Hari ini, 57 Tahun Lalu, Kecelakaan Kereta di Ratu Jaya Depok Tewaskan 116 Penumpang

Di Indonesia, kecelakaan kereta api seperti hal yang biasa dan bisa menjadi luar biasa bila korban jiwa mencapai ratusan orang. Beberapa kecelakan kereta bahkan terkenal dan dijadikan sebuah film untuk mengenang kejadian tersebut, salah satunya adalah tkecelakaan kereta di Bintaro.

Baca juga: Darman Prasetyo – Masinis Muda Heroik di Tragedi Bintaro 2 Yang Terlupakan

Namun, KabarPenumpang.com kali ini tak akan membahas tentang kecelakaan kereta Bintaro tetapi kecelakaan lain di daerah Depok yang cukup memakan korban jiwa. Ya, kecelakaan kereta api yang terjadi di desa Ratu Jaya, Depok, Jawa Barat.

Tepatnya di perlintasan antara Stasiun Depok dengan Stasiun Citayam yang mana di masa itu jalur Depok menuju ke Bogor masih menggunakan satu jalur alias jalur tunggal. Kecelakaan ini mengakibatkan 116 korban meninggal dunia dan puluhan orang mengalami luka baik ringan maupun berat.

Insiden maut ini terjadi pada 56 tahun silam tepatnya pada 20 September 1968. Kecelakaan maut ini tercatat menjadi kecelakaan terburuk dalam sejarah perkeretaapian di Indonesia sebelum Tragedi Bintaro pada 19 Oktober 1987.

Peristiwa ini sendiri bermula saat sebuah kereta api uap Bumel yang klasik dengan kereta api cepat berlokomotif diesel modern tipe BB200. Kemudian beberapa gerbong tergelincir dan terbalik setelah tumbukan tersebut.

Korban banyak dari gerbong depan kedua kereta di mana sebagian dibawa ke Rumah Sakit Harapan di Depok dan lainnya ke Bogor. Pada laporan awal menyebutkan korban meninggal dunia sebanyak 30 orang dan 48 orang luka serius serta 150 orang luka ringan.

Peristiwa kecelakaan kereta di Ratu Jaya ini sendiri menjadi satu diantara lima kecelakaan kereta maut di Indonesia. Bahkan kecelakaan di Ratu Jaya bukan hanya sekali, tetapi pada 25 tahun setelahnya tepat pada 2 November 1993 kembali terjadi.

Baca juga: Hari ini 31 Tahun Lalu, Terjadi Kecelakaan Kereta Terbesar di India, Tewaskan 140 Orang!

Saat itu dua KRL ekonomi bertabrakan di desa Ratu Jaya di mana benturan keras membuat dua kepala kereta mencuat ke atas hampir setinggi tiga meter. Dalam insiden kedua ini sebanyak 20 orang meninggal dunia dan seratus orang lebih terluka. Meski begitu peristiwa kecelakaan di Ratu Jaya sendiri kalah menarik perhatian dibandingkan Tragedi Bintaro.

Pulau Mungil Nordstrandischmoor di Jerman Punya Jalur Kereta Tersempit

Jalur kereta menembus laut? Ini bukan jalur kereta api bawah air ya, tapi lebih tepatnya jalur sempit yang menghubungkan daratan Jerman dengan pulau mungil Nordstrandischmoor.

Ini bernama Loerenbahn yang merupakan rel sempit hanya selebar 600 mm atau 0,6 meter. Jalur kereta sempit ini melintasi laut WaddenFisia Utara dari Beltringharder Koog di daratan utama hingga Hallig di Nordstrandischmoor.

Jalur kereta ini dibangun tahun 1933 atau 1934 silam yang awalnya untuk mengangkut material konstruksi bagi pertahanan laut hallig. Namun pada 1 Maret 1956, jalur tersebut hancur oleh bongkahan es dan dibangun kembali.

