Friday, April 26, 2024
HomeHot NewsPutus Asa Pesawatnya Menukik Tajam, Pilot di Perancis Lompat ke Laut dan...

Putus Asa Pesawatnya Menukik Tajam, Pilot di Perancis Lompat ke Laut dan Hilang

Seorang kopilot di Perancis dilaporkan hilang akibat melompat dari pesawat sesaat sebelum terjadi kecelakaan. Namun nahas, niat hati menyelamatkan diri, pilot tersebut malah hilang dan belum ditemukan keberadaannya sampai berita ini diturunkan.

Baca juga: Inilah Autorotation, Fitur yang Wajib Dikuasai Pilot untuk Keadaan Darurat

Laporan BBC Internasional, kopilot berusia 32 tahun itu disebutkan tengah mengikuti training class menggunakan pesawat kecil Piper. Tetapi, saat berada di dekat pantai di Biscarrosse, barat daya Bordeaux, Perancis, pesawat dilaporkan hilang kendali, menukik tajam dan nyaris nyemplung ke laut.

Merasa tak aman, kopilot tersebut reflek dan menyelamatkan diri dengan cara melompat ke laut. Padahal, pesawat masih bisa mendarat mulus dengan selamat di pantai berkat sang instruktur.

Helikopter dan speedboat penjaga pantai sejak dua hari lalu telah dikerahkan untuk mencari keberadaan kopilot nahas itu. Tetapi, hasilnya nihil. Pencarian terus dilakukan sampai hari ini.

Tim penyelidik sendiri masih mencari tahu penyebab pasti insiden itu. Sejauh ini ada dua dugaan, satu karena pesawat kehabisan bahan bakar dan satu lainnya karena kopilot mengambil alih pesawat hingga menyebabkannya menukik tajam.

Dari kacamata prosedur, tentu apa yang dilakukan kopilot hilang di Perancis ini keliru. Saat terjadi keadaan darurat pada pesawat, tetap tenang tentu menjadi syarat agar segalanya berjalan lancar. Ketenangan menjadi harga mati pilot saat menghadapi berbagai situasi genting saat penerbangan berlangsung.

Terbukti, meski keadannya sudah terlampau genting dan pesawat nyaris celaka, instruktur penerbangan yang melatihnya berhasil mengendalikan pesawat dan mendarat bersamanya dengan selamat.

Pada pesawat perintis seperti itu, mungkin tantangannya tak lebih besar dibanding pesawat narrowbody ataupun widebody. Misalnya, saat terjadi depresurisasi pesawat.

Depresurisasi pesawat sendiri merupakan situasi dimana tekanan udara berkurang yang biasa terjadi di dalam kabin pesawat. Secara epistemologi, depresurisasi pesawat bisa dibilang sama dengan dekompresi eksplosif.

Ketika terjadi depresurisasi, pilot harus menurunkan ketinggian pesawat untuk mengembalikan tekanan udara seperti sedia kala. Namun, dikutip dari Simple Flying, dalam situasi tersebut, rata-rata penumpang dan kru dapat bertahan 25 detik sebelum pingsan.

Itulah mengapa jika depresurisasi pesawat terjadi di sekitar ketinggian 30.000 kaki dan hal tersebut menyebabkan masker oksiden keluar dari langit-langit di atas kursi penumpang, kapten pilot harus sesegera mungkin menurunkan ketinggian sebelum pasokan di tangki oksigen habis. Sebelum itu terjadi, penumpang dan kru sudah dibekali masker oksigen untuk memudahkan bernapas.

Setidaknya pesawat harus berada di ketinggian dimana manusia bisa bernafas secara normal, yaitu di bawah 10 ribu kaki. Sebagai informasi tambahan, tangki oksigen yang dibawa oleh sebuah pesawat ini disimpan di bagian lambung.

Baca juga: Bagaimana Awak Kokpit Mengatasi Situasi Darurat di Udara?

Dalam rentang waktu yang cukup singkat tersebut, dan tentu saja menegangkan, kapten pilot harus dengan cekatan mencari jalur yang aman dan tidak menginterupsi penerbangan lainnya, sembari juga berkomunikasi dengan menara pengawas (ATC) untuk meminta izin melakukan pendaratan darurat.

Mungkin ini terdengar sangat klise dan tidak akan berpengaruh banyak pada Anda yang tengah berada dalam kondisi terdesak seperti ini. Tapi sejatinya, seorang pilot sudah terlatih untuk menangani situasi darurat semacam ini.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru