Kereta peluru Trans-ASEAN yang akan menghubungkan Cina, Laos hingga ke Singapura baru saja dicanangkan oleh Thailand. Negara Gajah Putih ini akan memulai jalur kereta peluru tersebut dari Stasiun Bang Sue di Bangkok menuju titik akhir di Stasiun Beijing, Cina.
Baca juga: Jelang Olimpiade Musim Panas, WiFi Gratis Siap Hadir di Kereta Peluru Shinkansen
KabarPenumpang.com melansir todayonline.com (8/7/2019), Bang Sue sendiri adalah distrik yang kurang terkenal dibandingkan dengan Chatuchak.
“Orang Thailand akan dapat naik kereta api berkecepatan tinggi ke ibu kota Cina dan Singapura dari stasiun kereta api di Bang Sue di masa depan,” ujar Wakil Menteri Transportasi Pailin Chuchottaworn.
Kereta peluru ini direncanakan karena Thailand akan dijadikan sebagai pusat logistik ASEAN. Sehingga para pejabat sepakat bahwa kereta api berkecepatan tinggi akan menjadi jantung dari sistem infrastruktur baru yang sangat dibutuhkan Thailand. Ditambah selama ini, Thailand punya hubungan bilateral dan indsustri yang kuat dengan Cina.
Nantinya kereta peluru ini akan menjadi yang pertama di Thailand dan merupakan jaringan transportasi modern yang mengular sepanjang 3.193 km dengan biaya pembangunan sekitar 2,07 triliun Bath atau sekitar $91,4 miliar dollar Singapura.
“Rute kereta api akan menghubungkan Bang Sue dengan Chiang Mai di Utara, Laos di Timur Laut, Kamboja di Timur dan Malaysia di Selatan. Tetapi rencana ini tidak hanya di atas kertas. Pemerintah telah memulai pembangunan beberapa rute dan akan “terus memanggil tawaran” untuk proyek tersebut,” kata Pailin.
Dia menambahkan, rute-rute ini akan membuat transportasi menjadi lebih nyaman dan diharapkan bisa mendorong perekonomian nasional dalam jangka panjang. Rute pertama yang akan dibangun adalah dari Thailand-Sino dimana menghubungkan Bangkok dan Nong Khai di ujung Timur Laut Cina dan dijadwalkan selesai pada 2023.
Jalur ini akan sepanjang 608 km dan berfungsi sebagai transportasi utama ke Laos yang ada di sebelah Nong Khai. Dari garis perbatasan, rute kereta api lain akan membawa penumpang ke ibu kota Laos, Vientiane, dan babak terakhir akan membawa para pelancong ke Mohan, sebuah kota perbatasan di provinsi selatan Cina.
Jalur sepanjang 414 km antara Vientiane dan Mohan kini telah selesai 55 persen, menurut seorang pejabat Laos yang meminta untuk tidak disebutkan namanya. Pemerintah Laos juga sedang dalam proses membangun bagian rel lain yang menghubungkan ibu kotanya dengan Nong Khai.
“Ini adalah proyek untuk mengubah kami dari negara yang terhubung dengan daratan (Laos tidak mempunyai garis pantai-red). Saat ini, orang harus menghabiskan dua hari perjalanan dari Vientiane ke Mohan, tetapi dengan kereta api berkecepatan tinggi, para pelancong akan hanya membutuhkan tiga jam,” kata pejabat tersebut.
Seperti Thailand, Laos bermaksud menggunakan rute internasional ini untuk membantu meningkatkan ekonominya. Pejabat itu berharap garis ini akan menarik antara 10 dan 20 juta turis Tiongkok ke negara itu setiap tahun. Jalur ini juga akan menguntungkan Thailand secara ekonomi karena pihak berwenang Thailand berencana untuk menghubungkan Nong Khai dengan Koridor Ekonomi Timur (EEC), proyek negara yang banyak disebut-sebut untuk menjadikan Timur sebagai pusat industri untuk produksi modern dan cerdas.
Bang Sue nantinya akan menjadi pintu gerbang dalam pembangunan proyek kereta cepat ini. Stasiun Bang Sue akan dibangun menjadi sebuah “stasiun besar”, yang diharapkan menjadi yang terbesar di seluruh negara ASEAN.
Baca juga: Mulai Mengular 2021, Kereta Cepat Jakarta-Bandung Gunakan Kereta Generasi Baru CR400AF
Stasiun empat lantai akan mencakup area seluas 300 ribu meter persegi dan direncanakan akan dikelilingi oleh area komersial. Stasiun ini juga akan terhubung dengan Jalur Biru kota, Jalur Kereta Api Bandara, dan rute kereta api ke provinsi di pedalaman Thailand.