Tahun 1977, bendungan tiang pancang diisi dengan puing-puing ntuk membuat jalur lebih stabil. Dulunya jalur lorenbahn adalah tujuh kilometer, namun karena hancur kini hanya 3,6 km yang masih beroperasi.

Lorenbahn sendiri merupakan bagian dari infrastruktur kereta api non-umum yang dimiliki oleh negara bagian Schleswig-Holstein dan dioperasikan oleh Departemen Luar Negeri untuk Pertahanan Pesisir, Taman Nasional dan Konservasi Laut (Landesbetrieb für Küstenschutz, Nationalpark und Meeresschutz) atau LKN-SH – sebelumnya Kantor Kawasan Pedesaan (Amt für ländliche Räume).

Memiliki depo yang terletak di belakang tanggul luar yang baru. Jalur ini sendiri mengikuti tanggul sepanjang tiga kilometer dan dibagian tengahnya terdapat jalur kereta api lain.

Di pulau tersebut, rute ini bercabang ke stasiun Nordstrandischmoor dan Neuwarft, satu-satunya dari empat tanggul di Pulau Nordstrandischmoor yang memiliki jalur kereta api sendiri. Sebagian dari stok tersebut merupakan milik Departemen Luar Negeri untuk Pertahanan Pesisir dan Taman Nasional.

Terdapat dua lokomotif, gerbong barang untuk pekerjaan konstruksi, dan dua gerbong konstruksi (Bauwagen), yang menyediakan tempat berteduh bagi para pekerja selama pekerjaan konstruksi. Sedangkan kendaraan lainnya adalah milik penduduk Nordstrandischmoor.

Setiap rumah tangga memiliki gerobak atau lore (sebutan kereta di lorenbahn) sendiri. Gerobak-gerobak ini digerakkan oleh mesin pembakaran internal , beberapa di antaranya menggunakan trailer.

Awalnya, lore ini memiliki layar dan digerakkan oleh tenaga angin. Kendaraan-kendaraan ini diperuntukkan bagi penggunaan pribadi penduduk pulau dan tamu mereka. Tidak ada lalu lintas komersial. Karena tidak ada kendaraan lain, maka pengemudi harus berusia minimal 15 tahun dan memiliki SIM moped sama seperti pengemudi kendaraan bermotor.

Untuk diketahui, nama Lorenbahn merupakan penyebutan dari penduduk setempat dan lore merupakan transportasi di jalur tersebut. Hal ini berbeda dengan penggunaan istilah kereta api Jerman, Lore atau Güterlore, yang umumnya merujuk pada gerbong jungkit.

Nagasaki Mudahkan Mobilitas Lansia dengan Kereta Lereng atau Slope Car

Selain Nama Sungai dan Gunung, Asal Usul Nama Kereta Api Ini Juga Diambil dari Makhluk Mitologi Nusantara. Kira-kira Apa Saja?

Beragam nama kereta api di Indonesia memang terdengar unik bahkan mudah untuk mengingatnya. Hanya mendengar dari namanya saja, tentu masyarakat sudah mengetahui rute dari nama kereta api tersebut. Diambil dari nama gunung, sungai, singkatan nama kota yang dilewati, hingga kerajaan dan kebudayaan di Indonesia tersebut pun tersedia.

Sebut saja kereta api (KA) diambil dari nama gunung, seperti KA Papandayan (Gambir – Garut pp.), KA Cikuray (Pasar Senen – Garut pp.), KA Argo Lawu (Gambir – Solo Balapan pp.), dan lain-lain. Kemudian diambil dari nama sungai, seperti KA Bengawan (Pasar Senen – Purwosari pp.), KA Serayu (Pasar Senen – Purwokerto pp.), KA Progo (Pasar Senen – Lempuyangan pp.), dan lain-lain. Sedangkan diambil dari nama kerajaan, seperti KA Mataram (Pasar Senen – Solo Balapan pp.), KA Kahuripan (Kiaracondong – Blitar pp.), KA Blambangan Ekspres (Pasar Senen – Ketapang pp.), dan lain-lain.

