Eropa Tengah dan Timur serta Asia Tengah saat ini sedang berjuang dengan infrastruktur perkeretaapian yang usang dan bermasalah. Namun, Uzbekistan selama sepuluh tahun terakhir justru sudah mengembangkan jaringan kereta berkecepatan tinggi dan membuat iri kawasan itu. Sepuluh tahun lalu sejak peresmian jalur pertama, kereta berkecepatan tinggi buatan Spanyol telah mengoperasikan tiga rute.
Baca juga: Indonesia Menjadi Negara Pertama Mendapatkan Bebas Visa ke Uzbekistan
Di mana pemerintah Uzbekistan membuat rencana untuk terus meningkatkan serta memperluas kemampuan sistem rel. Dirangkum KabarPenumpang.com dari emerging-europe.com (2/9/2021), jalur pertama dari sistem kereta api berkecepatan tinggi, menghubungkan ibu kota Tashkent dengan kota Jalur Sutra Samarkand yang bersejarah dibangun dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Ini diprakarsai oleh dekrit dari presiden saat itu Islam Karimov, pembangunan jalur sepanjang 344 km selesai hanya dalam lima bulan. Proyek ini menjadikan Uzbekistan sebagai negara kedua di dunia pasca Soviet setelah Rusiadan yang pertama di Asia Tengah yang memiliki sistem kereta api berkecepatan tinggi.
“Ini adalah perkembangan besar dalam infrastruktur transportasi Uzbekistan. Selain secara signifikan mengurangi biaya logistik untuk bisnis, sistem kereta api berkecepatan tinggi juga mengurangi jejak karbon Uzbekistan,” kata Alisher Juraev, manajer proyek di Asian Development Bank (ADB).
Ko Sakamoto, spesialis transportasi ADB untuk Asia Tengah dan Barat mengatakan, proyek ini meningkatkan daya tarik kereta api sebagai moda transportasi yang ramah lingkungan, andal dan terjangkau bagi masyarakat Uzbekistan. Kereta listrik yang digunakan pada rute ini dikenal sebagai Afrosiyob, diproduksi oleh perusahaan Spanyol Talgo dan dapat mencapai kecepatan tertinggi 250 km per jam.
Kehadiran kereta berkecepatan tinggi ini memangkas waktu dari Tashkent ke Samarkand menjadi dua jam dibandingkan dengan mobil atau bus yang memakan waktu lima jam perjalanan. Pada tahun 2016, kereta api Uzbekistan menyelesaikan perpanjangan jalur Tashkent-Samarkand, membangun jalur 256 km lebih jauh ke kota Bukhara.
Saat ini, Uzbekistan memiliki jalur kereta api berkecepatan tinggi sepanjang 600 km dan jaringan terluas keempat belas di dunia dan dua kali lipat dari yang dapat ditemukan di Amerika Serikat. Sementara perpanjangan lain, dari Samarkand ke kota selatan Qarshi, dibuka pada tahun 2015, kereta yang beroperasi di jalur sepanjang 141 km ini tidak memenuhi ambang batas untuk diklasifikasikan sebagai “kecepatan tinggi” karena berlari dengan kecepatan tertinggi 161 km per jam.
Sejak 2018, layanan ini telah beroperasi di luar kapasitas karena permintaan yang berlebihan, dengan penumpang sering harus membeli tiket berbulan-bulan sebelumnya. Melihat keberhasilan proyek tersebut, pemerintah Kazakh mengumumkan awal tahun ini bahwa mereka akan melakukan proyek serupa, menghubungkan provinsi selatan Turkestan ke Tashkent melalui jalur kereta api berkecepatan tinggi.
Kereta api berkecepatan tinggi sangat menguntungkan bagi industri pariwisata Uzbekistan. Negara ini penuh dengan situs-situs bersejarah, banyak di antaranya yang kurang dikenal sebagai tujuan wisata yang layak karena kurangnya paparan di seluruh dunia. Tetapi situs-situs bersejarah seperti Samarkand, yang dulunya merupakan pusat penting ilmu pengetahuan Islam, dan Bukhara, ibu kota lama dari sebuah khanat eponim yang menguasai sebagian besar wilayah yang sekarang mudah diakses, sedang berubah.
Baca juga: Juni 2019, Uzbekistan Airways Buka Penerbangan Jakarta – Tashkent 2x Seminggu
Sekarang, Uzbekistan, selain menjadi tuan rumah warisan budaya dan situs sejarah yang luar biasa, juga dapat memberi pengunjung pandangan sekilas tentang masa depan, dengan kereta modern berkecepatan tinggi. Dr Jamshed Safarov sangat memuji pemerintahnya yang mewujudkannya.