Peru dikabarkan tengah menempuh berbagai langkah untuk mendirikan maskapai berbiaya hemat (LCC) bernama Línea Aérea de Bandera del Perú atau LAPERU. Bila impian itu terwujud, maskapai tersebut akan menjadi maskapai LCC pertama yang dikelola negara sekaligus maskapai satu-satunya milik negara di pesisir Amerika Selatan bagian barat itu.
Baca juga: Mengenal Flynas, Maskapai LCC Pertama dan Satu-satunya di Negeri Raja Salman
Guna merealisasikan LAPERU, pemerintah mengaku membutuhkan investasi sekitar US$75 juta atau sekitar Rp1 triliun lebih (kurs Rp14.100). Pemerintah akan menguasai 35 persen saham dan sisanya dimiliki oleh swasta yang mau mengucurkan dana sebesar itu.
Dahulu, tepatnya pada dua dan satu tahun lalu, Peru sebetulnya pernah punya maskapai sendiri; LC Peru dan Peruvian Airlines. Namun, karena kesulitan keuangan, dua maskapai itu akhirnya harus tumbang dan negara itu tak mempunyai satupun maskapai.
Tak cukup sampai di situ, maskapai-maskapai yang beroperasi di Peru, seperti Viva Air Peru, Sky Airline, LATAM Peru, dan Avianca Peru, satupun tak ada yang membuka kantor cabang di negara yang dilaporkan sebagai penghasil daun koka -bahan pembuat kokain- terbesar di dunia itu. Bisa dibilang, Peru sama sekali tak mempunyai kedaulatan udara karena masih sangat bergantung pada maskapai penerbangan dari negara lain.
JetSMART sebetulnya sempat berencana untuk membuka kantor cabang di Peru. Namun, sampai saat ini, rencana itu bak angin lalu. Viva Air diketahui berbasis di Kolombia, Avianca di Panama (meskipun asal Kolombia), LATAM di Chili dan Brasil, serta JetSMART di Chili.
“Dalam dua dekade terakhir, maskapai penerbangan yang menggunakan rute udara internasional Peru, dengan pendapatan dan penjualan miliaran dolar, tidak berinvestasi di Peru (membuka kantor cabang). Mereka bekerja sebagai cabang maskapai penerbangan yang berasal dari negara lain tempat mereka mengirimkan semua pendapatan finansial mereka,” bunyi laporan dalam sebuah dokumen, sebagaimana dilansir Simple Flying.
Lebih parah lagi, beberapa maskapai yang beroperasi di sini, seperti Avianca Peru, juga tak mendaftarkan pesawat di negara yang berbatasan dengan Ekuador dan Kolombia di utara, Brasil di timur, Bolivia di timur, tenggara, dan selatan, Chili di selatan, dan Samudra Pasifik di barat ini.
Kehadiran maskapai LCC milik negara dipandang penting untuk menyediakan jasa transportasi udara yang murah dan berkualitas. Selain itu, maskapai juga bisa menjadi wadah untuk mendongkrak pariwisata Peru dengan penerbangan codeshare dengan maskapai lain.
Baca juga: Tidak Dibantu Jin, Ini Dia LCC Asal Korea Selatan, Jin Air!
Meski demikian, nampaknya impian pemerintah Peru untuk memiliki maskapai LCC yang dikelola negara tak akan mudah dilakoni. Sebab, Asosiasi Perusahaan Transportasi Udara Internasional (AETAI) tegas menolak rencana itu.
“Apakah tujuan menciptakan lebih banyak kompetensi? Pasar Peru memiliki lima maskapai penerbangan yang berpartisipasi secara aktif dan sudah memiliki dua maskapai penerbangan bertarif rendah (LCC) yang baru-baru ini berkembang. Saya tidak melihat ada gunanya meluncurkan maskapai penerbangan.”