Singapura menjadi negara kedua di belakang Amerika Serikat dalam kesiapan untuk menggunakan transportasi tanpa pengemudi (otonom) dalam skala besar. Bahkan rencanaya akan ada tiga distrik yang mulai menggunakan bus otonom tersebut pada 2020 mendatang.
Baca juga: Kolaborasi Volvo dan NTU, Singapura Sukses Uji Coba Bus ‘Besar’ Otonom Pertama di Dunia
KabarPenumpang.com melansir laman bangkokpost.com (28/8/2019), baru-baru ini Singapore Technologies Engineering (ST Engineering) mulai menguji empat kendaraan otonom mereka di distrik pantai Sentosa. Saat itu, penumpang yang ikut mencoba harus dihadapi oleh petugas bus yang memeriksa sabuk pengaman mereka.
Uji coba ini akan berlangsung hingga 15 November 2019 mendatang dan diawasi ketat oleh perusahaan teknologi serta pembuat mobil di seluruh dunia setelah adanya serangkaian kecelakaan. Kementerian Transportasi Singapura mengatakan dalam pernyataannya bersama ST Engineering bahwa keselamatan publik menjadi prioritas utama.
Tan Nai Kwan, kepala insinyur robotika di Sistem Tanah ST Engineering, mengatakan tes itu menegangkan, tetapi menekankan tindakan pencegahan keamanan yang diambil. Pada hari uji coba pertama, tepatnya Senin (26/8/2019), semak-semak di tepi jalan yang tertiup angin dan pelancong yang berkeliaran di pantai sudah cukup untuk memicu banyak sensor bus.
Ini bahkan membuat bus berhenti saat berjalan di sepanjang jalanan yang sepi. Tan mengatakan, binatang yang paling berbahaya yang ditemukan ketika uji coba adalah burung merak yang terbang tanpa diduga ke jalanan.
Tak hanya di jalanan saja, bus otonom ini pun diuji coba di sekitar kampus yang ada di Singapura. Tan mengatakan, dengan kemajuan teknologi, rencananya pengemudi pindah ke pusat kendali jarak jauh meski begitu, dirinya tidak menetapkan jangka waktu untuk hal itu.
Diketahui, tahun 2016 lalu sebuah mobil otonom yang tengah diuji coba di Singapura bertabrakan dengan sebuat truk ketika tengah berganti jalur. Meski tidak ada yang terluka kala itu, tetapi kecelakaan serupa di Amerika Serikat sudah berakibat fatal.
Namun, beberapa wisatawan pemberani yang berhasil menavigasi layanan berdasarkan permintaan pada hari pertama uji coba di Singapura tampaknya tidak terganggu oleh navigator robot mereka.
Baca juga: ComfortDelGro Uji Coba Bus Otonomnya di National University of Singapore
“Ini sangat keren tetapi pada saat yang sama rasanya mirip dengan bus normal. Kurasa itu hal yang baik, tidak terlalu mengejutkan. Mungkin lebih aman daripada berada di tangan beberapa manusia,” kata Stephen Byrne, seorang siswa berusia 20 tahun dari Irlandia.