Selain asal usul nama kereta api yang disebutkan, transportasi yang sudah berjasa mengantarkan para penumpang ke tempat tujuan ini, asal usul lain nama dari KA Indonesia sendiri diambil dari nama satwa mitologi yang berada di Indonesia. Nama-nama tersebut di antaranya Taksaka, Sancaka, Turangga, Sembrani, Gumarang dan Lodaya.

Daftar nama kereta api yang diambil dari makhluk mitologi Indonesia. (Foto: Dok. KAI)

• KA Lodaya (Bandung – Solo Balapan pp.)
Macan Lodaya adalah makhluk mitologi yang berasal dari Jawa Barat dan terkenal di masyarakat Sunda. Macan Lodaya digambarkan sebagai macan kumbang yang gagah dan gesit.

Macan ini juga sering dijumpai di kantor kepolisian wilayah Jawa Barat sebagai patung. Nama Lodaya akhirnya dijadikan nama kereta api relasi Bandung-Solo Bapalapan yang beroperasi pada tanggal 12 Mei 2000.

• KA Gumarang (Pasar Senen – Surabaya Pasarturi pp.)
Salah satu makhluk mitologi jelmaan dari orang sakti dalam wujud sapi hutan. Gumarang merupakan makhluk mitologi yang berasal dari Jawa Barat. Makhluk tersebut memiliki tubuh yang kuat, gagah serta lincah.

Nama Gumarang dijadikan nama kereta api relasi Pasar Senen – Surabaya Pasarturi jalur Utara dan mulai beroperasi pada tanggal 20 Mei 2001.

• KA Sembrani (Gambir – Surabaya Pasarturii pp.)
Kuda Sembrani adalah satwa mitologi Hindu, satwa tersebut digambarkan sebagai seekor kuda yang memiliki sayap, sehingga ia pun bisa terbang.

Kuda tersebut juga ditunggangi oleh Batara Wisnu. Nama Sembrani dijadikan nama kereta api jalur utara dengan relasi Surabaya Pasarturi – Gambir dan mulai beroperasi pada tanggal 1 Oktober 1995.

• KA Turangga (Bandung – Surabaya Gubeng pp.)
Dalam mitologi Jawa, Turangga adalah satwa mitologi yang digambarkan seekor kuda yang sering dijadikan tunggangan para raja. Konon katanya kuda tersebut dapat berlari dengan sangat cepat.

Nama ini akhirnya dijadikan nama kereta api relasi Bandung-Surabaya Gubeng jalur selatan yang mulai beroperasi pada tanggal 1 September 1995.

• KA Sancaka (Yogyakarta – Surabaya Gubeng pp.)
Sancaka adalah satwa mitologi dengan bentuk ular, ular tersebut merupakan ratu yang pengayom dan dapat bertahan di segala keadaan. Nama Sancaka dijadikan nama kereta dan mulai beroperasi pada 20 Mei 1997. Kereta ini menghubungkan Kota Surabaya dan Yogyakarta.

• KA Taksaka (Gambir – Yogyakarta pp.)
Dalam mitologi Hindu, Taksaka adalah adalah naga, naga tersebut merupakan putera dari Dewi Kadru dan Kashyapa. Taksaka tinggal di Nagaloka bersama saudaranya yang lain. Nama Taksaka dipakai untuk kereta api relasi Gambir dan Yogyakarta yang mulai beroperasi pada 19 September 1999.

Nah, itu dia nama-nama kereta api yang merupakan asal usul yang diambil dari makhluk mitologi Nusantara. Dari nama-nama tersebut memang terbukti tak sekadar mengambil nama, namun semata-mata memiliki makna dan budaya di Indonesia.

KA Taksaka, dari Asal Usul yang Melegenda Hingga Dijuluki ‘Si Anak Emas’

Taiwan High Speed ​​Rail Terapkan Aturan ‘Tanpa Ampun’ Bagi Penumpang, Lebih Ketat dari Jepang!

