Sekitar satu dekade lalu, dunia komunikasi dan transportasi telah mengenal solusi GSM-R (GSM –Railway) dari Siemens Networks. GSM-R pada prinsipnya adalah inovasi pemanfaatan jaringan seluler 2G/3G untuk menunjang kelancaran sistem komunikasi antar unit kereta api, dan control di stasiun. Dan kini di era 4G LTE (Long Term Evolution), GSM-R telah berevolusi menjadi LTE Railway yang dibangun dari platform LTE-M.
Merujuk ke segmentasinya, LTE-M adalah turunan basis 4G LTE yang diperuntukkan untuk pengembangan IoT (Internet of Things). Dan kabar terbaru pada pengembangan LTE Railway berasal dari vendor jaringan Huawei. Menggandeng perusahaan transportasi Guangzhou-Shenzhen-Hong Kong Express Rail Link, Huawei kini telah siap mengimplemetasikan LTE for Railway untuk rute Guangzhou – Shenzhen di daratan Tiongkok.
Huawei yang dikenal sukses mengadaptasi teknologi dari vendor Eropa Barat sejak beberapa tahun lalu telah mengoperasikan unit bisnis Huawei Digital Rail Solutions. Solusi yang ditawarkan dari Digital Rail Solutions mencakup GSM-R, Hybrid MSTP dan multi-service broadband access. Kolaborasi antara Huawei dan pihak Rail Link di Guangzhou dan Shenzhen, yang mewakili kota industri besar di Tiongkok, diharapkan dapat mewujudkan sistem jaringan komunikasi railway yang handal, teruji, dan tentunya dapat dilakukan upgrading di masa depan.
Guna memastikan sinyal dapat ditransmisikan secara cepat dari kereta api ke ground control, maka melibatkan perangkat transmisi GSM-R di setiap ujung kereta api, bahkan jika diperlukan transmisi GSM-R dapat diperpanjang untuk 200 – 300 kabin dengan empat sampai lima lokomotif. Untuk memastikan stabilitas jaringan, Huawei didukung basis teknologi cloud dan lima internet service provider. Setiap transmisi telah mengadopsi basis IP (Internet Protocol).
Mencakup pendekatan ke penumpang, sistem ini juga memperhatikan sisi keselamatan berupa penempatan video surveillance di dalam dan luar kompartemen kereta. Menggunakan basis kamera CCTV, daya yang dikumpulkan akan dipusatkan di sebuah data server dan fasilitas basis cloud. Dengan ketersesiaan infrastruktur tersebut, maka analisa data bisa dilangsungkan secara real time. Untuk kebutuhan khusus, perilaku penumpang dapat pula di deteksi.
Sampai saat ini GSM-R telah digunakan di banyak operator di seluruh dunia, LTE Railway kini telah ditunjuk sebagai modernisasi GSM-R untuk Deutsche Bahn di Jerman Bagian Utara, proyek kereta api berkecepatan tinggi di Sochi, Rusia, PRASA di Afrika Selatan, dan proyek EKB High-speed di Turki.
Lantas bagaimana dengan IoT dan kereta api di Indonesia? Badan usaha milik negara (BUMN) PT Kereta Api Indonesia (KAI), menyatakan telah mulai serius mengimplementasikan teknologi berbasis IoT yang ditandai launching dashboard untuk direksi pada awal Oktober 2015. Implementasikan IoT telah dilakukan pada beberapa anak perusahaan KAI, yakni PT KAI Commuter Jabodetabek melalui layanan ERP (Enterprise Resource Planning) dari SAP mulai Agustus 2015. Kemudian pada September 2015 juga mulai diterapkan pada PT Kereta Api Logistik, yang bergerak di angkutan barang. Sedangkan pada tahun 2016 ERP diimplementasi dilakukan pada PT Reska Multi Usaha dan PT Railink.
Hadirnya teknologi IoT sangat berdampak pada pertumbuhan pendapatan perusahaan secara keseluruhan. Sejatinya KAI telah menggunakan IoT sejak 2009 hingga 2014 dan terjadi pertumbuhan pendapatan pada KAI sebanyak empat kali lipat. Melalui ERP KAI dapat memberikan pelayanan yang lebih baik untuk pelanggan dengan integrasi dari keseluruhan proses bisnis yang ada. Baik angkutan barang, angkutan penumpang, penyewaan aset, penyewaan rumah dan lahan.