Pada hari ini, 115 tahun lalu, bertepatan dengan Minggu, 22 November 1909, perusahaan pembuat pesawat pertama di Amerika Serikat (AS), Wright Company, resmi berdiri. Perusahaan itu didirikan dengan modal awal sebesar US$1 juta dan mendirikan pabrik pertama di Miami Chapel, West Dayton, AS.
Baca juga: Hari Ini, 111 Tahun Lalu, DELAG Maskapai Pertama di Dunia Asal Jerman Resmi Berdiri
Dikutip dari wrightstories.com, pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi sebanyak empat pesawat per bulan, menjadikannya sebagai pabrik pesawat terbesar di dunia. Di awal berdiri, Wright Company berhasil memproduksi pesawat Model B atau biasa juga disebut Wright Model B, melalui tangan dingin puluhan karyawan.
Pesawat yang digadang sebagai yang pertama dan terbaik di dunia tersebut dibanderol dengan harga US$7.500, cukup mahal untuk ukuran waktu itu. Meski mahal, nyatanya produsen pesawat pertama di AS itu mendapat banyak pesanan dan sempat kewalahan dibuatnya.
Pesanan terbanyak tentu datang dari sekolah penerbangan Wrights, di daerah Huffman Prairie, yang saat ini menjadi bagian dari Taman Sejarah Nasional Dayton Aviation Heritage, Dayton, Ohio, AS. Tempat tersebut dahulu adalah lokasi penerbangan eksperimental awal Wrights di Dayton setelah penerbangan pertama mereka yang sukses di Kitty Hawk, North Carolina, AS, pada tahun 1903. Sekarang tempat itu menjadi bagian dari pangkalan Angkatan Udara Wright-Patterson serta national historical park.
Uniknya, karena terbatasnya moda transportasi untuk mengangkut pesawat dengan cepat dan aman, disebutkan, sebanyak sembilan pesawat Wright Model B diangkut menggunakan kereta kuda dari pabrik ke sekolah tersebut. Pengiriman selalu dilakukan pada malam hari untuk menghindari keramaian.
Di awal berdirinya Wright Company, Wilbur Wright pernah menyurati sang idola, Octave Chanute -seorang insinyur sipil dan perintis penerbangan Perancis-Amerika yang banyak menginspirasi ilmuan penerbangan dunia- bahwa dirinya akan banyak menghabiskan waktu di sana. Terbukti, dalam struktur perusahaan, ia menjabat sebagai presiden.
Akan tetapi, pada pelaksanaannya, fungsi tersebut lebih sering dijalankan saudaranya, Orville Wright. Sebab, Wilbur disibukkan dengan pelanggaran hak paten oleh sejumlah oknum di AS dan dunia sejak 1906 atau sebelum perusahaan berdiri.
Hingga tahun 1912, Willbur, yang merupakan seorang pebisnis ulung dan visioner, berbeda dengan Orville yang merupakan teknisi sejati, kemudian terjangkit demam tifoid dan akhirnya meninggal dunia. Tentu ini menjadi pukulan telak bagi Wright Company.
Sebaliknya, kematian Willbur menjadi berkah bagi para kompetitor yang diduga telah melanggar hak paten Wright bersaudara. Salah satunya Glenn Curtiss, founder produsen pesawat lainnya di AS, Curtiss Aeroplane and Motor Company.
Kematian Willbur benar-benar menjadi petaka buat Wright Company. Sederet masalah, seperti manajemen yang buruk, kualitas pesawat yang kian menurun, masalah teknis, hingga lemahnya inovasi, membuat pesawat-pesawatnya mulai ditinggalkan pembeli.
Setelah sukses membuat pesawat ratusan Wright Model B, Wright Model C, Wright Model F, dengan masing-masing kelebihan dan kekurangannya, Wright Company di bawah pimpinan Orville mengalami kesulitan keuangan hebat. Ia akhirnya melepas seperempat saham perusahaan yang baru berusia enam tahun itu ke sekelompok investor New York seharga US$250.000 pada 26 Agustus 1915.
Baca juga: Hari Ini, 89 Tahun Lalu, Kapal Induk Terbang Pertama di Dunia USS Akron ZRS-4 Mulai Beroperasi
Di tahun berikutnya, Wright Company merger dengan perusahaan Glen L. Martin dan berubah menjadi Wright-Martin. Pada 1917, perusahaan berkembang menjadi Wright Aeronautical Corporation. Pada 1920-an, perusahaan ini bergabung dengan rival lama, Glenn Curtiss, untuk membentuk Curtiss-Wright Corporation dan terbagi ke dalam 10 divisi.
Divisi Penerbangan Curtiss-Wright kemudian dijual ke North American Aviation (NAA) pada tahun 1946. Rockwell International Corporation kemudian berdiri menggantikan NAA pada 1973. Rockwell International Corporation pada tahun 1996 bergabung dengan Boeing dan terus eksis sampai saat ini. Dengan begitu, bisa dibilang, saat ini, Wright Company masih terus berkarya di dunia bersama Boeing.