Dengan pernyataan pemilik Lion Air, Rusdi Kirana yang secara tersirat mengutarakan niatnya untuk membatalkan ratusan pesanan armada Boeing, tapi itu nampaknya tidak terlalu berdampak signifikan terhadap pihak Boeing sendiri. Sebagaimana yang sudah diketahui bersama, pembatalan pemesanan ini merupakan buntut dari kecelakaan Lion Air JT-610 dimana pihak Lion Air menyalahkan pihak Boeing yang telah merubah desain dari pesawat anyar tersebut.
Baca Juga: Buntut Insiden JT-610, Pihak Lion Air Bisa Batalkan Pesanan Pesawat ke Boeing!
Alih-alih terlalu larut dengan kasus Lion Air tersebut, pihak Boeing malah membuka pabrik finishing 737 perdananya di Cina. Seperti yang dikutip KabarPenumpang.com dari laman bloomberg.com (14/12/2018), pihak Boeing akan meresmikan pabrik finishing 737-nya ini pada hari Sabtu (15/12/2018). Pabrik ini sendiri terletak di Zhoushan, sekitar 90 mil arah tenggara Shanghai. Menurut informasi, pabrik ini dibangun lebih dari satu tahun yang lalu.
Dengan didirikannya pabrik ini, maka Boeing merupakan salah satu dari segerintil perusahaan Amerika yang bekerja sama dengan Cina – dimana dewasa ini perang dagang antar dua negara ini tengah memanas. Dalam pembangunannya, Boeing bekerja sama dengan manufaktur pesawat lokal, Aircraft Corp China Ltd.
Bisa dibilang, pembangunan pabrik finishing ini sebagai simbol dari tindakan penyeimbangan yang dilakukan Boeing di Cina. “Sangat sulit untuk melebih-lebihkan pentingnya Cina saat ini sebagai pelanggan,” kata Ken Herbert, seorang analis dari Canaccord Genuity.
Terlepas dari itu semua, sebenarnya Boeing tidak ingin kalah dengan rival utamanya, Airbus yang sudah terlebih dahulu membangun pabrik cabangnya di Cina sekitar satu dekade yang lalu. Bahkan, pihak Airbus kini tengah melebarkan pabriknya yang terletak di Tianjin – menambahkan fasilitas finishing dan pengiriman.
Tentu saja, dengan diresmikannya pabrik Boeing di Cina maka akan mengancam pihak Airbus secara tidak langsung, karena faktanya adalah sejumlah maskapai asal Cina masih melakukan pembelian armada ke Benua Biru dan Negeri Paman Sam.
Baca Juga: Pesawat Secanggih Boeing 737 Max 8, Mungkinkah Mengalami Stall?
Menyinggung soal perang dagang antara Cina dan Amerika, CEO Boeing Dennis Muilenburg pun angkat bicara. “Kami sangat terlibat dengan pemerintah di kedua negara (Amerika dan Cina) dan kami akan melakukan apa yang kami bisa bantu untuk mencapai sebuah kesimpulan positif,” tutur Dennis.
“Kedua negara termotivasi untuk memiliki ekosistem kedirgantaraan yang sehat,” tandasnya singkat.