Jika dilontarkan pertanyaan, “sudah berapa lama lokomotif kereta api mengalami perkembangan?” bisakah Anda menjawabnya? Bagi Anda yang menjawab 100 tahun, jawabannya kurang tepat, karena lokomotif kereta sudah mengalami ‘evolusi’ sekira sejak dua abad yang lalu. Ya, membutuhkan waktu kurang lebih selama dua abad untuk bisa mengembangkan teknologi di lokomotif kereta api sehingga bisa dinikmati seperti yang Anda tumpangi saat ini.
Baca Juga: Bon Bon, Mengenal Legenda Lokomotif Listrik Indonesia
Dua abad bukanlah waktu yang sebentar untuk melakukan sebuah evolusi, dimana salah satu momen perdana lokomotif kereta api muncul di hadapan publik adalah ketika insinyur Richard Trevitchick memamerkan temuannya di kota pertambangan Welsh, Merthyt Tydfil – dan siapa sangka bahwa temuan ini memberikan dampak yang sangat besar terhadap perkembangan transportasi di era yang sekarang.
Era Lokomotif Uap
Seperti yang dilansir KabarPenumpang.com dari laman railway-technology.com, di tahun 1802, Richard pertama kali memamerkan teknologi lokomotif dengan menggunakan tenaga uap. Namun sebuah bencana menimpa Richard, dimana ‘Penydarren’ – nama lokomotif yang ia ciptakan ini meledak di Greenwich dan menewaskan empat orang. Musibah ini lalu dijadikan senjata oleh rival Richard untuk menyerang dengan mengatakan bahwa lokomotif bertenaga uap tidaklah aman untuk dioperasikan. Kendati begitu, Penydarren sudah kadung menorehkan sejarah dalam perkembangan teknologi lokomotif – pasalnya, Penydarren kala itu menjadi kereta api dengan menggunakan lokomotif uap skala penuh pertama yang beroperasi.
Inovasi pun terus berlanjut, dimana pada tahun 1812, seorang insinyur bernama Matthew Murray membuktikan kelayakan komersial dari lokomotif bertenaga uap dengan inovasinya yang dinamakan Salamanca.
Pertama kali mengular di Middleton Railway, Salamanca merupakan lokomotif uap pertama yang menggabungkan dua silinder dan menjadi lokomotif pertama yang menggunakan aktuator linier rack and pinion untuk mengubah gerak rotasi menjadi momentum ke depan.
Di saat yang hampir bersamaan, seorang insinyur yang bernama George Stephenson mengembangkan kurang lebih 16 lokomotif eksperimental di rentang tahun 1814 sampai 1826. Adapun lokomotif kembangan George Stephenson ini akan bertugas di sekitaran Killingworth Colliery, Inggris.
Melalui inovasinya ini juga, George Stephenson juga sempat berencana untuk membangun jalur lokomotif uap antara Liverpool dan Manchester – dan rencana ini benar-benar berjalan pada tahun 1830-an. Ya, revolusi lookomotif uap benar-benar terjadi sampai tahun 1830-an.
1879: Elektrifikasi Lokomotif
Tidak mau kalah dengan Inggris, Jerman juga mulai mengembangkan lokomotif yang jauh lebih canggih ketimbang yang menggunakan tenaga uap. Adalah Werner von Siemens, penemu dan pendiri perusahaan teknik multinasional Siemens AG, yang mulai mengelektrifikasi lokomotif di tahun 1879. Selama rentang empat bulan uji coba, lokomotif listrik kembangan Siemens ini berhasil mengangkut sekira 90.000 penumpang.
Merasa sukses dengan lokomotif listriknya ini, Siemens melanjutkan membangun jalur trem listrik pertama di dunia di pinggiran kota Berlin Lichterfelde pada tahun 1881. Kebutuhan untuk mengurangi polusi kereta api di bawah tanah dan terowongan mendorong pengadopsian lokomotif listrik pada dekade-dekade berikutnya. Merasa sependapat dengan Siemens, negara-negara lain mulai mengadopsi inovasi serupa, seperti Perancis dan Jepang.
1892 – 1945: Proses Dieselisasi
Paten pada mesin pengapian kompresi (atau mesin diesel) terjadi di tahun 1892 yang dirilis oleh Dr Rudolf Diesel. Inovasi ini dengan cepat memicu spekulasi tentang bagaimana metode pembakaran internal baru ini dapat diterapkan pada tenaga penggerak kereta api. Pengembangan berkelanjutan dari mesin diesel yang semakin efisien dengan peningkatan rasio daya terhadap bobot pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 – banyak di antaranya berasal dari Swiss perusahaan teknik Sulzer, tempat Rudolf Diesel bekerja selama beberapa tahun.
Pengembangan lokomotif diesel pada era ini semakin menjamur mengingat lokomotif uap yang sudah semakin tergerus oleh jaman. Lalu sejak tahun 1945 sampai saat ini, perkembangan teknologi di sektor moda transportasi jalur rel mulai merambah tenaga campuran antara diesel dan listrik – tepatnya teknologi ini dikembangkan terhitung sejak surutnya Perang Dunia Kedua.