Menjadi ibu kota provinsi yang cukup berkembang, Banda Aceh akan diubah menjadi kota modern oleh Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Hal tersebut dikatakaan oleh Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah yang mengunngkapkan rencana pembangunan mass rapid transit (MRT) saat penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) 2019 kepada para bupati dan wali kota se-Provinsi Aceh.
Baca juga: MRT Jakarta Pertimbangkan Kehadiran ‘Gerbong’ Khusus Penumpang Wanita
“Awal tahun depan kita akan memulai membangun sistem transportasi massal dengan menggunakan kereta rel listrik atau jalan Mass Rapid Transit (MRT) di Kota Banda Aceh,” ungkap Nova yang dikutip KabarPenumpang.com dari berbagai laman sumber.
Menurutnya sistem transportasi massal tersebut sangat efektif untuk menekan kemacetan serta meminimalisir tingkat kecelakaan pengemudi kendaraan bermotor. Nova mengatakan, MRT tersebut akan mampu mengangkut hingga 300 penumpang sekali jalannya.
Dia mengaku rencana pembangunan MRT tersebut karena terobsesi dari DKI Jakarta, Malaysia dan Singapura. Untuk masalah rencana pembangunan MRT, pihak Dinas Perhubungan Aceh saat ini tengah menganalisis skema kerja sama dengan pemerintah atau lembaga swasta.
“Pembangan MRT itu, butuh dana sampai Rp6 triliun. Dananya bisa dari APBN, APBA, APBK, dan bahkan bisa juga dari swasta. Ya mungkin pembangunannya hingga 2022,” kata Nova.
Nantinya, jika pembangunan berhasil di Banda Aceh, Pemprov Aceh akan mengembangkan proyek tersebut ke Lhokseumawe, Langsa serta ke Aceh Barat. Adanya rencana tersebut, Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman menyambut dan mendukungnya. Dia mengatakan, adanya pembangunan moda transportasi massal tersebut juga bisa menunjang sektor pariwisata.
“Kami menyambut baik rencana Pemerintah Provinsi membangun MRT di Banda Aceh. Transportasi bertaraf internasional ini nantinya akan menjadi penunjang sektor pariwisata,” yang dikutip dari Antara, Selasa (18//12/2018).
Baca juga: Terlalu Mahal dan Okupansi Rendah, Mahathir Terpaksa Batalkan Pembangunan Fase 3 MRT Malaysia
Usman mengatakan, sebagai ibukota provinsi dan juga wajah Aceh, kota Banda Aceh terus dibenahi dan dengan kehadiran MRT akan menjadi lebih modern serta efisien. Apalagi kehadiran MRT ini bisa menambah moda transportasi yang sebelumnya yakni bus Trans Kutaraja di Banda Aceh. Namun, Usman menambahkan, bila hanya mengandalkan APBK, Pemkot Banda Aceh tidak akan mampu sehingga perlu campur tangan Pemprov dan pusat dalam pembangunannya.