Taiwan High Speed ​​Rail (THSR) yang mengoperasikan kereta peluru Taiwan, akan menerapkan aturan penggunaan ponsel pintar yang lebih ketat daripada di Jepang mulai 22 September, termasuk memaksa penumpang turun dari kereta.

Aturan baru ini melarang penumpang berbicara keras saat menelepon, menonton video, atau mendengarkan musik di ponsel pintar tanpa menonaktifkan suaranya. Meskipun operator kereta api Jepang juga berupaya menjaga ketenangan kabin, langkah-langkah di Taiwan sangat ketat karena penumpang dapat diminta turun jika tidak mematuhi instruksi kru.

Menurut THSR, peraturan tersebut akan mewajibkan penumpang untuk menggunakan earphone atau headphone, atau menonaktifkan suara perangkat mereka saat menonton video atau mendengarkan musik. Panggilan telepon harus dilakukan di area ruang depan.

Untuk menghindari dampak pada penumpang lain, operator kereta api dapat menolak penumpang yang melanggar untuk naik. Meskipun anak-anak kecil dapat ditenangkan dengan stiker atau kue, penumpang lain tetap diharapkan memahami hal ini.

Perusahaan akan melarang panggilan telepon dan penggunaan perangkat elektronik tanpa mematikan suara di dalam kereta berkecepatan tinggi.

Di media sosial Taiwan, sebagian besar komentar menyambut baik perubahan ini, dengan ungkapan seperti, “Senang dengan THSR yang tenang” dan “Semoga mereka menindak tegas penumpang yang berisik.”

Jalur THSR sepanjang sekitar 350 kilometer, yang dibuka pada tahun 2007 menggunakan teknologi dari Jepang dan negara-negara lain, membentang dari utara ke selatan antara Taipei dan Kaohsiung. Menurut media Taiwan, seorang eksekutif THSR menekankan, “Tidak ada alasan untuk menggunakan perangkat elektronik tanpa earphone.”

Kembangkan Layanan Kereta Cepat, Taiwan High Speed Rail Gandeng Hitachi dan Toshiba

Taiwan

Pelabuhan Angin Punya Pantai Terbaik di Dunia untuk Olahraga Selancar Air

Angin bukanlah yang berhembus membuat situasi yang panas menjadi adem. Angin yang satu ini merupakan nama pelabuhan terbesar di Pulau Nias, Sumatera Utara tepatnya di Gunungsitoli

Nama Pelabuhan Angin mungkin terdengar sederhana, namun pelabuhan ini menyimpan sejarah panjang sebagai salah satu titik penting dalam jalur perdagangan laut di masa lalu. Bagi masyarakat pesisir, Pelabuhan Angin bukan sekadar tempat sandar kapal, melainkan juga pusat aktivitas ekonomi yang menghubungkan daratan dengan berbagai wilayah lain.

Hinterland pelabuhan ini menghasilkan komoditas karet, kelapa dan minyak nilam. Selain itu terdapat daerah kunjungan wisata pantai Lagundri, Kabupaten Nias Selatan yang merupakan salah satu pantai terbaik didunia untuk olahraga selancar air.

Letaknya yang strategis di tepi laut dengan ombak relatif tenang membuatnya cocok menjadi pelabuhan tradisional. Memiliki alur panjang open sea kedalaman 11-12 mlws- Luas Kolam Open sea kedalaman 9-11 mlws.

Secara morfologi, Pelabuhan Angin terletak di daerah dataran rendah dengan pantai yang sempit. Sedangkan di sebelah Barat, terdapat puncak bukit dengan ketinggian 184 meter.

Bahkan, keadaan hidro-oseanografi kawasan sekitar adalah landai dan banyak ditumbuhi pohon kelapa. Dasar laut sekitar kawasan Pelabuhan Angin sendiri cukup terjal dan terdiri dari lumpur karang dan lumpur pasir.

