Pencurian di bandara, baik pencurian bagasi saat di conveyor belt, pencurian barang saat menunggu penerbangan di area bandara, termasuk pencurian barang di gerbang pengecekan x-ray, memang meresahkan penumpang. Karenanya, harus dicarikan solusi untuk mencegah pencurian di bandara kembali berulang. Seperti yang dilakukan bandara di Inggris.
Baca juga: Parfum dan Aerosol, Jadi Barang Favorit Para Pencuri Bagasi di Bandara
Usai menggelontorkan uang sebesar £25,5 juta atau sekitar Rp502 miliar (kurs 19.711) pada tahun 2016 untuk program Solusi Keamanan Penerbangan Masa Depan (FASS), Departemen Transportasi (DfT) Inggris dan otoritas terkait akhirnya berhasil menemukan inovasi baru untuk mencegah pencurian di gerbang pengecekan x-ray bandara, berkat kemitraannya dengan startup UtterBerry.
UtterBerry menghadirkan solusi keamanan bandara berupa baki pintar (smart trays). Disebut pintar, sebab baki ini dilengkapi dengan sejumlah fitur, seperti wireless communication, smart card reader or connection to mobile phone app, user feedback via LED, wireless charging secara otomatis, penyimpanan data secara cloud, dan lain sebagainya.
Baki pintar ini tentu jauh berbeda dengan yang ada saat ini yang tanpa fitur apapun, sehingga tak bisa mencegah terjadinya pencurian.
Teknis baki pintar ini dalam mencegah pencurian di gerbang pengecekan x-ray bandara sendiri cukup simpel. Saat sampai di gerbang pengecekan x-ray, penumpang akan dibekali dengan smart card yang menyimpan informasi penting terkait penumpang dan penerbangan.
Berkat campuran teknologi blockchain, mesin, dan kecerdasan buatan (AI), fitur smart card reader or connection to mobile phone app di baki akan menghubungkan barang-barang penumpang di baki dengan kartu tersebut. Lampu LED dengan warna berbeda juga akan menunjukkan status pada bagasi, apakah sudah dipindai atau belum.
Selain menghubungkan penumpang dengan barang-barang mereka, baki pintar UtterBerry juga sekaligus memberikan hasil analisis serta throughput penumpang dan berbagai faktor lain yang berpotensi membuat penundaan ke monitor pemeriksaan x-ray baki dan bagasi.
“Teknologi ini merupakan langkah besar dalam menghubungkan seseorang, dan barang-barang mereka, dengan baki yang mereka gunakan dalam pengaturan keamanan bagasi tangan di bandara,” jelas ilmuwan Laboratorium Sains dan Teknologi Pertahanan (Dstl) yang juga menjadi mitra UtterBerry dan stakeholder dalam inovasi ini, Dr Martyn Fletcher.
“Memiliki kemampuan seperti itu berarti personel keamanan dapat langsung menentukan siapa yang menaruh benda mencurigakan ke dalam nampan dan meminimalkan gangguan bagi publik saat mereka bersiap untuk naik ke pesawat,” tutupnya, seperti dikutip dari Airport Technology.
Meskipun tak lebih sering dibanding pencurian bagasi bandara di conveyor belt, pencurian barang penumpang di baki saat pengecekan x-ray setiap tahun hampir selalu terjadi.
Pada tahun 2019, pencurian seperti itu terjadi di Bandara Leonardo da Vinci-Fiumicino, Roma, Italia. Ketika itu, barang yang diambil berupa uang tunai sebesar US$9.000 (sekitar Rp129 juta) dalam amplop yang ditaruh korban ke dalam wadah atau baki pengecekan x-ray.
Pencurian dilakukan oleh penumpang lain yang mengantre tepat di belakangnya. Sang pelaku melihat korban menaruh amplop ke dalam wadah pengecekan dan langsung mengantre tepat di belakangnya.
Baca juga: Cepat Temukan dan Cegah Pencurian Bagasi, Universitas di India Hadirkan Solusi di Ban Berjalan
Ia mengambil amplop tersebut beserta barang bawaannya saat sang korban masih berurusan dengan petugas keamanan di gerbang pengecekan x-ray. Sang korban diketahui masih mengenakan ikat pinggang, sehingga petugas keamanan memintanya melepasnya.
Usai melewati gerbang pengecekan x-ray dan berniat mengambil barangnya dalam wadah pengecekan, sang korban bingung amplop yang dibawanya hilang. Meski begitu, pencuri berhasil ditangkap dan barang milik korban berhasil didapat dalam tempo tak terlalu lama berkat pengecekan CCTV.