Federal Aviation Administration (FAA) telah mengeluarkan Airworthiness Directive (AD) atau arahan kelaikan udara baru untuk Engine Alliance (EA) GP7200 yang selama ini menunjang pengoperasian dari Airbus A380. Arahan ini membutuhkan inspeksi ultrasonik terhadap Low-Pressure Compressor (LPC) bilah kipas tahap pertama (1st-stage fan blades), dan jika ditemukan sesuatu yang dapat membahayakan operasi penerbangan, bukan tidak mungkin jika bilah kipas ini akan diganti.
Baca Juga: Kendati Produksi Dihentikan, Airbus A380 Tetaplah Fenomenal
Seperti yang diwartakan KabarPenumpang.com dari laman samchui.com (6/1), FAA mengatakan inspeksi ini merupakan evolusi yang diterapkan setelah In-Flight Shutdown (IFSD) yang ‘menimpa’ penerbangan Airbus A380 pada 10 Maret 2019 silam. Kendati pihak FAA tidak merinci maskapai yang mengoperasikan penerbangan pada tanggal tersebut, namun maskapai asal Perancis, Air France mengoperasikan Airbus A380 dengan nomor penerbangan AF703. Usut punya usut, pesawat tersebut diperintahkan untuk kembali ke Abidjan setelah melaporkan kerusakan pada bagian mesinnya.
“IFSD dihasilkan dari faktur pada dua bilah kipas tersebut. Retakan ini berasal dari area mikrotekstur yang dapat berimplikasi pada low-cycle fatigue debit,” ujar salah seorang juru bicara dari FAA.
“Berawal dari retak seperti ini, jika tidak ditangani dengan tepat, maka bukan tidak mungkin apabila ini bisa menyebabkan kegagalan mesin di masa yang akan datang,” sambungnya.
Adapun arahan kelaikan udara ini diterbitkan pada 30 Desember 2019 dan terhitung efektif pada 14 Januari 2020 mendatang. Dari 15 operator Airbus A380 yang ada di seluruh dunia, hanya ada lima maskapai saja yang diperkirakan terpengaruh oleh arahan inspeksi ini, yaitu Air France, Emirates, Etihad, Qatar Airways, dan Korean Air.
Baca Juga: A380 ‘Terancam Punah,’ Benarkah Airbus Salah Langkah Hadapi Kedigdayaan Boeing?
FAA menargetkan, biaya yang dikenakan untuk inspeksi ultrasonik ini berkisar US$2.720 untuk inspeksi empat mesin selama delapan jam kerja.
Sebelumnya, pada bulan September 2017, Airbus A380 yang dioperasikan oleh Air France mengalami kegagalan mesin GP7200 yang tidak terkendali atas Greenland. Kala itu, Air France Flight 66 tengah melakukan perjalanan di rute Charles de Gaulle ke Los Angeles.