Kemudian, posisi berlabuh ditetapkan di Pelabuhan Lama Gunungsitoli yang jaraknya lebih kurang dua kilometer dari Pelabuhan Angin. Pelabuhan ini mampu disandarkan kapal dengan bobot total kapal didermaga adalah 6.000 DWT dengan draft 7 meter, panjang kapal maksimum 90 meter.

Untuk diketahui, pada masa Kolonial Belanda Pelabuhan Gunungsitoli yang terletak di Moawo (1864). Kemudian pelabuhan ini dipindahkan ke dalam pusat kota yang terletak di Kelurahan Pasar (1926) dan pada tahun 1980 pelabuhan Gunungsitoli kembali dipindahkan di Kelurahan Labuhan Angin.

Pada kolonial, pelabuhan ini menjadi persinggahan kapal layar dan perahu dagang yang membawa hasil bumi, ikan, hingga kebutuhan pokok dari luar daerah. Seiring berkembangnya aktivitas perdagangan, Pelabuhan Angin turut menjadi pusat pertemuan masyarakat pesisir.

Hingga akhirnya, pasar rakyat tumbuh di sekitar pelabuhan, menjadikannya simpul ekonomi sekaligus ruang sosial bagi para pedagang dan nelayan.

Pelabuhan ‘Penawar Rindu’, Cermin Perasaan Perantau di Kala Pulang Kampung

 

 

Ini Perbedaan Naik Bus dan Kereta Keliling Pulau Jawa

Pulau Jawa, dengan jaringan transportasi yang semakin maju, menawarkan dua moda utama bagi masyarakat yang ingin menjelajahinya ada bus antarkota antarprovinsi (AKAP) dan kereta api. Keduanya sama-sama menjadi tulang punggung perjalanan darat, namun pengalaman yang diberikan memiliki perbedaan mencolok.

Naik bus AKAP memberi keleluasaan dalam memilih rute. Karena hampir semua kota dan kabupaten di Pulau Jawa dapat dijangkau, bahkan hingga daerah yang jauh dari jalur kereta. Terminal dan agen bus tersebar luas, sementara sebagian operator menyediakan layanan pool hingga penjemputan penumpang di titik tertentu.

Dari segi fasilitas, pilihan bus bervariasi, mulai dari kelas ekonomi hingga sleeper bus dengan kursi rebahan dan hiburan layar. Namun, waktu tempuh bus kerap bergantung pada kondisi lalu lintas, terutama di jalur padat seperti pantura.

Sementara itu, kereta api menawarkan kepastian jadwal dan perjalanan bebas macet. Apalagi jalur rel yang membentang dari ujung barat hingga timur Jawa menjadikan moda ini unggul dalam hal ketepatan waktu.

Penumpang juga menikmati suasana perjalanan yang lebih tenang, dengan gerbong yang memungkinkan mereka berjalan, beristirahat, atau bersantap di kereta restorasi. Para penumpang pun disuguhkan beragam pemandangan seperti sawah, gunung, hingga garis pantai menjadi bonus selama perjalanan.

Meski begitu, kereta hanya berhenti di stasiun resmi sehingga fleksibilitas naik dan turun penumpang lebih terbatas dibanding bus. Dari sisi harga, tiket bus cenderung fleksibel dengan rentang tarif sesuai kelas dan musim perjalanan.

Tiket kereta api relatif stabil dan dapat dipesan lebih awal melalui sistem daring, meski kursi di kelas favorit cepat habis saat libur panjang. Perbedaan mencolok lainnya ada pada pengalaman perjalanan.

Bus memberi nuansa jalan raya yang penuh dinamika, berhenti di rumah makan khas daerah, dan interaksi langsung dengan awak bus maupun sesama penumpang. Sebaliknya, kereta memberikan kenyamanan ritme perjalanan panjang yang lebih tenang dan teratur.

Dengan karakteristik masing-masing, baik bus maupun kereta tetap menjadi pilihan utama untuk menjelajahi Pulau Jawa. Penumpang tinggal menyesuaikan dengan kebutuhan: fleksibilitas rute ala bus, atau kenyamanan dan kepastian waktu ala kereta api.

