat Airbus lebih efisien atau menghasilkan lebih sedikit CO2 dibanding pesawat-pesawat Boeing. Setiap pesawat Airbus diketahui hanya mengeluarkan rata-rata 636.000 ton metrik CO2 dari penerbangan dan 777.000 ton metrik CO2 bila ditambah emisi dari produksi Avtur.
Baca juga: Uni Eropa Kenakan Pajak Tambahan untuk Bahan Bakar Penerbangan, Tiket Bakal Jadi Lebih Mahal?
Boeing sendiri, melalui CEO Dave Calhoun, berjanji pada 2030 tahun mendatang, seluruh pesawat-pesawatnya 100 persen menggunakan bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF). Saat ini, seluruh mesin pesawat sedang disertifikasi untuk beroperasi menggunakan campuran bahan bakar fosil dan SAF masing-masing 50 persen.
Sedangkan Airbus, memang lebih lambat lima tahun dalam mengoperasikan penerbangan ramah lingkungan. Tetapi, di tahun 2035, Airbus berkomitmen untuk membuat pesawat lebih hijau atau tanpa emisi atau ramah lingkungan.