Pada 2030 mendatang, Qatar akan menerapkan transportasi umum nol emisi. Langkah awal yang dilakukan yakni mulai direncanakannya seperempat angkutan umum Qatar yang akan dialiri listrik pada awal Piala Dunia tahun 2022. Bahkan sudah memesan 741 bus listrik pabrikan China Yutong pada akhir tahun lalu.
Baca juga: Qantas Punya Komitmen Nol Emisi Karbon di 2050
Transisi transportasi tanpa emisi tersebut diumumkan oleh Dewan Bisnis nis AS-Qatar, yang dibentuk untuk mendorong perdagangan antara AS dan Qatar. KabarPenumpang.com melansir electrive.com (15/6/2021), dalam penerapan nol emisi ini, perusahaan angkutan umum di Qatar, Mowasalat memberikan rekor pesanan kepada pabrikan China Yutong untuk 1.002 bus termasuk diantaranya 741 bus listrik.
Pembelian ini karena Mosawat bertanggung jawab untuk mengatur transportasi penumpang selama Piala Dunia 2022 mendatang. Menurut Yutong, pesanan untuk 1.002 bus senilai 1,8 miliar yuan atau setara dengan sekitar 230 juta euro, menjadikannya pesanan terbesar dalam sejarah pabrikan Cina itu.
Kontrak itu diapit oleh kesepakatan kerangka kerja antara Yutong, Otoritas Zona Bebas Qatar dan Mowasalat tentang pembangunan pabrik perakitan bus listrik di Qatar. Mulai akhir 2022, total 1.500 bus listrik akan dirakit di emirat dalam waktu tujuh tahun, yang juga akan diekspor ke negara-negara lain di Timur Tengah, Eropa, Amerika Selatan dan Afrika.
Otoritas emirat juga bekerja untuk membangun jaringan pengisian mobil listrik di negara yang mencakup hampir 12 ribu kilometer persegi. Untuk tujuan ini, pemasok listrik dan air Kahramaa akan membangun hingga 500 titik pengisian untuk mobil listrik pada tahun depan. Hingga saat ini, Qatar hanya memiliki sebelas stasiun pengisian yang beroperasi secara reguler.
Sekarang, stasiun baru akan didirikan di lokasi strategis seperti pusat perbelanjaan, area perumahan, stadion, taman dan kantor pemerintah, menurut Program Nasional untuk Konservasi dan Efisiensi Energi (Tarsyid). Pihak berwenang Qatar mengatakan mereka juga bertujuan untuk memasangkan stasiun pengisian dengan sistem fotovoltaik.
Satu situs percontohan telah ada sejak 2019, di mana stasiun fotovoltaik Tarsheed memiliki dua titik pengisian daya hingga 100 kW. Untuk diketahui, Qatar ingin memproduksi 700 MW dari panel surya pada tahun 2022.
Pada bulan lalu, Perusahaan AS Avangrid (sebelumnya Energy East dan Iberdrola USA) mengumumkan rencana untuk menjual saham senilai $4000 juta kepada Qatar Investment Authority (QIA) dan Spanish Iberdrola Group, masing-masing seharga $51,4 juta. Otoritas Investasi Qatar membeli sekitar $740 juta saham penyedia gas dan energi terbarukan AS, mengakuisisi hingga 3,7 persen saham biasa.
Baca juga: Jerman Siap Operasikan Kereta Penumpang Tanpa Emisi di 2018
Ini berarti bus listrik hanyalah bagian dari gambaran yang lebih besar yang tentu saja melibatkan infrastruktur pengisian daya tetapi juga produksi energi terbarukan yang signifikan.