Hore! KAI Berikan Tarif Flat Rp80 Ribu Bertepatan HUT 28 September 2025

Tayo Hijau (Trans Banjarbakula) Beroperasi Tiga Tahun Sudah Ramah Disabilitas

Suasana pagi di beberapa titik halte baru di Banjarmasin dan Banjarbaru tampak berbeda. Deretan bus berwarna hijau kuning yakni Trans Banjarbakula kini mulai menjadi pemandangan baru di jalanan utama Kalimantan Selatan.

Kehadiran moda transportasi massal ang disebut sebagai tayo hijau ini menandai langkah baru pemerintah daerah dalam membangun layanan publik yang lebih modern dan terintegrasi. Trans Banjarbakula hadir untuk melayani kawasan metropolitan Banjarbakula yang meliputi Banjarmasin, Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Barito Kuala, dan Tanah Laut.

Dengan trayek yang menghubungkan terminal, pusat kota, kawasan pendidikan, hingga area perkantoran, bus ini dirancang sebagai solusi atas persoalan transportasi perkotaan yang selama ini bergantung pada kendaraan pribadi dan angkutan kota. Layanan ini diresmikan pada tanggal 22 Desember 2021.

Namun, baru pertama kali beroperasi pada tanggal 1 Februari 2022 dan menjadi yang ke sembilan di Indonesia. Armada Trans Banjarbakula dilengkapi fasilitas yang membuat perjalanan terasa lebih nyaman.

Setiap bus memiliki pendingin udara, tempat duduk yang lebih rapi, serta akses untuk penyandang disabilitas. Dengan tarif yang terjangkau yakni Rp4.300 untuk umu dan Rp2.000 bagi penyandang disabilitas.

Layanan ini mulai menarik perhatian pelajar, pekerja, dan masyarakat umum yang ingin bepergian tanpa harus menghadapi kemacetan atau biaya bahan bakar yang terus meningkat. Selain kenyamanan, kehadiran bus yang baru beroperasi tig tahun ini juga membawa semangat baru bagi wajah transportasi umum Kalimantan Selatan.

Jalanan yang sebelumnya didominasi kendaraan pribadi perlahan mulai diwarnai bus kota modern yang beroperasi secara terjadwal.

Halte-halte baru yang dibangun di titik strategis juga menambah kesan bahwa kota-kota di kawasan Banjarbakula sedang bergerak menuju sistem transportasi yang lebih tertata. Meski baru beroperasi, antusiasme masyarakat terlihat dari meningkatnya jumlah penumpang di beberapa rute utama.

Warga mulai terbiasa menunggu bus di halte khusus, alih-alih menghentikan angkutan di sembarang tempat. Perubahan kebiasaan kecil ini menjadi tanda bahwa Trans Banjarbakula perlahan membangun budaya baru dalam mobilitas perkotaan.

Di balik layanan ini, terdapat harapan besar agar transportasi publik dapat menjadi tulang punggung pergerakan masyarakat di Kalimantan Selatan. Dengan penambahan armada dan perluasan trayek, Trans Banjarbakula diproyeksikan mampu menjangkau lebih banyak wilayah, sekaligus mengurangi beban lalu lintas di kawasan metropolitan yang terus tumbuh.

Kehadiran Trans Banjarbakula bukan sekadar menyediakan pilihan transportasi baru, tetapi juga menghadirkan simbol perubahan. Ia menjadi gambaran tentang bagaimana kota-kota di Kalimantan Selatan menata diri untuk masa depan yang lebih berkelanjutan, ramah lingkungan, dan nyaman bagi warganya.

