Lazimnya, banyak orang mencari tempat atau spot hiburan ke berbagai lokasi yang indah dan sedap di pandang mata, seperti pantai atau mungkin pegunungan. Seiring berjalannya waktu, berbagai tempat wisata alternatif pun mulai diminati, salah satunya adalah wisata di bandara.
Baca juga: Empat Bandara ini Punya Observation Deck yang Dianggap Terbaik
Terminologi wisata di bandara ini cukup beragam, bisa dimulai dari adaptasi seperti halnya jalan-jalan di bandara yang punya standar airport mall, atau melihat aktivitas pesawat di apron lewat observation deck. Kedua aktvitas di atas dilakukan di lingkup internal bandara. Namun ada spot wisata bandara yang lokasinya berada di luar bangunan bandara itu sendiri.
Yang dimaksud adalah runway visitor park. Seperti di beberapa negara Eropa misalnya, mereka sudah mulai memberikan spot pemandangan yang letaknya tak jauh dari runway bandara. Ya, sebagaimana namanya, runway visitor park memang terletak dekat sekali runway alias area landas pacu. Tentu saja dengan mempertimbangkan batas aman pesawat dan pengunjung.
Dalam pengaplikasiannya, runway visitor park menawarkan sajian hiburan anti mainstream, khususnya sajian berbagai jenis pesawat berbadan besar dan kecil saat lepas landas, ataupun turun landas. Sekilas memang terdengar tidak ada yang istimewa dari hiburan tersebut. Namun, bagi pecinta dirgantara ataupun sekedar mencari hiburan anti mainstream, melihat kesibukan pesawat saat mengambil posisi lepas landas hingga turun landas, hal tersebut tentu sangat menyenangkan.
Salah satu negara yang memiliki runway visitor park dan mengelolanya dengan profesional adalah Inggris. Runway visitor park sendiri terletak tak jauh dari area terminal utama bandara di sepanjang Wilmslow Road. Lokasi yang unik tersebut menawarkan banyak daya tarik untuk kaum muda dan tua, termasuk kesempatan melihat pesawat lepas landas dan turun landas tadi.

Selain itu, untuk anak-anak, Tim Pendidikan di Runway Visitor Park juga menawarkan berbagai tur yang disesuaikan dengan kelompok usia. Tak hanya itu, pengunjung yang ikut serta dalam wisata pendidikan tersebut juga memiliki kesempatan untuk naik pesawat nyata dan masuk ke kokpit, sambil belajar tentang berbagai peran profesi kedirgantaraan lainnya yang turut membantu memastikan bandara berjalan dengan lancar, seperti Avsec Ground Handling, dan sebagainya.
Hal tersebut tentu mengingatkan kita pada salah satu program International Civil Aviation Organization (ICAO) mengenai program next generation of aviation professionals (NGAP). NGAP sendiri adalah program ICAO yang bertujuan untuk terus mengawal industri penerbangan di masa mendatang. Program tersebut fokus menanamkan pentingnya dunia penerbangan kepada anak-anak usia 5 tahun hingga kelak mereka dewasa dan mengajar kembali tentang dunia penerbangan ke anak-anak di generasi berikutnya. Dengan begitu, industri penerbangan akan terus berlangsung hingga masa yang akan datang.
Lantas, bagaimana dengan Indonesia? Di Indonesia sendiri, sebetulnya sudah mulai melaksanakan program tersebut. Memang tidak banyak. Misalnya, di Bandara Ahmad Yani, di sana terkadang, di setiap musim liburan mereka kerap mengadakan semacam acara dimana anak-anak membantu mengisi posisi tugas-tugas kebandarudaraan, seperti Avsec, customer servis, dan sebagainya.
Di kesempatan lainnya, dalam rangka menjalankan program NGAP tersebut, berbagai atraksi akrobatik di udara oleh TNI AU rutin dilakukan. Dalam kesempatan tersebut, masyarakat dapat melihat langsung dari jarak dekat, bahkan menyentuh dan menaikinya, baik orang tua, muda, ataupun anak-anak.
Baca juga: Bandara Helsinki Hadirkan Toilet Khusus Hewan Peliharaan Penumpang
Namun, bila dilihat dari sisi keramahan bandara-bandara di Indonesia, dalam kaitannya dengan Runway Vistor Park, Indonesia masih dinilai kurang memperhatikan sisi itu. Bandara-bandara yang ada, pada umumnya memblokade akses secuil apapun ke bandara dengan alasan keamanan. Tentu saja hal tersebut dapat dimaklumi pula, mengingat ada potensi dari bahaya terorisme yang bisa mengancam setiap saat.
Akan tetapi, bagi praktisi penerbangan, Haryo Adjie, harusnya hal itu tak menghalangi Indonesia untuk tetap ramah untuk para pecinta dunia penerbangan. Ramah dalam artian, ketika mereka (pecinta dunia penerbangan) ingin melihat dari jarak dekat pesawat yang ingin lepas landas maupun turun landas, baik sekedar hiburan belaka ataupun untuk mengambil momentum untuk diabadikan (difoto).
Jika faktor keselamatan dan keamanan, mengingat runway adalah area steril dari berbagai macam benda atau objek apapun, lanjutnya, pihak pengelola bandara bisa mengakalinya dengan memberikan akses yang biasa disebut observation desk. Dengan fasilitas tersebut, para pecinta dunia penerbangan dimnungkinkan untuk melihat aktivitas kebandar udaraan dari jarak dekat namun, tetap aman untuk aktivitas penerbangan itu sendiri, karena observation desk terhalang oleh kaca tebal. Namun, hal itu tidak menjadi soal, setidaknya tetap bisa melihat pesawat lepas dan turun landas, lengkap dengan suara gemuruh yang dihasilkannya.