Seorang ibu meminta perusahaan bus untuk lebih bertanggung jawab terhadap setiap penumpang muda setelah putrinya yang berusia 14 tahun ditinggalkan di kota yang tidak ia ketahui. Teina Owen, wanita asal Bay of Plenty menitipkan putrinya, Maia Te Ratana di bus InterCity untuk mengunjungi teman-temannya di Pahīatua, Selandia Baru, dalam rangka liburan musim panas. Namun ketika keluarga dari teman Maia tersebut menjemput, alangkah terkejutnya ketika mereka tidak mendapati Maia di dalam bus tersebut.
Baca Juga: MRT Singapura Tabrakan (Lagi), Mengingatkan Insiden 24 Tahun Lalu
Sebagaimana yang dilansir KabarPenumpang.com dari laman stuff.co.nz (17/1/2019), Maia dikabarkan tertinggal ketika bus transit di Bulls pada Selasa (15/1/2019). Maia yang relatif masih sangat muda merasa ketakutan ketika dirinya sendirian di tempat yang tidak ia ketahui. Kepada awak media, Maia mengatakan bahwa ia tidak menemukan siapapun ketika tengah menunggu bus menuju Palmerston North di Bulls.
Maia hanya bisa tertegun ketika mengetahui bahwa dirinya telah ditinggalkan oleh bus yang membawanya hingga Bulls.
Atas insiden ini, Teina Owen mendapatkan pengembalian uang dan permintaan maaf dari pihak InterCity atas ketidaknyamanan yang menimpa keluarganya. Namun Teina tidak bisa menerima itu begitu saja, dan meminta pihak bus untuk lebih bertanggung jawab terhadap penumpang yang mereka bawa – terutama anak-anak. Berita ini sontak menjadi viral manakala Teina menunggah cerita soal insiden yang menimpa putrinya di sosial media Facebook. Dari situlah fakta lain terungkap.
Ternyata hal seperti ini bukanlah yang pertama menimpa InterCity, dimana pihak bus meninggalkan sejumlah anak di tempat yang berbeda ketika transit. Ini jelas bertolak belakang dengan standar yang berlaku di perusahaan, dimana InterCity memiliki prosedur untuk anak-anak berusia antara 7 dan 12 tahun yang bepergian sendiri, yang hanya dapat bepergian dengan rute langsung tertentu, dimana mereka harus menyantumkan nama dan perincian kontak untuk orang dewasa yang mengantarnya dan mengambilnya. Sementara untuk anak-anak yang lebih dewasa, tidak akan dikenakan perlakuan khusus.
Juru bicara dari InterCity, Daniel Rode mengatakan bahwa manajemen perusahaan telah menanggapi keluhan Teina Owen dengan serius dan telah meminta maaf dan mengembalikan tiket Maia.
“Jadi, kita tahu ada cukup waktu bagi Maia untuk transit. Tapi … kita tidak bisa mengatakan mengapa dia melewatkan kesempatan tersebut,” ujar Daniel.
Baca Juga: Rentetan Kecelakaan Maut Bus di Indonesia
Maia yang sendirian lalu berinisiatif untuk menelpon orang tuanya yang lalu menyuruhnya untuk mencari McDonald’s supaya dirinya tidak sendirian di jalan.
Dari kasus ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa tanggung jawab yang dibebankan kepada perseorangan atau perusahaan sekalipun benar-benar harus dijalankan dengan baik – bukan malah disepelekan begitu saja.