Stasiun Probolinggo Makin Ramai, Walikota Probolinggo Realisasikan Kereta Commuter

Berdiri Sejak Era Kolonial Belanda, Stasiun Parung Panjang Sempat Menjadi yang Terbesar Kalahkan Tanah Abang

Jika kalian melakukan perjalanan menggunakan Kereta Rel Listrik (KRL) rute Tanah Abang – Rangkasbitung, tentu akan melewati stasiun yang terkenal dengan jumlah penumpang yang transitnya cukup banyak. Ya, berada di Kabupaten Bogor inilah Stasiun Parung Panjang berdiri. Memiliki 4 jalur aktif untuk naik dan penumpang dan 4 jalur simpan untuk rangkaian KRL menjadikan stasiun ini menjadi stasiun paling besar di sepanjang jalur Tanah Abang – Rangkasbitung ini.

Stasiun Parung Panjang merupakan stasiun kereta api besar Tipe B yang berada pada ketinggian 54 meter di atas permukaan laut. Seusai direvitalisasi, fasilitas yang terdapat di Stasiun Parung Panjang pun semakin lengkap. Fasilitas-fasilitas yang terdapat di Stasiun Parungpanjang antara lain eskalator, lift, musala, toilet, area parkir, minimarket, hingga beragam restoran.

Stasiun Parung Panjang direvitalisasi besar-besaran oleh Kementerian Perhubungan pada tahun 2016 bersama dengan Stasiun Maja dan Stasiun Kebayoran. Saat ini, bangunan Stasiun Parung Panjang menjadi 2 tingkat dengan arsitektur yang lebih megah dan modern.

Peron Stasiun Parungpanjang.

Masa Hindia Belanda, Stasiun Parung Panjang jadi stasiun pembantu untuk bengkel pemerintah kolonial karena berada di pertengahan antara Merak dan Jakarta. Dulu stasiun ini termasuk yang terbesar, bahkan lebih besar dari Stasiun Tanah Abang di Jakarta. Tapi kini sudah tidak menjadi titik akhir stasiun terelektrifikasi, sebab sudah diperpanjang sampai Stasiun Maja.

Pembangunan Stasiun Parung Panjang dilakukan pada 1890-an ketika perusahaan kereta api Belanda, Staatsspoorwegen membangun jalur kereta api yang menghubungkan daerah Duri hingga Rangkasbitung, melewati Tanah Abang. Proyek ini rampung pada 1899.

Stasiun yang memiliki bangunan lama seluas 140 m² ini telah tercatat oleh PT Kereta Api Indonesia Persero (KAI) yang memiliki 4 jalur. Jalur 1 dan 4 digunakan untuk parkir KRL. Jalur 2 digunakan untuk jalur yang menuju ke arah barat, yaitu Stasiun Cilejit hingga Merak. Sedangkan, jalur 3 digunakan untuk jalur menuju ke arah timur, yaitu Stasiun Serpong hingga Tanah Abang.

Stasiun Parung Panjang sempat melayani kereta api lokal, seperti KA Lokal Merak, KA Lokal Rangkasbitung serta KA Ekspres Rangkas Jaya. Tapi sekarang, stasiun ini hanya melayani perjalanan KRL yang mengantar penumpang ke berbagai daerah sepanjang jalur Tanah Abang – Rangkasbitung.

Jelajah Stasiun Salemba, Saksi Bisu Sentral Jalur Kereta Api di Jakarta yang Masih Berdiri Kokoh

Petugas ATC Tertidur, Airbus A320 Air Corsica Terpaksa Terbang Berputar-putar di Udara Selama 1 Jam

Nyaris fatal, baru-baru ini, sebuah pesawat Airbus A320 milik Air Corsica terpaksa berputar-putar di udara selama hampir satu jam karena petugas kontrol lalu lintas udara (ATC) di bandara tujuan tertidur.

Insiden yang terjadi pada tengah malam 12 September 2025, melibatkan Airbus A320 Air Corsica Flight XK777, rute Bandara Orly, Paris, menuju Bandara Napoleon Bonaparte di Ajaccio, Pulau Korsika, Perancis.

Paris Bukan Hanya ditopang Bandara Charles de Gaulle, Inilah Bandara Orly yang Lebih Dekat ke Pusat Kota

Saat pesawat memulai proses pendaratan, pilot berulang kali mencoba menghubungi menara kontrol, tetapi tidak mendapat respons. Ditambah lagi, lampu landasan pacu juga tidak menyala. Karena tidak ada izin pendaratan, pilot terpaksa menahan posisi dengan berputar-putar di atas laut Mediterania.

Para pilot kemudian mencoba menghubungi pemadam kebakaran bandara yang berada di darat. Setelah petugas pemadam kebakaran bersama polisi pergi ke menara kontrol, mereka terkejut mendapati satu-satunya petugas ATC yang bertugas sedang tertidur di posnya.

Setelah petugas tersebut dibangunkan, dia segera menyalakan lampu landasan dan memberikan izin pendaratan. Pesawat pun berhasil mendarat dengan selamat, meskipun lebih dari satu jam dari jadwal seharusnya.

Otoritas penerbangan sipil Perancis (DGAC) mengonfirmasi insiden ini dan telah memulai penyelidikan. Petugas ATC tersebut juga telah menjalani tes alkohol dan obat-obatan yang hasilnya negatif. Insiden ini menimbulkan kekhawatiran tentang masalah kelelahan dan manajemen jadwal di bandara-bandara kecil yang hanya memiliki satu petugas ATC yang bertugas.

Ternyata! Pendapatan Petugas ATC Jauh Lebih Tinggi dari Seorang Pilot

Pembersihan Area Ketinggian di Stasiun Kereta Nantinya Bakal Menggunakan Jasa Cleaning Drone

KAI Services melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan PT Inovasi Solusi Transportasi Indonesia (Frogs Indonesia) untuk pengembangan cleaning drone yang dirancang sesuai spesifikasi teknis dan kebutuhan layanan kebersihan KAI Services di masa depan.

Penandatanganan MoU dilakukan oleh Direktur Corporate Business KAI Services, Bambang Suliastowo, dan Direktur Frogs Indonesia, Asro Nasiri, di Yogyakarta pada Jumat (12/9).

Kolaborasi ini menjadi langkah strategis dalam menghadirkan teknologi drone pembersih yang mampu menjangkau area ketinggian seperti fasad gedung, kaca luar, dan permukaan sulit lainnya. Dengan teknologi ini, proses pembersihan tidak hanya menjadi lebih efektif dan efisien, tetapi juga dapat mengurangi risiko kecelakaan kerja, sehingga menciptakan layanan yang lebih aman, modern, dan berkelanjutan.

Vice President Corporate Secretary KAI Services, Hilmi Ridwan, menjelaskan bahwa Frogs Indonesia dipilih sebagai mitra karena rekam jejaknya dalam mengembangkan drone untuk sektor pertanian yang adaptif dan aplikatif.

“Dengan keahlian Frogs Indonesia, kami optimis teknologi drone dapat dikembangkan sesuai kebutuhan spesifik layanan kebersihan KAI Services. Kolaborasi ini menjadi langkah nyata dalam transformasi digital perusahaan untuk menghadirkan solusi inovatif yang berorientasi pada keselamatan dan kualitas layanan,” ujarnya.

Sementara itu, Manager Corporate Communication KAI Services, Nyoman Suardhita, menambahkan: “Pengembangan cleaning drone ini merupakan terobosan penting dalam industri jasa kebersihan. Inovasi ini tidak hanya mendukung peningkatan produktivitas, tetapi juga memperkuat citra KAI Services sebagai perusahaan yang adaptif terhadap perkembangan teknologi serta peduli pada aspek keselamatan dan keberlanjutan.”

Frogs Indonesia menyambut baik kolaborasi ini dan menegaskan komitmennya untuk bertransformasi dari sektor pertanian menuju solusi teknologi kebersihan modern.

Ardenna Kembangkan Drone yang Mampu Deteksi Rintangan di Sepanjang Rel Kereta